NovelToon NovelToon
Laila

Laila

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:23.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Di usianya yang baru menginjak 17 tahun Laila sudah harus menjadi janda dengan dua orang anak perempuan. Salah satu dari anak perempuan itu memiliki kekurangan (Kalau kata orang kampung mah kurang se-ons).

Bagaimana hidup berat yang harus dijalani Laila dengan status janda dan anak perempuan yang kurang se-ons itu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Laila yang sudah berusaha menolak kebaikan Arman untuk yang kesekian kalinya. Nyatanya Laila luluh juga dengan ketulusannya. Pagi-pagi sekali mereka sudah berangkat ke kota Bandung untuk terapi psikologis Salwa yang enam.

Alhamdulillah sudah ada perkembangan yang sudah terlihat dari perilaku Salwa. Salwa jauh lebih berani dalam mengungkapkan perasaannya, tidak harus selalu menerima apa yang tidak disukainya.

"Berarti masih sisa 14 kali pertemuan lagi untuk bisa benar-benar sembuh, ya?."

"Semoga saja seperti itu, saya sangat ingin Salwa cepat sembuh. Bermain dengan teman-temannya, sekolah yang tinggi, menggapai mimpi dan cita-citanya."

"Suatu saat nanti pasti akan terwujud."

"Aamiin."

Seperti biasa jam pertama praktik Dr. Damar selalu diisi oleh Salwa. Kini anak kecil itu berani masuk sendiri tanpa pendampingan Ibu Laila setiap melakukan terapi psikologis. Selama dua jam anak itu akan berada di dalam sana bersama Dr. Damar. Menceritakan setiap detailnya kegiatannya yang dilakukan baik itu di rumah maupun di sekolah.

Dua jam telah berlalu, Salwa pun telah selesai dan mereka keluar dari tempat Dr. Damar. Kalau biasanya mereka akan makan lalu pulang. Tapi tidak dengan sekarang, Arman mengajak mereka mengunjungi salah satu mall besar yang ada di kota Bandung.

"Tapi..."

"Tidak setiap kali kita ke sini mampir sana 'kan?."

Iya juga sih kebanyakan mereka langsung pulang. Laila pun mengangguk setuju dan mereka berempat mendatangi mall yang dikatakan Arman.

Wahana permainan yang pertama kali dikunjungi Arman. Laki-laki itu mau menyenangkan Salwa dan Halwa. Mereka bisa bermain sekitar dua jam sambil menunggu jalanan tidak macet.

"Saya terlalu sibuk sampai lupa kalau mereka berdua membutuhkan kebahagiaan seperti ini." Pandangan Laila tidak lepas dari kedua anak yang begitu sangat bahagia itu.

"Kamu kan sibuk juga karena untuk mereka. Sampai kamu sendiri lupa akan kebahagiaan kamu."

Laila menoleh ke arah Arman yang sedang menatapnya sangat dalam.

Laila tersenyum begitu manis. "Kebahagiaan saya ada pada mereka." Laila kembali menatap Salwa dan Halwa.

"Kamu pernah jatuh cinta, La?." Pertanyaan serius dari Arman berhasil membuat Laila terdiam. Kemudian perempuan itu kembali menoleh ke arah Arman, menatapnya sangat intens.

"Sekarang, sekarang saya sedang jatuh cinta pada laki-laki yang sebentar lagi akan menikah." Jawab Laila yang sanggup dikatakannya dalam hati saja.

Sebenarnya ini terlalu cepat bagi Laila untuk jatuh cinta pada Arman, tapi kebaikan dan ketulusan laki-laki itu membuat hatinya terbuka lebar untuknya. Tapi Laila sangat sadar diri, hidupnya bukan hanya miliknya sendiri. Ada Halwa dan Salwa yang tidak akan pernah bisa dilepaskan dari hidupnya.

Bukan hanya tentang cinta pertamanya juga yang begitu manis, tapi masih ada perjuangan panjang untuk hidupnya dan kedua anaknya.

"Belum, saya belum pernah jatuh cinta." Laila pun membuang pandangannya kala Arman menatapnya sangat intens juga. Seakan menembus jantungnya dan mengetahui isi hatinya.

"Maka aku sangat salut sama kamu, yang rela mengesampingkan kebahagiaan hidup kamu demi anak-anak yang tidak lahir dari rahim kamu."

"Iya, mereka memang tidak lahir dari rahim saya. Tapi saya sangat sayang kepada mereka. Mereka memiliki sepenuhnya jiwa saya."

"Salwa dan Halwa sangat beruntung memiliki kamu."

"Saya juga sangat beruntung memiliki mereka dalam hidup saya."

Tidak terasa dua jam telah berlalu, setelah puas bermain Salwa dan Halwa kembali meminta makan sebelum pulang. Alhasil, dalam perjalanan pulang kedua anak itu tidur pulas.

"Kamu tidak ingin menyewa toko untuk jualan?."

"Saya tidak mau menyewa, kalau uang sudah terkumpul saya ingin membuka toko kue sendiri di depan rumah saja. Lagi pula ada pabrik yang mau dibuka katanya, Teh Linda sama Teh Yayuk mau coba tanya-tanya supaya bisa menaruh kue di sana."

"Oh pabrik yang mau buka ada di ujung kampung sini, ya?."

Laila mengangguk. "Katanya bulan besok sudah beroperasi."

"Baguslah, nanti coba aku bantu cari linknya."

"Terima kasih."

"Tapi ngomong-ngomong, kamu tahu anaknya pemasok pisang yang dulu?."

"Iya."

"Membuka jualan seperti kamu, tapi sekarang sudah tidak lagi. Aku lihat sekitar tiga atau empat hari."

