seorang anak laki-laki bernama Mathias yang dikurung dalam sebuah rumah selama 10 tahun sejak umur 5 tahun sampai 15 tahun tanpa melihat dunia luar dan orang lain selain kakeknya yang memberinya makan setiap hari. Saat sudah berumur 15 tahun dan Mathias sudah bisa keluar dari rumahnya ia berencana berpetualang di dunia ini menjadi pengembara untuk berpetualang mencari sisi dunia terindah.
didunianya menyimpan banyak kekuatan, dan hal-hal lain yang belum pernah dijumpai Mathias, Mathias akan menjelajahi berbagai tempat unik dengan cerita setiap tempat masing-masing, akankah Mathias bisa mencapai tujuannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14 (Thyrax)
Aku melihat sekeliling, beberapa meter didepanku terlihat tembok besar yang menghalangi desa ini, aku menggunakan reruntuhan batu yang lumayan besar sebagai platfrom untuk bertinjak, aku pergi ke atas tembok itu, mengumpulkan seluruh energi yang tersisa. Lalu tanganku terarah ke pasir yang berada di luar tembok, tornado terbentuk, aku menggunakannya untuk menghancurkan tembok ini. Sekitar satu jam yang kuhabiskan agar seluruh tembok runtuh sepenuhnya, di dekat pemukiman aku menggunakan kekuatan meretakkan tembok, kalau pakai tornado nadi pemukiman itu bisa ikut hancur. Saat sudah selesai juga aku pingsan, energiku sudah habis. Para warga yang kelaparan keluar dari tembok mencari makanan di bioma hutan dengan kendaraan kuda dan unta.
Jasper kembali ke rumah Traki, tapi tidak menunggangi kudanya karena kaki kudanya masih sakit. Gleemo juga kembali ke rumah Traki, mereka juga langsung beristirahat, kuda Jasper diobati oleh istri Traki yang kebetulan memiliki obatnya.
...____...
Saat aju sudah bangun, aku berada di sebuah ruangan yang cukup bagus, Jasper dan Gleemo duduk di sebelah kasurku, aku bangkit lalu menoleh ke Jasper.
"udah bangun Mathias?"
"ya, berapa lama aku pingsan?"
"hanya satu hari."
Lama juga ternyata.
"oh ya, makanan kita sudah disiapkan, ayo ke ruang makan."
"oke."
kami bangkit.
"ngomong-ngomong, kita sedang berada dimana?"
"istana desa ini."
"eh, bagaimana kita bisa kita diperbolehkan tinggal disini."
"pemimpinnya sudah diganti."
"siapa yang sekarang memimpin?"
"Traki, mulanya kau yang ditunjuk jadi pemimpin... Tapi Traki menceritakan bahwa kita tidak akan lama lagi berada disini, jadi para warga menyuruh Traki saja yang jadi pemimpin."
"oh..."
Saat sampai diruang makan, beberapa orang penting menyambut kami, sudah duduk di kursi masing-masing, ada Traki, dan beberapa anggota pemimpin kecil lainnya yang belum kuketahui. Aku, Jasper, dan Gleemo duduk bersebelahan di kursi yang masih kosong.
"baiklah semuanya, sambut pahlawan kita, Mathias! Jasper! Dan Gleemo!" ucap Traki, dia terlihat menjiwai peran pemimpinnya dengan baik.
orang-orang dimeja makan bertepuk tangan, kami tidak terlalu menghiraukan, sarapan dimulai. makanannya enak, diambil dari hutan terdekat dari desa ini, ada buah-buahan dan daging. Setelah itu, para pemimpin kecil lainnya bubar, mengerjakan tugas masing-masing. Menyisakanku, Gleemo, Jasper, dan Traki. Traki mendekati kami.
"kalian mau ikut denganku ke publik untuk memberitahu kalian sudah siap berangkat lagi?"
tanya Traki.
