New Journey Of The Legendary King
"Jay... Jay.. Jay..!!
Bangunlah Jay, aku tidak mau kehilangan kamu huhuhuhu... Jay, cepat bangun Jay.. !"
Ratih terus menangis tersedu-sedu sambil mengguncang tubuh Jay yang telah dingin. Kekasih Jayendra Maheswara ini masih tak bisa menerima kenyataan bahwa lelaki yang sangat dicintainya selama dua tahun terakhir itu kini telah terbujur kaku di ruang jenazah Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo.
"Sudahlah Ratih, ikhlaskan kepergian Jayendra. Biarkan dia kini tenang di alam sana, jangan bebani kepergian nya dengan tangisan mu itu. Kasihan saudara Jay jika ia tahu bahwa orang yang dicintainya masih belum mengikhlaskan nya", hibur Dokter Bayu, sahabat dekat Jay dan Ratih sejak mereka masih sama-sama mengenyam pendidikan di salah satu universitas negeri terkemuka dj kota pahlawan itu. Dokter Bayu jugalah yang menangani Jay saat di bawa masuk ke UGD usai mengalami kecelakaan fatal di sebuah jalan tol.
"Tapi Bayu, dia masih punya janji yang belum ia tepati. Jay bilang akan menikahi ku setelah tabungan nya cukup.
Dia tidak boleh mengingkari nya Bayu, tidak boleh! Jay harus melaksanakan janjinya huhuhuhu.. ", air mata Ratih Kumalasari terus saja tumpah membasahi pipi nya sambil memeluk mayat Jay.
" Iya aku tahu itu, Ratih. Tapi aku juga tidak berdaya untuk menyelamatkan nyawa nya. Dia adalah sahabat ku satu-satunya yang terus menyemangati ku saat aku terpuruk oleh perceraian orang tua ku. Dia juga yang membantu ku agar aku bisa masuk fakultas kedokteran. Apa kau pikir aku juga tidak kehilangan Jay hah?!
Andai saja bisa menukarkan nyawa ku dengan Jay, aku rela melakukan nya, Ratih. Tapi kita juga harus menerima kenyataan bahwa Jay sudah tiada saat ini", mata Dokter Bayu berkaca-kaca sambil berbicara. Segera ia melepaskan kacamata nya dan mengusap bulir air mata yang perlahan menetes disana. Dia sungguh sedih melihat nasib yang kini menimpa sahabat terbaik nya itu.
Saat keduanya sedang meratapi kematian Jay yang begitu tragis, di suatu tempat yang disebut sebagai Alam Awang-uwung, alam kekosongan yang merupakan alam menuju tempat keabadian sejati, seorang lelaki paruh baya dengan tubuh gagah dan berwibawa serta mengenakan pakaian mewah seperti seorang raja dari jaman dulu lengkap dengan mahkota dan sumping telinga dari emas berjalan menuju ke sebuah gapura alam keabadian sejati.
Tetapi belum sempat ia menapaki tangga gapura, cahaya menyilaukan mata menghalangi jalan lelaki paruh baya itu.
"Kau mau kemana, hei Prabu Jayabaya?!", terdengar suara agung yang membuat lelaki paruh baya yang disebut sebagai Prabu Jayabaya itu segera berlutut dan menyembah.
" Mohon ampun, Wahai Sang Penguasa Alam Semesta. Tugas hamba sebagai pemimpin rakyat Panjalu sudah selesai, sudah saatnya hamba beristirahat dan menghuni alam keabadian sejati sebagai akhir dari perjalanan setiap umat manusia", tutur Prabu Jayabaya dengan penuh hormat.
"Prabu Jayabaya oh Prabu Jayabaya..
Sebagai titah, kau terlalu sombong karena dianugerahi kemampuan untuk melihat masa depan. Tugas mu sebagai raja memang sudah purna, tetapi masa pengabdian mu sebagai raja pandita mengapa kau tinggalkan? Sebelum mencapai batas usia mu, seharusnya kau mengabdikan sisa hidup dengan berbakti kepada Ku.
Tetapi kau malah lebih dulu mengambil jalan moksa sebelum waktunya, Prabu Jayabaya. Oleh karena itu kau tidak Ku izinkan untuk masuk ke dalam alam keabadian sejati", ucap suara agung itu membahana.
