Inara Early Wijaya atau kerap di sapa Nara,gadis berusia 21 tahun yang sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas ternama, selain mahasiswi dia adalah seorang CEO di wijaya grup milik sang Ayah, kedua orang tua Nara meninggal karena kecelakaan maut 4 tahun lalu yang menimpanya. setelah ke dua orang tuanya meninggal Nara lebih memelih tinggal di jogja karena salah satu peristiwa.
Nara tinggal di sebuah apartemen miliknya, namun juga sering menginap di tempat sang paman yang ia panggil Abi, yang memiliki sebuah pesantren yang cukup terkenal.
Tanpa di ketahui Nara sebelum kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya ,Nara sudah di nikahkan oleh seorang anak kiyai kerabat Paman Nara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
" awws" lirih Nara.
" kenapa sayang?" Tanya Atlas dan langsung memeriksa istrinya.
Nara dengan cepat menarik tanganya, ia tak mau memperpanjang urusan ini.
" itu kenapa bisa sampai melepuh gitu tangannya?" tanya Atlas dengan nada lembut, dan kembali meraih tangan Nara.
" tadi gak sengaja sup nya tumpah terus kena tangan aku" bohong Nara.
" Astagfirullah lain kali hati- hati sayang, sebentar aku ambil obat dulu"Atlas ingin beranjak dari kasurnya, namun sang istri lebih dulu mencegahnya.
" tidak usah mas, sudah di obatin sama Umma tadi" Ujar Nara.
" panas ya sayang?" Tanya Atlas sambil meniup tangan sang istri yang melepuh.
" enggak dingin " ketus Nara.
" kamu itu, mas Tanya beneran kok"
" lah udah tau panas, pakek nanya lagi." ketus Nara.
" kamu masih marah sama mas ya?" tanya Atlas.
" enggak, ngapain marah?"
" sayang" rengek Atlas, sambil memeluk sang istri.
" apa sih mas? kayak anak kecil deh" cibir Nara.
tok
tok
tok
suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Nara.
" nih lanjut dulu, aku buka pintu dulu" ujar Nara sambil menyodorkan mangkuk berisi sup.
Nara berjalan ke arah pintu, saat membuka pintu ternyata sang adik ipar yang mengetuknya.
" kak, kak Atlas baru ngapain?" tanya Agnia saat pintu di buka dan menampilkan Kakak iparnya.
" baru makan, kenapa dek?"
" boleh masuk gak kak, Nia mau ngomong sama kakak sama kak Atlas juga" ujar Agnia.
" boleh, Ayo masuk" Nara mempersilahkan sang adik ipar untuk masuk ke kamar.
Agnia pun masuk ke kamar sang kakak, di susul oleh Nara di belakangnya.
" wedehh sakit bro" ejek Agnia pada Atlas.
" ngapain kamu kesini?" ketus Atlas.
" Dih ketus amat, ganggu nih ceritannya"
" enggak"
" iya" jawab Atlas dan juga Nara bersamaan.
" ahh gak kompak satu enggak satu iyaa, tapi Nia lebih percaya kak Nana sih" ujar Agnia kemudian duduk di sofa depan ranjang Atlas dan menyalakan tv.
" ngapain sih dek, kalo mau nonton tv kan di kamar kamu juga ada" protes Atlas.
" mas" panggil Nara dengan nada peringatan.
" tau tuh kak, masak Nia main kesini doang gak boleh, padahal Nia mau tujukin sesuatu" ujar Agnia kemudian mengeluarkan ponselnya.
" bukannya tadi kamu mau belajar dek?" tanya Nara.
" hehehehe Nia lupa, di suruh nemenin umma nanti jam 8 jadi Nia ijin dulu " Balas Nia.
" kamu mau nujukin apa? kalau gak penting mending keluar dech" ujar Atlas.
" Dih ngusir, tapi kakak janji dulu kalau misalnya aku udah nujukin nanti sore aku boleh pergi sana kak Nana" Ujar Agnia.
" tapi penting gak ini?" tanya Atlas.
" penting banget" ujar Agnia memperlihatkan rekaman Ayu yang ia ambil waktu itu.
Nara tak terkejut dengan rekaman itu karena ia sudah menduga sejak Ayu mencoba mengusik dirinya.
" udah gak heran sih" celetuk Nara.
" kamu tau sayang?" Tanya Atlas.
" enggak, cuma dugaan ku saja, tapi ternyata dugaan ku benar" jawab Nara.
" makasih dek, nanti biar kakak yang urus, kamu tenang yaa sayang, mas akan urus semuannya "ujar Atlas.
" memang seharusnya kali kak" sahut Agnia.
" diam kamu, anak kecil" ejek Atlas.
" yee udah di bantu juga, makasih kek" cibir Agnia.
" makasih yaa adeknya kakak paling cantik, tapi tetap cantikan istri kakak"
" yee gombal, udah rusak nih ceritanya kulkas" cibir Agnia.
