Seorang gadis bernama ayu yang telah di tinggal pergi oleh ibunya untuk selamanya,dia memiliki dua orang adik yang harus di asuh nya sedangkan ayah nya sudah tidak memperdulikan mereka lagi semenjak ibunya sakit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrioktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayu di usir dari kontrakannya
Setelah beberapa bulan aku sudah bisa mengikhlaskan kepergian nina .kami pun melakukan tugas kami seperti sedia kala.
Rio pun telah selesai mengikuti ujian dan menunggu ke lulusan .
Dia tetap bekerja membantu pedagang di pasar ,untuk mengisi waktu kosong nya.
Sedangkan aku tetap membantu pekerjaan di rumah Bu Ani.Walaupun aku libur agak lama tapi dia tak mempermasalahkan.
Setelah selesai bekerja aku pun pamit pulang.
Dari jauh aku melihat seorang wanita berdiri di depan rumah ku , wajahnya sangat tak enak di lihat. Iya ,dia adalah Bu inem pemilik kontrakan tempat ku tinggal.
"Assalamualaikum". ucapku mengucap salam.
" Waalaikum salam !", jawabnya ketus sambil matanya melirik melihat ku.
" Bu inem apa kabar", tanyaku basa basi.
" Baik".
"Udah yu ,tak usah basa-basi lagi ,ibu udah lama nunggu disini udah pegal kaki ibu berdiri ",kata Bu inem sewot.
Perasaan ku pun menjadi tak enak ,lalu aku menyuruh Bu inem untuk masuk.
" Bu , masuk dulu yuk kedalam",ajakku sambil membuka pintu.
" Udah di sini aja,ibu kemari mau minta uang sewa kontrakan !, udah beberapa bulan kamu
Tak bayar bayar uang sewa !",kata Bu inem .
" Bu ayu minta tolong kasih ayu tempo seminggu lagi , nanti pasti ayu bayar",kataku memohon.
" Tak bisa !,dari seminggu yang lalu tar sok tar sok terus ibu pun perlu uang yu". Kata Bu inem.
" Iya Bu,ayu baru mulai kerja udah gitu gaji ayu kemarin habis di potong untuk bayar biaya sekolah Rio ", ucapku memohon.
" Tak bisa, sekali tak bisa tetap tak bisa ",kata Bu inem sambil memalingkan wajahnya.
Aku pun memegang tangan Bu inem.
" Bu ayu minta tolong kasih ayu kesempatan seminggu aja", ucapku memelas.
Bu inem pun menghempaskan tangan ku .
" Kalau sekarang tak ada uang, silahkan tinggalkan rumah ini masih banyak yang mau ngontrak disini",kata Bu inem ketus.
" Tapi Bu ,kami harus Tinggal di mana?", kataku lagi.
" Itu bukan urusan saya !ada uang silahkan tinggal di sini, kalau tak ada ? Silahkan angkat kaki",ucap Bu inem.
" Tapi Bu ..".
" Tidak ada tapi tapian ,ibu tunggu sampai sore silahkan bawa keluar barang barang kalian".
Setelah selesai bicara,Bu inem angkat kaki dari rumah ku.
Aku pun terduduk lemas di lantai.ya Allah cobaan apalagi ini,kuatkan lah hamba dalam menjalani cobaan ini.
*******
Tak lama Rio pun pulang dari pasar.
" Kakak , ada apa kenapa kakak duduk disini",tanya Rio.
Rio pun membantu ku untuk berdiri, rasanya kaki ini tak sanggup menopang tubuhku.
" Rio kita harus meninggalkan rumah ini sekarang",kataku.
Rio pun melihat wajah ku." Ada apa rupa nya kak",tanya Rio.
" Tadi Bu inem datang dan minta uang kontrakan,tapi kakak lagi tak punya uang".jawabku sedih
" Apa tidak bisa minta tempo kak",tanya Rio lagi
Aku pun hanya menggeleng." Kita udah telat beberapa bulan dan itu tidak bisa di tolerir lagi",kata ayu.
" Jadi kita harus tinggal di mana kak?".
Aku pun hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
" Entahlah,kakak pun tak tau Yo, sekarang benahi barang barang mu kita pergi dari sini",kataku lagi.
*********
Lalu aku pun bangkit dari duduk ku ,lalu pergi ke kamar untuk menyiapkan barang barang yang akan di bawa pergi.aku tidak ingin membuat Bu inem marah lagi ketika dia datang kami belum juga berbenah.
