Jerat Cinta Mantan Suami

Menutupi wajah lelah akibat kekurangan jam tidurnya dengan make up, tidak membuat kelelahan dari tatapan Ishara menghilang.

Jelas sekali terlihat bahwa wanita itu sangat membutuhkan istirahat dari segala urusan pekerjaan nya maupun pikiran nya yang belakangan ini sangat berantakan.

Namun, mengingat satu bulan lagi akan pergantian tahun. Saat ini perusahaan sangat sibuk mengurus segala hal yang menyeret jabatan nya dalam tanggung jawab tersebut.

Ting!

Lift berbunyi dan pintu lift itu terbuka, dengan langkah lesunya Ishara melangkah masuk bersama beberapa pegawai lain nya. Ishara mengambil posisi paling belakang dimana orang-orang berdiri di depan nya dan ia kini bersandar pada dinding lift tersebut.

Sejenak wanita itu memejamkan matanya sebelum akhirnya terdengar suara sapaan para pegawai di depan nya.

“Selamat pagi Tuan Vincente”

Ishara membuka matanya dan saat itu juga terlihat bahwa Agaskara menatap ke arah nya.

“Kalian keluar dan gunakan lift di sebelah” Perintah Zeo.

Tanpa banyak tanya para pegawai itu bergegas keluar dari lift tersebut, begitu pun dengan Ishara yang kini menegakkan kembali tubuhnya berniat ikut melangkah keluar.

Namum begitu pegawai terakhir keluar sebelum Ishara melangkah keluar, Agaskara sudah melangkah masuk dan menahan lengan Ishara.

“Tuan..” Belum sempat Ishara melanjutkan perkataan nya, pintu lift itu tertutup membuat mata wanita itu sedikit melotot karena hanya ada dirinya dan Agaskara di dalam lift ini.

“Sudah sarapan?” Pertanyaan itu keluar dari mulut Agaskara yang kini tengah menatap Ishara yang lebih pendek darinya.

Ah, jika di lihat dari posisi seperti ini. Terlihat tinggi Ishara hanya sebatas dada Agaskara, sangat menggemaskan!.

“Lepas” Ishara menghempaskan pelan tangan Agaskara yang masih memegang pergelangan tangan nya.

Kaki nya pun langsung melangkah mundur menjauhi pria yang berstatus sebagai bos nya itu hingga pinggang nya membentur pegangan pada dinding lift tersebut.

“Aww..” Rintih kaget Ishara mengusap pinggang nya, karena langkah mundurnya cukup kencang.

“Menjauh dari apa?” Pertanyaan yang lagi-lagi keluar dari mulut Agaskara, namun kali ini suara pria itu terdengar kesal dan tubuhnya kembali mendekati tubuh sang wanita seraya tangan nya menarik pelan pinggang ramping itu.

“Mohon maaf, tolong menjauh Tuan Vincente” Ishara mendorong pelan dada Agaskara dengan tangan kanan nya, dan tangan kirinya mencoba menurunkan tangan Agaskara di pinggang nya.

Demi apapun, Ishara hanya berharap saat ini ada yang menekan lift itu hingga terhenti. Namun saat ini lift terus naik dan baru saja menaiki lantai dua puluh yang artinya masih butuh beberapa menit untuk sampai ke puncak dari gedung ini, ruangan miliknya dan ruangan Agaskara.

“Mencoba menjauhi ku, huh?” Agaskara menyeringai saat melihat ekspresi tidak nyaman dari wajah lelah wanita di depan nya.

“Tidak Tuan, hanya saja saat ini kita sedang berada di lingkungan perusahaan” Ishara masih mencoba menurunkan tangan Agaskara.

Tetapi yang terjadi pria itu malah menarik pinggang Ishara hingga tubuh kedua nya menempel tanpa jarak, dengan sebelah tangan Agaskara yang memegang dagu Ishara, mengunci tatapan nya.

