Sinopsis: Namaku Ebby Zahran. aku seorang OB di sebuah rumah sakit besar, aku selalu di salahkan oleh kakak tiriku, bahkan aku selalu di jadikan layak nya seorang babu. padahal aku putra kandung keluarga mamah. aku putra kedua dari mamah, papah ku sudah tiada, aku kira setelah mamah menikah lagi aku akan bahagia mempunyai kakak tiri . kakak tiriku putra kandung dari papah tiriku. mamah dan papah tiriku belum di karuniai anak.
aku juga belum pernah mendapatkan kebahagiaan dari kakak ku. dia selalu acuh, aku tak tau apa yg membuat nya seperti itu.
Ikuti kisah ku ini, semua tak mudah untukku.
hanya untuk hiburan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 25" Kemarahan
Ellena hari ini datang membawa bubur buatan nya untuk ku bersama Eza ,Dia berjalan mendekati brankar ku.
" Mas makan ya, ini bubur buatan aku" Ellena menarik kursi lalu duduk menghadap ku, aku menyandar ke ranjang di temani alat medis terpasang, dokter belum mengizinkan ku untuk lepas dari alat medis itu.
" Makasih ya" aku tersenyum sambil memakan bubur itu. Papah hanya duduk manis di temani nenek di samping nya.
" Sama - sama mas, aku mau kamu cepet sembuh biar kita bisa bersama terus" Ellena menyuapi ku dengan penuh kasih dan sayang.
Tiba - tiba pintu ruangan ku di tendang dan sekelompok pria kekar masuk memakai jaket hitam dan topi.
Brakkkkk" pintu itu buka aku terkejut, papah dan Eza bersiap - siap untuk melawan .
" Kalian mau apa?!" papah melindungi nenek dan aku , menatap tajam mata pria itu, sementara 4 orang lain nya berada di belakang nya.
" Kami mau dia!" tunjuk nya pada ku, Ellena memeluk erat tubuh ku karna dia tak mau kalau aku terluka.
" Apa yg kalian harapkan dari aku?!!!" Aku mencoba turun dan menatap tajam mereka , melepaskan infusan itu terlebih dahulu.
" Banyak omong!!!"pekik nya sambil mencengkram baju piyama rumah sakit ku, aku terkejut , lalu papah menghajar mereka dengan jurus nya, begitu pun Eza dan aku. Bekal ilmu kungfu dari kakek aku bisa melindungi diri dan mereka.
Salah satu dari mereka memukul punggung papah dengan kuat hingga papah tersungkur.
Aku bersiap melawan kembali namun mereka yg terkapar itu bangkit kembali . Mereka mengunci gerakan ku dalam genggaman nya yg sangat kuat.
Tangan kekar itu melingkari leherku, sementara tangan kirinya mengambil belati yg ada di kantong celana nya lalu mengarahkan belati itu di dekat pinggang ku.
" Kalo kalian maju nyawanya akan melayang hari ini juga!!!" Ucap pria itu sambil menguatkan genggaman nya di leherku, aku yg tercekik pun berusaha melonggarkan genggaman itu agar aku bisa bernafas sedikit.
Papah , nenek, Ellena dan Eza hanya bisa diam melihat nya tak mau jika aku sampai terluka , lalu mereka membawa ku keluar , tanpa banyak bicara papah dan Eza mengikuti, Ellena bersama nenek di rumah sakit ,karna tak mau sampai berlian itu terluka juga.
Singkat, mereka membawa ku ke sebuah ruangan gelap dan sempit, mereka mengikat kedua tangan ku di kursi.
Sesosok bayangan hitam muncul semakin mendekati ku, sosok itu tak asing buat ku karna aku sering melihat nya.
Jantungku berdegub kencang seakan ingin lompat dari dada ini, nafas ku tercekat, keringat dingin keluar membasahi wajah dan tubuhku.
' Ya Allah , tolong , ada apa ini?' batin ku di temani rasa takut yg kian memuncak, sosok itu mendekat.
" Hallo, Ebby ku!" Suara itu ternyata aku kenal, dia adalah kak Adi. rupanya kak Adi tak terima jika aku dekat terus dengan Ellena. Obsesi itu telah membutakan hatinya .
" Kak...." Aku bergetar sambil menggigit bibir bawahku ,karna tangan itu mencekal pipiku dengan kuat.
" Elu tau Ellena itu hanya milik gua!!!" pekik nya sambil menghempaskan ku, wajah nya penuh kemarahan membara .
" Aku juga cinta kak, aku tau ini salah tapi aku juga ingin bahagia kak!" bibir ku mulai bergetar ,memberanikan diri membalas tatapan tajam nya.
" Cinta elu bilang? Kalo gitu elu harus mati!!!" pekik kak Adi sambil mencambuk ku.