"Ampuni dosa hamba dengan segala kelancangan yang hamba lakukan", kembali Prabu Jayabaya berlutut untuk meminta pengampunan.
" Kau harus di hukum untuk sifat sembrono mu itu, heh Prabu Jayabaya", usai kata itu terucap, tiba-tiba sepasang tangan gaib muncul dan segera memisahkan raga dan roh Prabu Jayabaya.
"Jalani hukuman mu, Prabu Jayabaya. Bila tiba masa pengampunan mu, kau akan bersatu lagi dengan raga mu untuk memasuki alam keabadian sejati", setelah kata-kata ini terdengar, roh Prabu Jayabaya tertarik oleh sesuatu yang kuat kebawah. Seketika itu juga, roh itu melesat cepat dan masuk ke dalam tubuh Jayendra Maheswara.
Dan....
Uhukkk uhukkk uhukkk...!
Suara batuk-batuk beberapa kali terdengar dari mulut Jay. Seketika itu juga Dokter Bayu melotot matanya melihat Jay kawan karib nya yang sudah dinyatakan meninggal dunia 3 jam yang lalu, kini bangun dari ranjang kematiannya.
Dua suster yang sedari tadi menemani Dokter Bayu langsung ketakutan dan pingsan seketika melihat Jay yang duduk di ranjang. Sementara Dokter Bayu sendiri lemas dengkul nya melihat kawan nya hidup lagi.
Sedangkan Ratih yang baru saja menangisi Jay langsung kehabisan kata-kata. Perempuan cantik itu segera menutup mulutnya yang melongo karena melihat keajaiban terjadi di depan matanya.
"Ini ada dimana? Kenapa semua nya terasa aneh begini? ", ucap Prabu Jayabaya sembari memperhatikan keadaan sekitar. Jelas bahwa pemandangan dunia modern saat ini sangat asing bagi orang yang hidup 900 tahun yang lalu itu.
" Jay Jay, k-kau masih hidup? Kau beneran masih hidup kan? Ini bukan hantu mu kan? ", berondongan pertanyaan terlontar dari mulut Dokter Bayu.
" Jay Jay Jay, yang sopan kalau berbicara pada seorang r..... Aaaarrrgggggghhhhh!!! ", belum selesai Prabu Jayabaya bicara, kepala nya berdenyut sakit sekali. Dan ingatan asing tentang dunia ini muncul satu persatu hingga membuatnya pusing sekali.
Melihat Jay sedang meringis kesakitan, Dokter Bayu langsung mengambil suntikan di saku jas nya. Dia bergegas untuk menyuntik obat penenang pada orang yang baru saja dinyatakan meninggal dunia itu.
Creeeeppppppphhh..
Setelah suntikan obat penenang diberikan, Prabu Jayabaya merasa pusing lalu hilang kesadaran dan langsung terbaring kembali. Dua suster yang sempat pingsan langsung mendorong ranjang tempat Jay ke salah satu bangsal perawatan di Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo bersama dengan Dokter Bayu dan Ratih.
4 jam kemudian..
'I-ini ada dimana? Kenapa kepala ku penuh dengan ingatan yang aku sendiri tidak pernah melakukan nya? ', Prabu Jayabaya yang siuman dari pengaruh obat penenang, bangkit dari ranjang rumah sakit sambil memegangi pelipisnya.
"Jay, kau sudah sadar? Syukurlah, akhirnya kau sadar juga. Aku sangat mencemaskan mu", ujar Ratih yang terbangun dari tidur nya di samping Prabu Jayabaya.
" Kau ini siapa? Kenapa kamu terus memanggil ku Jay? ", tanya Prabu Jayabaya seraya menatap wajah Ratih yang bulat telur dengan penuh heran.
Ratih pun tak segera menjawabnya. Dokter Bayu tadi mengatakan bahwa ada kemungkinan Jay kehilangan ingatannya untuk sementara waktu akibat kematiannya yang berlangsung selama tiga jam tadi. Jadi Dokter Bayu pun berpesan pada Ratih agar tidak salah sangka dan memberikan penjelasan pada Jay secara bertahap untuk mengembalikan ingatannya seperti semula.