Aku memasukkan foto bunda dan Nina yg tergantung di dinding ku pandangi foto mereka sesaat sebelum ku masukkan kedalam tas ku.
Lalu aku beralih menggeluarkan pakaianku di dalam lemari yg telah usang .
Lemari ini tidak aku bawa biar aja nanti Bu inem yang akan membuangnya keluar.
Kumasukkan baju bajuku ke dalam tas ,tiba tiba ada yang terjatuh mengenai kaki ku.
Ternyata adalah gelang pemberian bang dino.
Aku pun tersenyum melihatnya.
" Bang apa kabar kau disana,apakah kau sudah mendapat penggantiku,semoga kau bisa melupakan ku dan mendapatkan pengganti diriku yg lebih baik,aku disini akan selalu mengingat mu",kataku dalam hati sambil menggenggam erat gelang itu.
Lalu aku memakai gelang pemberian Dino di tanganku."aku harap kalau kita berjodoh kita akan bertemu kembali",bathin ku dalam hati.
Setelah selesai berbenah akupun keluar dari kamar dan memanggil Rio.
" Rio ,udah selesai dek ?,kalau udah ayo kita pergi",ajakku ke Rio.
"Udah kak",katanya.
Lalu kami melangkah ke luar , rupanya di luar sudah menunggu Bu inem untuk menunggu kunci rumah nya.
" Bu ini kuncinya ,kami pamit dulu iy Bu",ucapku .
" Hem...",sahut Bu inem.
Kami pun melangkah meninggalkan rumah itu ,sesekali ku menoleh ke belakang rasanya tidak rela meninggalkan rumah ini .
Banyak kenangan yg tersimpan dengan bunda dan Nina di sana
Tapi bagai mana lagi udah itu menjadi jalannya aku harus dapat mengikhlaskan nya.
**********
" Kak kita mau ke mana ini ? " ,tanya Rio.
" Apa kita mau ke rumah ayah kak?" Tanya Rio lagi.aku hanya menggeleng kan kepala.
"Entah lah kakak pun tak tau Yo,kita tak mungkin ke rumah ayah ,kamu lihat sendiri kan ayah sampai sekarang tak pernah melihat kita ", jawabku.
Ketika sampai di persimpangan jalan tiba tiba sebuah mobil berhenti di depan kami.
"Ayu ,Rio kalian mau kemana ?"
Ternyata pakde yang berhenti di depan kami.
" Pakde !,pakde dari mana "tanya ku balik.
" Di tanya kok balik bertanya,pakde baru pulang dari luar kota ",jawabnya.
" Kalian mau ke mana ,itu bawa bawa tas segala" ,tanya nya.
"Kami di usir dari rumah pakde",jawabku tertunduk.
"Emangnya kenapa ?",tanya pakde
" Kami tak bayar uang kontrakan pakde ",jawabku.
"Owalah ,kasian kali kalian ".
"Lalu kalian mau ke mana?",tanya pakde lagi
Aku pun hanya menggelengkan kepala lemah .
" Kami tidak tau pakde",jawabku.
" Terus ayah kalian tau masalah ini?",tanya pakde.
" Tidak pakde, untuk apa memberi tahunya percuma aja ",kataku sedih.
" Yaudah sekarang kalian naik ke dalam mobil,kalian biar tinggal di rumah pakde aja",kata pakde lagi
" Tapi pakde....",kata ku ragu.
" Udah tak ada tapi tapian,cepat naik", perintah pakde lagi.
Akhirnya kami pun ikut ke rumah pakde, walaupun hati ini merasa ragu.
" Assalamualaikum"
pakde pun masuk ke dalam rumah di ikuti kami berdua .
" Waalaikum salam",sahut bude dari dalam
" Papa udah pulang?",kata bude.
Tapi dia heran melihat kami berdua
datang berbarengan dengan pakde.
" Lho pa , kenapa mereka bisa bersamaan dengan papa ,dan itu kenapa mereka bawa bawa tas segala ",tanya bude heran.
" Iya ma , mereka akan tinggal bersama kita",kata pakde.
" Apa !!,jangan bercanda papa",kata bude tak senang.
" Siapa yang bercanda! Papa serius ma".
" Kenapa mereka bisa tinggal disini ? Tanya bude lagi.
" Mereka di usir dari rumah nya,karena tak bayar kontrakan",jawab pakde lagi sambil duduk di sofa.
Bude hanya bisa menghela nafas panjang dan menatap sinis ke arah kami.
Kami pun hanya bisa tertunduk dan tak berani menatap wajah bude.