" kak kalau gitu Nia pamit yaa, nanti sore jangan lupa yaa kak,takut kalo disini lama- lama ada yang ngambek" Agnia pun keluar dari kamar Atlas.
Setelah kepergian Agnia, Nara kembali menyuapi sang suami, hingga habis dan memberi obat dan mengompresnya.
" udah mas istirahat dulu, aku ada ngajar 1 kelas habis itu langsung balik" ujar Nara.
" kamu enggak bis......" tanya Atlas belom selesai sudah di potong oleh Nara.
" enggak, yang sakit mas bukan aku" ujar Nara lalu kemudian menuju ke kamar mandi.
" sabar Atlas" gumam Atlas dalam hati.
Setelah setengah jam Nara telah rapi menggunakan gamis berwarna denim dan juga jilbab yang senada, saat kembali ia melihat sang suami sedang berkutat dengan laptopnya.
Nara pun menghampiri sang suami dan menutup laptop sang suami secara perlahan.
"tidur mas, sakit juga malah kerja" ujar Nara kemudian membenarkan posisi bantal sang suami.
" kamu beneran gak mau nemenin mas sayang?" Tanya Atlas kembali.
" cuma 1 jam pelajaran mas dan itu cuma 45 menit, aku janji nanti langsung balik" ujar Nara.
" janji yaa" ujar Atlas kemudian mengangkat jari kelikingnya.
" Iya mas,.udah ah nanti malah lama selesainya, aku pamit yaa tidur jangan kerja dulu, Assalamualaikum "Nara mencium tangan Atlas, tak lupa Mencium kedua pipi Atlas.
" sini belom sayang" ujar Atlas sambil menujuk bibirnya.
" gak nanti malah gak jadi ngajar aku, bye Assalamualaikum " Nara kemudian keluar dari kamar.
...****************...
Di pesantren Al fath Nayya sedang uring- uringan karena ia belom bisa menghubungi Nara secara langsung, acara tinggal 4 hari lagi, namun Nayya belom mendapatkan kabar dari sepupunya tersebut.
" mb gak capek apa, dari tadi mundar mandir terus?" tanya Jasmin.
" sutt diam kamu, mb lagi kesel banget sama Nana ini" jawab Nayya.
" udah dek,abang udah telfon Gus Atlas belom kalau Gus Atlas sudah baikan mau nganter Nana kesini, kamu tenang saja kembaran kamu pasti ada,pas kamu nikah besok" Ujar Abian menenangkan sang adik yang sedari kemarin uring- uringan.
" biasanya juga Nana kemana- mana sendiri kenapa gak sekarang aja sih" gerutu Nayya.
" dia kan sekarang sudah punya suami, dan juga sudah jadi istri" Abian mencoba memberi pengertian.
" Tapi abang tau, dia dari kemarin gak bisa di hubungi bang, kita tidak tau keadaannya bagaimana, dia baik- baik saja atau tidak"Ujar Nayya yang terlalu khawatir.
" Nay, Nana itu udah gede, dia tau mana yang baik dan mana yang buruk, mungkin dia lupa taruh hp nya, kamu berlebihan dech ngehawatirin kembaran kamu itu, dia juga ada Gus Atlas yang menjaga dia" sahut abian
" Tapi abang tau kan, Nana tuh bukan orang yang membagi kesedihan dan sakitnya ke orang lain, dia bisa aja di ancem sama gus Atlas, dia bisa aja mengalami kekerasan, tapi di sembunyikan" sahut Nayya.
" Astagfirullah ndukk.. itu namanya kamu suodzon sama Gus Atlas, ndak baik berprasangka buruk terhadap orang lain" kiyai Rahman mulai mengikuti obrolan anak- anaknya.
" Tapi bisa jadi bah, kita tidak ada yang tau sifat asli gus Atlas kan, kemarin saja Nana kesini sendiri dengan wajah pucat, badan lemas, ndak mungkin Nana paksa kesini jauh- jauh, jika tidak ada masalah, apa lagi dalam kondisi tidak sehat" Nayya masih saja mendebat perkataan orang- orang sekitarnya.
" Tapi kan kemarin gus Atlas juga langsung menyusul Nana nduk" kini Nyai Hilya yang bersuara.
" kamu kenapa sih Nay? kayak gak suka gitu sama Gus Atlas, dan Nana terlihat baik- baik saja tuh kemarin sama suaminya" Bintara mulai bersuara.
" kalau Nana baik- baik, saja dia gak mungkin makan obat ini" Nayya mengeluarkan kantong berisi obat yang di temui jasmin di kamar Nara.
" itu obat apa?" tanya Kiyai Rahman.
" obat pereda nyeri, dan obat untuk membersihkan rahim pasca keguguran"
sehabis keguguran itu kan masih masa nifas ya..yg artinya belum boleh sholat...tapi disini Nara sudah sholat...
si wildan juga terlalu lembek sampai bs dimanfaatin ulet bulu