"Kau ini Jayendra Maheswara, biasa orang memanggil mu Jay. Kau ini anak angkat Pak Hendro dan Bu Hendro dari panti asuhan di kawasan pinggiran Kota Surabaya. Kau lulusan terbaik Universitas Airlangga jurusan Antropologi dan saat ini menjadi seorang pengajar di SMA negeri terbaik di kota ini.
Masih kurang jelas aku menjelaskan tentang dirimu? ", tutur Ratih dengan sedikit tinggi nada bicara.
Aaaaaaarrrggggghhhhh!
Kembali Prabu Jayabaya merasakan sakit pada kepalanya yang dibalut perban. Potongan demi potongan ingatan asing itu terus membanjiri kepalanya.
" Kau jangan salah sangka, Nisanak! Aku ini adalah Pra.... ", Prabu Jayabaya tak bisa meneruskan omongan nya kala ia tak sengaja melihat ke arah cermin di sudut ruang rawat khusus rumah sakit itu. Sekilas wajah orang di cermin itu memang dirinya namun beberapa perbedaan besar jelas terlihat. Selain alis mata yang lebih tipis, lelaki ini juga tidak memiliki kumis lebat yang menjadi kebanggaan pada masanya.
Cepat-cepat Prabu Jayabaya menepuk wajah itu dan merasakan sakit. Jelas ini bukanlah mimpi melainkan kenyataan yang sedang berlangsung. Ia hidup kembali dengan wajah dan tubuh baru yang jauh lebih muda.
"Ini aku? ", Prabu Jayabaya menunjuk ke arah dirinya sendiri seolah-olah tak percaya dengan apa yang terjadi. Ratih menganggukkan kepala dengan cepat.
Prabu Jayabaya melongo sambil meremas rambutnya sendiri. Ternyata Hyang Penguasa Alam Semesta tidak main-main dengan ucapan nya dan benar-benar menghukum Prabu Jayabaya dengan menjadi sosok baru di dunia modern. Dia benar-benar tidak bisa berkata-kata apa-apa lagi sekarang.
Melihat Jay sudah lebih tenang dari sebelumnya, Ratih menarik nafas lega.
"Jay, coba sekarang kau ingat-ingat lagi apa yang menjadi penyebab kecelakaan mu? Polisi hanya menyimpulkan bahwa kau kecelakaan tunggal karena rem motor mu blong hingga kau menabrak pembatas jalan", tanya Ratih dengan lembut.
Potongan ingatan sang pemilik tubuh asli pun mulai terlihat satu persatu. Prabu Jayabaya yang bijak pun menggabungkannya menjadi satu rangkaian peristiwa yang ia alami.
" Aku ingat rem ku tiba-tiba tidak berfungsi padahal sedang dalam kecepatan tinggi. Sebelumnya ada dua orang sedang menduduki motor ku di parkiran swalayan. Apa itu mungkin penyebab kecelakaan ku? ", tanya Prabu Jayabaya sembari menatap wajah Ratih.
"Ini mencurigakan. Bisa jadi ada orang yang berniat untuk mencelakai mu, Jay. Mungkin dua orang itu bisa menjadi petunjuk siapa pelaku sebenarnya. Kau harus cukup istirahat untuk mengembalikan keadaan mu Jay, sebelum mencari tahu tentang orang itu", balas Ratih dengan senyuman manis terukir jelas.
'Jayendra Maheswara, kasihan sekali hidup mu. Kau mati tanpa tahu siapa orang yang mencelakai mu. Tapi jangan khawatir Jay, mulai sekarang aku akan menjadi dirimu dan menemukan dalang dari pelaku pembunuhan mu', batin Prabu Jayabaya sembari mengepal erat.
'Mulai sekarang aku adalah Jay'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Widi Nugroho
wah.. cerita baru kang Ebez.. kayaknya rame ini... semangat ya kang....
2025-01-10
2
breks nets
wah penggabungan dari cerita jaman Emboh ke jaman kekinian wkwkk
2025-01-08
2
Widi Nugroho
nah bangun lagi... ini nanti bininya berapa kang.... 4 atau 6 cukup kah..
2025-01-10
2