"tidak, tidak, tidak jika hal itu tersebar keseluruh penjuru dunia, desa kalian akan dimusuhi karena kami bertiga pasti sudah mendapatkan nilai buronan masing-masing. Anda bisa menolong kami dengan persiapan keberangkatan saja,benarkan semuanya?"
Gleemo dan Jasper mengangguk, Traki diam sejenak lalu tertawa kecil.
"baiklah, kalian benar juga. Ngomong-ngomong soal persiapan keberangkatan, aku punya teman yang saat ini hendak pergi ke sebuah kerajaan di hutan terdekat, nama kerajaannya Zephanor. Apakah kalian ingin mengikutinya?"
Aku menatap Jasper dan Gleemo, mereka mengangguk. Itu hal baik karena kami juga belum menentukan tujuan selanjutnya. Kami diantarkan keluar kerajaan, berjalan ke arah wilayah kelas rendah, tempat Traki sebelumnya tinggal. Saat kami berada disana, tempatnya sekarang sudah bagus, orang-orang berlalu lalang, ramai.
"sejak kalian menyelamatkan desa ini dari pemimpin rakus itu, setiap wilayah kelas tidak terlalu berbeda jauh penampilannya, semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam posisi pekerjaan. Aku juga sudha menghapus sistem wilayah kelas ini."
Para warga kerap menyapa kami, mereka ramah, sebagai bentuk terimakasih. Saat kami tiba dirumah teman Traki, di istal kudanya ada tiga kuda.
"kedua kuda kalian ada disana, kuda temanku juga berada disana, dia juga menunggangi kuda kekerajaan itu... Oh ya, nama temanku Hulkar"
Kami mengangguk, kuda yang ketiga itu berwarna coklat dengan rambut hitam. Kami masuk, Hulkar menyambut kami diruang tamu. Perawakannya gagah, fisiknya bagus, umurnya tidka jauh dari Traki. Kedua ransel kami ada juga diruang tamu.
"hei anak-anak! Aku sudah mengisi ransel kalian dengan makanan dan barang-barang kalian, kalian udah siap berangkat?"
Kami bertiga mengangguk.
"tunggu Hulkar, ada yang ingin kuberikan kepada mereka."
"oh, silahkan, Traki."
Kami menatap ke arah Traki, dia mengambil sesuatu dari saku celananya. Itu seperti patung kucing kecil dengan platfrom persegi berwarna emas polos. Traki memberikannya kepadaku.
"ini salah satu artefak desa Thyrax yang bisa kuberikan sebagai hadiah untuk kalian semua atas kesejahteraan desa ini, hari ini."
"kau yakin?"
Traki mengangguk, aku perlahan menerima patung kucing kecil itu. Jika kuperhatikan, dibawahnya ada tulisan kecil, atau serpihan dari sebuah huruf, entahlah aku tidak mengetahuinya. Mungkin nanti aku akan tahu jika sudah memiliki seorang anggota yang ahli arkeolog, yang pasti aku yakin ini berharga. Aku menyimpannya diranselku.
"oh ya, Jasper, aku sudha mengisi peluru semua senjatamu sampai penuh, kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu dalam waktu dekat." kata Traki.
"terimakasih."
"bukan masalah."
Kami keluar dari rumah Hulkar. Pergi menuju istal, kuda-kuda kami juga terlihat segar, mereka pasti sudah kenyang. Kuda yang kakinya sakit saat membantu Jasper juga kakinya sudah sembuh. Kami mengeluarkan kuda dari istal, lalu aku, Jasper, Hulkar, dan Gleemo, menaiki kuda masing-masing, Gleemo bersamaku, duduk diatas ranselku. Kami berpamitan dengan Traki, kuda kami mulai berlari, keluar desa, ada pembangunan pagar, tapi tidak sebesar sebelumnya, jalan masuk dan keluarnya juga luas untuk penduduk bebas keluar masuk, tapi masih dijaga agar tidak ada hal yang membahayakan masuk. Kami keluar dari gerbang desa bersamaan.