Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sang Kapten Alaric
Saat Alaric sedang berjalan sendiri di dekat taman Rumah Sakit. Dia melihat beberapa anggota pasukan yang sedang berbicara tentang dirinya.
"Apa kau tau, Kapten Alaric datang tepat waktu untuk menyelamatkan para pasukan dan Komandan Tera pada saat itu." ucap salah anggota pasukan itu
"Apa benar kalau kekuatan Kapten seperti monster?" ujar anggota yang lain
Alaric yang mendengar itu pun hanya terdiam dan terus berjalan. Dia merasa kalau sudah saatnya ada seseorang untuk menggantikan posisinya.
"Ziaz sangat cocok menggantikan posisi ku untuk saat ini," katanya
Seminggu yang lalu, Tera dan pasukannya sedang bertarung melawan para Prajurit Kegelapan di wilayah barat. Mereka sangat kesusahan karena petir menyambar di tempat yang tidak di duga yang bisa membuat mereka terluka jika tidak menghindarinya.
"Jangan berdiri terlalu lama! Kalian harus banyak bergerak agar tidak terkena petir!" ujar Tera
Petir satu persatu mulai menyambar di lokasi tempat mereka berperang. Para Prajurit Kegelapan sudah hampir tinggal setengah karena terkena petir sedangkan para anggota pasukan tersisa sepuluh orang karena yang lain sedang terluka parah.
"Komandan! Mereka masih ada sekitar 200 orang! Sedangkan kita tersisa sepuluh orang yang masih sanggup untuk bertarung!" ucap salah satu anggota
Tera pun panik sambil melihat sekelilingnya. Karena situasi sedang mendesak Tera memutuskan untuk maju seorang diri agar para pasukannya bisa selamat.
"Biarkan aku maju seorang diri, kalian pergi selamatkan semua anggota yang terluka parah." ucap Tera
Para anggota pasukan yang mendengar itu pun tidak terima karena Tera bisa saja terbunuh karena kelelahan. "Komandan! Kau akan kehabisan energi jika melawan mereka seorang diri!" ucap salah satu anggota pasukan
"Ini adalah perintah!" ujar Tera dengan nada serius
Para anggota pasukan yang masih bisa bertarung pun pergi untuk menolong para anggota yang sedang terluka parah. Sambil menahan tangis, mereka semua melihat ke arah Tera yang berlari seorang diri ke arah para prajurit kegelapan yang jumlahnya masih sangat banyak.
Tera kembali teringat tentang perkataan Raja Yuto kepadanya. "Untuk apa takut kepada kematian jika kau telah memberikan yang terbaik untuk para pasukan."
Tera pun bertarung melawan para prajurit kegelapan dengan kekuatan yang masih tersisa. Tera berniat mengulur waktu sampai para pasukannya pergi dari sana.
Dia melompat ke tengah pertempuran, tubuhnya penuh dengan luka dan napasnya terengah-engah. Namun, matanya menyala dengan semangat yang tidak padam. Setiap tebasan pedangnya berhasil membunuh Prajurit Kegelapan, meski jumlah mereka tampak tidak berkurang sama sekali.
Di kejauhan, Alaric sedang menuju lokasi pertempuran. Dia tahu bahwa Tera tidak akan bertahan lama jika dibiarkan sendirian. Saat mendekati tempat peperangan, Alaric dapat melihat petir-petir yang masih menyambar dari langit yang gelap, seakan alam pun berpihak kepada musuh.
"Sialan," gumam Alaric
Sementara itu, Tera mulai kehilangan kekuatan. Tubuhnya bergerak lambat, dan serangan para Prajurit Kegelapan mulai mengenai dirinya. Tera terjatuh ke tanah, namun dia tetap menggenggam pedangnya. Ketika salah satu prajurit lawan mendekatinya untuk memberikan serangan terakhir, sebuah kilatan cahaya tiba-tiba menyilaukan medan perang.
"Apa itu?" gumam salah satu prajurit kegelapan
Dari kejauhan, Alaric muncul dengan auranya yang sangat mengintimidasi. Matanya berkilauan seperti petir itu sendiri, dan setiap langkahnya membuat tanah di bawahnya bergetar. Para Prajurit Kegelapan tertegun, tubuh mereka gemetar melihat sosok yang kini berdiri di hadapan mereka.