"Iya, Teh Linda dan Teh Yayuk juga bilang seperti itu. Saya tidak masalah kalau bermunculan penjual kue, karena saya sudah dengan rezeki saya. Begitu juga dengan mereka."

"Jualan boleh sama tapi rezeki pasti berbeda."

"Iya, itu yang kemarin saya dapat dari pelatihan itu."

Handphone Laila berdering, Ibu PKK yang menghubunginya.

"Assalamualaikum, Laila."

"Waalaikumsalam, Ibu Wati"

"Besok ada di rumah tidak?."

"Ada, Bu."

"Saya mau ke sana, tolong siapkan saja kue jualan kamu ada apa saja. Nanti kita bawa semua ke sini karena di sini ada acara dan kue-kue yang kamu buat menjadi pilihan kami."

Laila tersenyum bahagia.

"Berapa banyak, Bu?."

"Siapkan saja masing-masing 30 pcs."

"Baik, Bu."

"Terima kasih, Laila."

"Sama-sama, Bu."

Laila menoleh ke arah Arman dengan senyum bahagianya.

"Alhamdulillah, semoga semakin laris jualan kamu."

"Aamiin."

Sudah gelap saat mobil Arman terparkir di rumah Laila. Ketiga orang yang membantunya belum ada yang pulang karena sedang menyiapkan kue untuk besok sesuai permintaan Ibu Wati.

Setelah bergantian menggendong Salwa dan Halwa ke tempat tidur, Arman langsung pamit pulang.

Arman langsung mandi dan sekarang sudah sibuk dengan handphonenya sambil duduk di atas kasur. Dengan mudah Arman telah mendapatkan link pengelola kantin pabrik yang baru akan beroperasi.

Dengan cepat Arman segera mengirimkan pesan pada Laila dan tidak langsung mendapatkan belasan. Perempuan itu pasti sedang sibuk dengan pesanan.

Handphone Arman berdering, laki-laki itu berbicara dengan Ilyas.

"Bagaimana kabarmu, Ar?."

"Baik, kamu sendiri bagaimana?."

"Baik."

"Ada apa?."

"Inggit."

"Kenapa Inggit?."

"Inggit sudah bertemu Laila?."

"Inggit dan Mama meminta Laila untuk ikut berpartisipasi untuk acara pernikahan aku dan Inggit."

Ilyas terkekeh.

"Terus?."

"Apanya yang terus?."

"Kamu atau Laila?."

"Laila biasa saja dan aku bisa apa. Cepat atau lambat aku dan Inggit akan menikah juga."

"Tapi sekarang sudah ada Laila yang ada di dalam hati kamu."

Arman menarik napas panjang lalu membuangnya perlahan.

"Aku membawa nama Laila dalam setiap doa, tapi entah takdir apa yang ada di depan kami nantinya."

"Tidak sakit seperti itu?."

"Sakit sekali, tapi aku pasrahkan pada sang pemilik hidup. Tapi aku juga tidak bisa mundur dari pernikahanku dan Inggit. Perempuan itu telah menungguku cukup lama. Tidak mungkin aku menyakitinya karena Laila."

"Itu pilihanmu."

"Hmmm."

"Tidak ada lagi yang mau kamu bicarakan selain Inggit dan Laila?."

"Ada."

"Bicaralah, ada apa?."

"Aku mau menjual ruko, mungkin kamu mau membelinya."

"Kamu sedang butuh uang? Berapa?."

Terdengar helaan napas dari seberang sana.

"Usaha Papaku bangkrut, aku butuh uang banyak. Tapi aku tidak mau pinjam karena aku bisa menjual ruko ini."

"Oke, aku beli" tanpa pikir panjang lagi Arman menyanggupi ketika terbayang wajah Laila.

Bersambung.....

1
Happy Kids
50jt uda pinjol wkwkwk yaaa emg kurang pinter aja si laila
Happy Kids
harta anak yatim piatu masih aja diusik. pasti cm omdo doang soal utang
LISA
Wah udh tamat nih..seneng bgt akhirnya Arman & Laila hidup bahagia & sukses..
Watini Salma
Alhamdulillah akhirnya Arman dan Laila bahagia juga walaupun penuh perjuangan
Watini Salma
Alhamdulillah menikah juga akhirnya, gercep juga Arman
LISA
Akhirnya setelah sekian lama menunggu Laila & Arman menikah juga..bahagia selalu y untuk Laila & Arman..
Wanita Aries
Semoga bahagia laila bersama arman
LISA
😊 ayo gercep Arman
Watini Salma
wes gek ndang digas, kesuwen /Joyful/
Watini Salma
Alhamdulillah akhirnya up juga
ayo Arman gercep nanti Laila dilamar orang lain
LISA: Ya Kak setuju bgt..ayo Arman segera lamar Laila 😊
total 1 replies
Wanita Aries
Wahh arman harus gercep ini sblm menyesal
Sulfia Nuriawati
kok dah lama y blm up knp?¿???
Haerul Ramadhan
kpn thor up nya.aq sudah menanti thor
Watini Salma
kok belum up ya?!!!
ditunggu Kaka othor up nya
Wanita Aries
Kasian arman harus menekan perasaan krna keegoisan inggit. Gila tu inggit pdhl udah mati jg
Wanita Aries
Kasian kehidupan laila penuh org iri serakah
Wanita Aries
Mampir ka,, cerita bagus
Lita
mau meninggal aja msh egois....
LISA
Ya nih kan Arman skrg bertemu dgn Laila krn urusan pekerjaan..moga aj mereka bisa deket lg
Watini Salma
kasihan Arman dan Laila padahal saling cinta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!