Ditinggalkan oleh sang ayah sejak kecil,membuat hidup seorang Galencia Pramudya penuh dengan luka.Hidup serba kekurangan namun tak pernah ia mengeluh.
Hinaan dan bullyan di sekolahnya seolah menjadi makanannya setiap hari,keadaan memaksanya untuk tumbuh menjadi gadis yang kuat.
Dari sekian banyak mimpinya,namun hanya satu yang paling ingin ia raih yaitu sebuah Kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IAB 9
..." sungguh aku tak sampai hati untuk bermimpi atau berkhayal tentang sebuah keluarga "...
...Galencia Pramudya...
...○○○○○○○...
Entah karena terlalu lelah atau memang kasurnya yang terlalu empuk,Cia benar-benar melupakan kebiasaannya untuk bangun pagi.Karena memang sudah terbiasa bangun sebelum adzan subuh membuat cia tak suka lagi memasang alarm pada hp nya.Alhasil kenikmatan tidurnya tak terganggu sedikitpun.
Ketukan di pintu tak mampu membuat seorang cia menarik diri dari dunia mimpinya.Berkali-kali sang pujangga mengetuk pintu tapi tak pernah ada sambutan dari sang pemilik kamar.
Hingga akhirnya terpaksa menerobos pintu hingga terlihatlah seseorang yang terbungkus selimut dengan rapi seperti kepompong."Ya Allah dek! " Sungguh Dirga menahan tawanya agar tak pecah saat melihat seseorang yang ia klaim sebagai adik bontotnya terbungkus sempura oleh selimut yang hanya telihat wajahnya saja.
Menurutnya ini pemandangan indah yang baru ia lihat.Dirga duduk di sisi kasur cia,tangannya terulur mengusap pipi cia.Dirga terkekeh melihat wajah polos sang adik,sungguh adiknya menggemaskan saat tidur seperti ini."Dek,bangun!"
Cia melenguh kemudian mengerjapkan matanya,sinar cahaya lampu di atasnya membuatnya mengangkat sebelah tangannya menghalau silau kala menerpa pandangannya.Cia terlonjak kaget saat melihat Dirga duduk di sisinya."Astaghfirullah "
Dirga terkekeh melihat respon cia,sungguh adiknya terlihat lucu saat bangun tidur.Sesederhana inikah kebahagiaan?
"Abang, Ya Allah cia kesiangan ya bang ?" Cia buru-buru menyingkap selimutnya,saat kakinya akan turun tiba-tiba dirga berdiri.
"Tenang dek,baru jam 5 seperempat,tadi abang di suruh bunda bangunin katanya tumben adek belum samperin bunda.Biasanya sebelum adzan adek udah samperin bunda "
"Duh bang maaf,adek gak denger alarmnya bunyi " Ia merasa tak enak.
"Iya gak apa-apa mungkin semalam kamu cape jadi tidurnya nyenyak banget,ya udah mandi gih keburu subuhnya abis. Sini abang gendong biar cepet masuk kamar mandi "
Diga siap-siap membalikan badannya namun cia keburu mencegahnya,ia merasa tak enak dengan perlakuan kakanya yang terlewat perhatian.Iya tak terbiasa merepotkan oranglain.
"Ya sudah abang tunggu di bawah ya ". Terlihat gurat kekecewaan dari wajah Dirga namun ia tidak mempermasalahkannya.
Bukannya tidak senang dengan perlakuan manis kaka-kakanya, hanya saja bagi cia ini begitu cepat.Ia yang terbiasa mandiri,menutup dan membentengi diri dari sosialisasi lingkungan sekitarnya.Di tambah perlakuan menyakitkan teman-temannya di sekolah membuat ia tidak ingin bergantung kepada orang lain.
Namun ia juga sadar,keadaannya sekarang berbeda.Sedikit demi sedikit ia harus mulai merubah mindset nya,harus mulai terbiasa dengan keadaannya sekarang.Sedikit demi sedikit mengikis benteng tersebut.
Saat tiba di ruang makan,matanya menatap sekitarnya.Pagi pertama dengan suasana yang berbeda 360° dengan pagi nya kemarin-kemarin saat hanya ada ia dan sang bunda.Namun yang ada di depan matanya saat ini 3 orang laki-laki dewasa dan 1 orang wanita yang tersenyum manis menyambutnya.
"Sini dek duduk di sini " Dirga menepuk kursi di sisinya,tepat di tengah-tengah Dirga dan Arga.Sedangkan sang papa di ujung meja yang ditemani sang istri di sisinya.