"Kapten Alaric!" teriak salah satu anggota pasukan yang sedang menyelamatkan prajurit terluka. Mereka semua merasa ada harapan dan mereka kembali bangkit.
Alaric mengangkat pedangnya, yang kini diselimuti oleh kekuatan cahaya "Hey! Lawan lah aku!" teriak Alaric kepada para prajurit kegelapan
Dengan satu ayunan pedang, sebuah gelombang energi cahaya yang dahsyat melesat ke arah para Prajurit Kegelapan, meluluhlantakkan barisan mereka. Langit yang gelap mulai cerah, dan petir-petir yang tadinya menyambar acak kini menghilang.
Di sisi lain medan perang, Tera tersenyum lemah saat melihat Alaric. "Kau datang... seperti biasa, tepat waktu," katanya sebelum kehilangan kesadaran.
Alaric mendekati Tera, lalu menghadap kepada sisa Prajurit Kegelapan. Meski jumlah mereka masih banyak, Alaric tidak menunjukkan tanda-tanda gentar.
"Jika kalian ingin bertarung," katanya dengan suara yang menggema di medan perang, "maka hadapi aku!"
Prajurit Kegelapan yang tersisa mulai maju dengan ragu, tapi Alaric hanya menyeringai. "Sudah cukup lama aku tidak melakukan ini."
Dalam hitungan detik, medan perang berubah menjadi arena pertarungan satu sisi. Alaric menunjukkan kekuatan yang tak tertandingi, seperti monster yang dikisahkan oleh para prajurit sebelumnya. Namun, di balik semua itu, dia terus memikirkan satu hal.
"Aku sudah terlalu lelah untuk melakukan ini lagi," ucapnya dengan suara kecil
Alaric pun menebas semua prajurit kegelapan yang masih tersisa. Para anggota pasukan pun berlari ke arah Alaric yang sedang bertarung. "Kapten Alaric!" ujar mereka
Dengan mudah Alaric menancapkan pedangnya ke dada salah satu prajurit kegelapan, lalu menarik pedangnya hingga membuat para prajurit kegelapan mulai ketakutan.
"Bawa Tera pergi dari sini! Dia hanya pingsan karena kehabisan energi," ucap Alaric sambil menahan para prajurit kegelapan
Para anggota pasukan yang mendengar itu pun langsung membawa Tera ke atas gerobak kuda lalu mengobatinya. "Pergilah dari sini sekarang! Aku akan menyusul nanti!" ujar Alaric
"Baik Kapten!" ucap anggota pasukan yang tersisa
Mereka pun membawa pergi para anggota pasukan yang sedang terluka dan Tera yang sedang pingsan karena kelelahan. "Apa kau yakin meninggalkan Kapten Alaric sendirian?" tanya salah satu anggota
"Perintah Kapten Alaric tidak bisa di bantah, kekuatannya berada satu tingkat di atas kekuatan Ziaz si biru." ucap anggota lain
Alaric pun berhasil menyisakan para prajurit kegelapan yang jumlahnya menjadi sangat sedikit. "Apa kalian ingin maju ke arah ku lagi?" ucapnya
Para prajurit kegelapan pun mulai ketakutan. "Sial, pedang miliknya itu murni kekuatan dari Kerajaan Cahaya sepertinya, walaupun bukan termasuk salah satu pedang yang sedang kita incar." ucap salah satu dari mereka
Sambil memegang pedangnya yang memiliki aura seperti malaikat. Alaric berlari ke arah para prajurit kegelapan yang masih tersisa. Namun karena mereka semua ketakutan, mereka pun memutuskan untuk kabur dari sana dan berubah menjadi asap berwarna hitam.
Alaric yang sudah sangat emosi pun langsung berteriak. "Dasar pengecut!" ujarnya
Alaric pun memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarung dan bergegas pergi ke arah kuda miliknya. "Para Kegelapan itu selalu saja membuat ku jengkel, sudah 5 tahun aku tidak bertarung seperti ini lagi." ucapnya
Dia pun bergegas mengikuti para pasukan yang sedang kembali ke Kerajaan Cahaya dari belakang. Alaric pun melihat sekelilingnya untuk berjaga jaga.
Alaric memegang lututnya yang sedikit terkilir. "Sial, aku terlalu banyak bergerak tadi." ucapnya
___ END CHAPTER 14 ___