"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. pembagian tugas
Purnama mendengarkan cerita dari ketiga pemuda yang sedang menuduh salah satu teman nya ini, dia ingin menolak membantu karena dia sungguh ingin hiatus dulu untuk sementara dari dunia ghaib. jujur saja memang lelah selalu punya urusan dengan setan jahat, biar lah yang lain saja yang mengurus masalah setan karena dia ingin rehat dulu.
Para ustad di luar sana di persilahkan membantu karena merasa mereka juga bakal mampu, hanya saja mereka butuh bayaran besar. sedangkan Purnama selama ini bila membantu orang maka tak pernah sekali pun minta bayaran, bahkan bila orang itu akan membayar nya maka Purnama menolak dengan tegas uang tersebut.
Niat dia menolong karena hati yang ihklas, tidak akan meminta pamrih walau sepeser pun. uang yang dia dapat dari nafkah suami saja sudah lebih dari cukup, soal membantu itu biar lah jadi pahala nya kelak di akhirat. menuruti soal uang saja maka tak akan ada habis nya, lebih baik dia menolong secara ihklas.
Maka nya Zidan begitu keras menolak panggilan ustad dari orang orang kampung, sebab sekarang ini banyak yang menyalah gunakan ustad sebagai hal untuk mencati uang. tidak sedikit juga rombongan para ulama yang terlibat dalam hal buruk, seperti memperkosa para santri nya, padahal mereka sudah di beri kepercayaan oleh para orang tua murid.
"Tolong lihat lah, Mbak! apa benar bahwa Rizal yang sudah melakukan nya." pinta Angga bersungguh sungguh.
"Kalian sibuk menuduh dia begini karena apa?" tanya Purnama santai.
"Seperti yang sudah Angga katakan tadi, Mbak! Rizal selalu punya kesempatan begitu." Bima juga membuka suara.
"Aku tanya bukan itu! kalian menuduh Rizal dan bersikeras ingin menangkap dia itu karena apa?" Purnama mulai menaikan suara nya.
"Karena kami takut akan jadi korban suatu saat nanti." jawab Mus jujur.
"Sebentar lagi kau akan menikah itu, jadi nya kau takut?" Purnama menatap Mus.
"Benar, aku takut bila di bunuh oleh Rizal bila memang dia pelaku nya." angguk Mus apa ada nya.
Purnama menarik nafas nya berat karena dia sungguh di lema harus bagai mana, Maharani dan teman teman nya juga tidak menemukan titik terang. malah Xiela yang marah marah sejak kepulangan nya tadi malam, akibat Maharani tidak percaya dengan tebakan nya bahwa dia hutan ada pembunuhan.
Andai saja ketiga wanita cantik itu lebih cepat, maka pasti akan menangkap jubah hitam. walau pun tidak menangkap, namun bisa melihat wujud nya bagai mana. ini sekarang mereka masih belum tau wajah pembunuh itu bagai mana, ibarat kan orang buta yang sedang mencari jalan.
"Tolong ya, Mbak! aku sebentar lagi akan menikah, sedangkan pembunuh itu mengincar pasangan pasangan bahagia." cemas Mus.
"Kenapa kau berpikir dia mengincar pasangan bahagia?" tanya Purnama lagi.
"Yang di bunuh dia semua nya pasangan, Mbak Pur! berawal dari Sandi yang pengantin baru, lalu terakhir ini Arjun yang mau menikah juga." jelas Angga.
"Sesungguh nya aku sudah tidak mau lagi terlibat urusan itu, aku ingin menjalani hidup ku sebagai mana orang lain nya." lirih Purnama.
"Kamu punya kekuatan, Mbak. akan lebih baik bila di gunakan untuk menolong orang, pasti itu lah niat allah memberi mu kekuatan." nasihat Bima.
"Malah kau nasehati pula aku!" sentak Purnama.
Bima langsung kecut di tempat duduk nya karena di sentak oleh wanita galak ini, Angga mencubit teman nya agar jangan sembarangan saja saat bicara dengan Purnama. ini saja datang karena nyali yang sudah di lapis lapis, sebab wanita ini memang di kenal sangat lah galak sekali.
"Akan ku pikirkan lagi nanti." putus Purnama akhir nya.
"Jangan lama lama ya, Mbak. aku dua minggu lagi loh mau menikah, tolong sekali ya." pinta Mus menghiba.
"Kau tenang saja, nanti akan ku suruh seseorang untuk menjaga mu." angguk Purnama.
"Apa jin yang akan menjaga ku? usaha kan yang cantik atau ganteng ya, aku takut kalau bentuk mereka seram." pinta Mus pula.
Lirikan Purnama saja bisa membiat mereka terdiam, sontak ketiga nya langsung pamitan karena takut kena hajar nanti. yang penting sudah bicara dengan Purnama, semoga saja wanita itu mau menolong mereka yang sudah curiga dengan Rizal karena banyak fakta.
"Siapa yang akan kau kirim untuk menjaga dia, Pur?" tanya Maharani.
"Jangan sampai aku ya, geli aku nanti mendengar kan dia yang sibuk ngomongin masalah nikah saja sama pasangan nya." Nilam sudah menolak duluan.
"Aku juga tidak mau, lebih baik aku keliling desa mencari pembunuh!" Xiela sudah menolak juga karena enggan.
"Lebih baik kau suruh Xiefa dan Wira, biar mereka lebih asik mendengarkan pembahasan calon pengantin. nanti kan hubungan mereka bisa dekat, ku lihat mereka sudah ada rasa." Maharani merekomendasikan pasangan baru itu.
"Masa sih Kakak ku suka sama Wira?" Xiela tidak percaya.
"Memang nya kenapa? Xiefa kan tidak seperti mu yang patah hati karena di tolak." ejek Nilam pada Xiela.
Gadis cantik berambut sebokong ini merengut masam mengingat bagai mana cinta nya yang di tolak secara hina oleh Panglima, sudah cukup sampai saat itu dia mengejar cinta pria tampan anak buah Purnama. karena hati nya juga sangat sakit, biar lah bila memang harua jadi jomlo.
"Leha saja bagai mana?" Purnama meminta pendapat member nya.
"Gila kau, Pur! yang ada nanti Mus akan di goda setiap malam." seru Nilam kaget sekali.
"Emang ada miring nya otak mu ini, bisa bisa nya malah Leha yang akan kau kirim kan." Maharani juga berdecak kesal.
"Ya sudah kalau gitu Arini dan Jalak saja." lirih Purnama.
"Itu akan sama kasus nya dengan Xiefa dan Wira, mereka akan asik pacaran saja." seru Nilam lagi.
"Terus siapa?!" Purnama naik darah ini lama lama.
"Biar bergantian saja kalau gitu, Wira dan Sam. lalu Nana dan Xiefa, inti nya jangan berpasangan agar tidak pacaran." Xiela memberikan usul.
"Nah itu boleh, akan lebih baik begitu! karena bukan cuma Mus saja yang di jaga, itu kekasih dia pun perlu." ujar Nilam setuju.
"Ya sudah kalau begitu, biar Nana dan Xiefa yang menjaga kekasih Mus." angguk Purnama setuju dengan usul member baru nya.
Mereka pun sepakat untuk fokus pada tugas masing masing, biar lah mereka mejaga tugas nya dengan hati yang tenang dan tentram, kalau di paksa nanti yang ada malah bertengkar tidak ada habis nya karena hati yang kesal, kalau sudah begini maka mereka semua setuju saja dengan pembagian tugas Xiela.
atau jangan² ini ulahnya pak lurah lagi