“Apa itu artinya di luar gedung ini--”

“Tidak” Potong cepat Ishara dengan tatapan kesalnya, ia sangat tau kemana arah pembicaraan Agaskara.

Bukan nya marah saat ucapan nya di potong, tetapi Agaskara malah terkekeh dan memeluk tubuh mungil itu.

“Aku sangat merindukan mu” Gumam Agaskara.

Tentu Ishara dapat mendengarnya dengan jelas karena kepala pria itu berada di bahu nya dan hidung mancung itu menyentuh kulit lehernya.

“Tuan-- Ah Agas!!” Ucapan Ishara berganti pekikan saat tiba-tiba Agaskara mengigit leher nya kemudian tangan nya semakin membelit pinggang nya.

Tak lama Agaskara pun akhirnya melepaskan tubuh Ishara dengan gerakan tangan yang tak terduga, dimana ia melepas ikatan pada rambut Ishara.

Baru Ishara ingin protes, tetapi tatapan tajam serta suasana sekitar yang tiba-tiba terasa mencengkram membuat ia hanya mengepalkan tangan nya.

“Jangan pernah mengikat rambut mu lagi, dan mempertontonkan leher indah mu di hadapan orang lain!”

Lihat lah pria posesif ini, kembali berulah padahal ia bukan lagi siapa-siapa Ishara.

Ting!

Pintu lift terbuka, keduanya telah sampai di tujuan dan sepertinya ini sebuah keberuntungan untuk Ishara. Dimana kini tanpa berkata-kata lagi Ishara langsung melangkah keluar mendahului Agaskara.

“Tuan..” Zeo menunduk hormat begitu Agaskara keluar dari lift.

Pria yang berstatus sebagai sekertaris Agaskara itu sudah berdiri tepat di samping lift tersebut, dan tentu ia melihat saat Ishara keluar dengan wajah marah nya.

Tanpa membalas sapaan Agaskara langsung melangkah menuju ruangan nya dengan ekspresi datar nya.

“Sudah kau lakukan, Zeo?” Agaskara bertanya seraya masuk ke ruangan nya di iringi oleh Zeo.

“Sudah Tuan” Jawab Zeo seraya menatap pergerakan sang Tuan di depan nya.

Sedangkan di ruangan sebelah nya, Ishara baru saja menghempaskan kasar tubuhnya pada kursi kerja milik nya, bersandar dan memejamkan matanya di sana menahan rasa kesalnya.

Napas wanita itu memburu terlihat betapa kesal nya Ishara atas apa yang terjadi entah itu baru saja ataupun sebelum nya, dan semua itu berhubungan dengan Agaskara sang mantan suami.

Tak lama napasnya mulai teratur seiring dengan kelopak matanya yang terbuka saat hidung nya mencium aroma khas favorit miliknya.

Mencari ke setiap sudut dan akhirnya mata Ishara menangkap sebuah tempat pembakaran lilin yang mengeluarkan asap. Benar, lilin aroma terapi kesukaan nya.

Pantas saja begitu membuka pintu hidung nya langsung menangkap aroma tidak asing yang hampir ia lupakan selama dua tahun belakangan ini.

Ishara rerkekeh pelan mengingat semua yang ia lakukan selama ini untuk melupakan atau menghilangkan semua tentang Agaskara, tetapi kini nyatanya pria itu kembali hadir di dalam hidupnya.

“Takdir selalu mempermainkan ku” Kekeh Ishara kembali memejamkan matanya dan menghirup dalam aroma dari lilin tersebut.

Tidak perlu di tanya siapa yang menaruh benda wangi tersebut di ruangan nya, jika masih perlu di tanyakan orang itu adalah Agaskara.

...****************...

Hallo ini author..

Sebelumnya author mau minta maaf soal masalah update yang lama ini, author sibuk kerja jadi mohon di maklumi.

Jika tidak ada halangan kedepan nya author akan rajin update!!!