Ctarrrr! Splash! Cambukan sabuk itu menciptakan rasa sakit yg begitu tajam menusuk ke seluruh tubuhku, tubuh kurus ku seperti di tusuk ribuan jarum sensasi itu baru aku rasakan selama hidup ini, tubuhku seperti terbakar oleh api yg amat panas.meninggalkan luka sangat dalam.
Ctarrr! Splashhh!
Ctarrr! Splashhh! Kak Adi terus - terusan mencabuki tubuh ku yg terkapar tanpa rasa kasihan sedikit pun. Dia tak peduli dengan rintihan ku .
" Kkkak.....ampun...!!" suaraku yg melemah menatap ke arah wajah kak Adi.
" Ampun hah?! Gua nggak akan mengampuni elu!"Kak Adi masih mencambuki tubuh keringku, di mata nya ada sebuah kemarahan yg bergejolak tanpa ada sedikit pun rasa kasihan walau dia melihat air mata ku yg mengalir deras.
Ctarrr! Splashhh!!" Cambukan itu masih menghantam tubuh ku, aku meringkuk di kaki nya, tapi tiada ampun untuk ku.kemarahan kakak begitu nyata terlihat dari wajah nya .
" Adi!!!" Teriakan keras papah menggema di ruangan kosong berdebu itu, papah dengan cepat menendang perut kak Adi lalu menghajar nya tanpa ampun. Sementara Eza melepaskan tali yg mengikat ku, darah segar keluar dari tubuh ku.
Bugh....Bugh..!!" papah memukul kak Adi karna geram, setelah kakak terkapar , papah membawa ku ke rumah sakit.
Papah sudah muak dengan sikap nya kak Adi maka dari itu papah putuskan untuk mengirim kak Adi ke rumah karuhun di Sukabumi bersama kakak nya papah. Hari ini juga beliau menghubungi kakak nya yg ada di sana.
Kesadaran ku hilang aku menutup mata tepat di pangkuan Eza. Papah menambah kecepatan mobil nya dan sampai lah di sana.
Dengan cepat, papah membopong tubuh ku kembali ke ruangan, dokter Seno pun berlari untuk menangani ku.
Papah menyandar di tembok luar sambil menangis melihat ku yg penuh dengan luka.
" Hiks , maafkan papah sayang, semua ini salah papah tidak mendidik Adi dengan benar" tangis nya pecah melihat ku di tangani .
" Om sabar, semoga Ebby baik - baik aja ya" Eza menenangkan papah sambil bergetar , bibir nya pun bergetar, kini rasa takut menghantui hati papah , nenek dan Ellena.
" Hiks hiks...mas aku mohon jangan pergi" Tangis Ellena pecah melihat ku dari balik jendela .
" Tenang , kita harus banyak berdoa" Nenek memeluk tubuh Ellena dengan erat memberikan ketenangan .walau nenek sendiri tidak tenang.
Pintu pun terbuka, terlihat lah dokter Seno menghela nafas berat nya.
" Dok gimana kondisi Ebby?" Papah bangkit lalu mendekati nya, bibir dan wajah nya di penuhi air mata.
" Ebby mengalami luka yg cukup dalam, kondisi nya lemah, mungkin akan lama untuk bisa sadar kembali" dokter Seno menghela nafas berat nya.
" Tapi dok nggak ada masalah lain kan?" Eza membuka suara nya sambil memeluk papah yg histeris.
" Sejauh ini nggak ada hal serius, hanya itu saja" dokter Seno menarik nafas nya sambil berusaha tenang .
" Oke, makasih dok, kami boleh masuk kan?" Eza menunggu jawaban itu sambil tersenyum tipis , sementara Ellena hanya diam lemas mendengarkannya.
" Silahkan" Dokter Seno melangkah kembali ke ruangan nya, lalu mereka masuk dengan wajah di penuhi air mata.
Ellena duduk di sampingku, aku terbaring tak berdaya di penuhi alat medis menemani, air mata itu jatuh membasahi selimut ku.
" Mas , jangan pernah meninggalkan aku, aku sangat mencintai mu, aku takut" Ellena mengecup tangan kurus ku di penuhi air mata .
" Sabar ya, Ebby itu anak yg kuat, sekarang kita hanya perlu menunggu nya sampai sadar sambil berdoa" Nenek memeluk tubuh Ellena memberikan ketenangan untuk nya.
Papah menunduk di dekat kaki ku, air mata nya tak dapat lagi di bendung, rasa bersalah menghampiri nya, karna telah gagal mendidik kak Adi.
Kak Adi sudah di bawa ke Sukabumi bersama supir pribadi papah, dengan tidak sadarkan diri dia di bawa , papah sudah tak peduli dengan nya karna perilaku nya sangat keterlaluan.papah tidak tega kalau kak Adi penjara, karna dia darah daging nya.Cara itu paling tepat dari pada kak Adi makin ngelunjak.
Kemarahan nya begitu jelas, cinta membutakan hati nya, cinta juga telah membuat nya gelap mata, obsesi itu menguasai nya hingga rela melakukan hal nekat itu