Perlahan langkahnya menuntun ke arah yang kursi yang sudah di tarik Arga agar cia bisa langsung duduk.Dalam hati ia tak enak karena membuat semuanya menunggu."Maaf cia lama "
"Tidak apa-apa sayang, semua baru saja kumpul ko " Melihat raut wajah sungkan cia,papahnya mencoba menenangkan cia.
"Cia mau makan sama apa nak ?"
"Sama ayam aja bun "
"Abang Dirga sama abang Arga mau sama apa ?" Bunda mengisi seluruh piring suami dan anak-anaknya dengan menu yang mereka pilih.Bukan tanpa alasan,bunda hanya ingin adil membagi kasih sayang dan perhatiannya terhadap semua anak-anaknya.
"Terimakasih bunda " Dengan senyum merekah semua kompak mengucapkan terimakasih kepada sang bunda.
Acara sarapan begitu hikmat,hanya suara dentingan sendok yang terdengar.
Cia terpaku saat sang papah sambung memberikannya sebuah kartu berwarna hitam saat setelah selesai makan. "Ini untuk cia,gunakan kartu ini saat cia membutuhkan sesuatu.Tidak perlu khawatir apapun yang cia mau boleh cia pakai kartu ini "
Bukanya cia tak tahu kartu apa yang papahnya beri,Cia sempat beberapa kali mendengar teman-temannya membahas soal kartu hitam tersebut.Namun baginya kartu itu seperti sebuah beban.Ia tak menginginkan itu."Ma_maaf pah bukannya cia menolak tapi cia merasa belum memerlukannya."
"Iya papa tau cia belum membutuhkannya,tapi bukan berarti cia gak akan pernah butuh kan. Siapa tau esok lusa cia membutuhkannya. Begini saja,cia simpan kartunya nah untuk bekal sekola papah kasih uang cas aja. Gimana? Cia gak boleh nolak ya nak ini sudah menjadi kewajiban papah sekarang " Adrian mengeluarkan beberapa lembar uang merah dari dompetnya dan menyerahkannya pada cia
"Segini cukup nak ? Kalo kurang cia tinggal bilang sama papah ya nak " Cia terpaku melihat tumpukan uang di depannya.Sungguh ia bingung harus bagaimana.
"Nih bang dirga tambahin lagi deh,segini dulu ya. Besok dan seterusnya abang juga akan kasih setiap adek berangkat sekolah " Dirga mengeluarkan 3lembar uang merah dari dompetnya.Tak ingin kalah Arga pun membuka dompetnya,namun sungguh sial ia lupa belum menarik tunai uang lagi.Ia berdecak membuat Dirga dan papahnya tersenyum mengejek. "Dari abang selembar dulu ya cantik,abang lupa belum ngambil uang " jawabnya terseyum menampikan deretan giginya.
"Alah kamu so so an, uang dari papah aja bangga " Ejek Dirga.
"Cih,mana ada!gue juga punya penghasilan kali. Beberapa minggu lalu gue beli saham di perusahaan bokapnya temen gue " Ujar Arga bangga.
"Bagus deh kalo kamu udah mulai mau usaha " Jawab Dirga.
"Sudah ,Sudah !kalian ini ribut terus. Jadi gimana nak uangnya segitu cukup?"Adrian mencoba memastikan kembali.
"Maaf mas bukannya cia tidak menghargai mas dan abang-abang,mungkin cia masih terkejut dan belum terbiasa dengan semuanya. Ini pertama kalinya cia melihat uang sebanyak itu. Karena biasanya setiap hari cia hanya di beri uang paling besar 20rb " Hati bunda terasa sakit jika harus mengingat penderitaan sang buah hati sejak dulu.Bunda dan cia menunduk sedih.
"Ya Allah " Ucap ketiganya,Tiga laki-laki yang mendengar penuturan amel sungguh terkejut.Di zaman sekarang 20rb bisa dapat apa fikirnya.Tak kuasa membayangkan penderitaan sang adik dahulu, Dirga dan Arga memeluk Cia memberikan kekuatan agar cia tetap kuat.
"It's ok cantik,semua sudah berlalu.Abang janji mulai hari ini kebahagiaan aka selalu datang padamu." Dirga terus membisikan kata-kata penyemangat untuk sang adik bungsu.Hatinya ikut sakit saat mendengar sang adik yang dulunya selalu menderita.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
jangan lama up nya kk /Drool/