NovelToon NovelToon
Bunda Bukan Wanita Malam

Bunda Bukan Wanita Malam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Patahhati / Duda / Single Mom
Popularitas:50.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

(Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!)

Demi mendapatkan uang untuk mengobati anak angkatnya, ia rela terjun ke dunia malam yang penuh dosa.

Tak disangka, takdir mempertemukannya dengan Wiratama Abimanyu, seorang pria yang kemudian menjeratnya ke dalam pernikahan untuk balas dendam, akibat sebuah kesalahpahaman.


Follow IG author : Kolom Langit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia adalah Lyla

Setelah mengadukan perbuatan Wira pada opanya, Lyla pun tertidur lelap. Pria paruh baya itu masih betah duduk di sana dengan memandangi wajah polos Lyla. Tangannya terulur membelai puncak kepala gadis kecil itu, dengan seulas senyum teduh yang menghiasi wajahnya. Dalam pikirannya, jika saja anak Wira ada bersama mereka, mungkin ia sudah sebesar Lyla. Namun sayang, keberadaan cucu yang telah lama dicarinya itu belum menemukan titik terang.

Ayah baru saja akan keluar dari ruangan itu, saat Via baru datang dari ruangan dokter. Seperti biasa, ia akan menunjukkan senyumnya.

"Ayah sudah mau pergi? Maaf aku merepotkan Ayah. Aku tadi agak lama di ruangan dokter."

"Tidak apa. Ayah sangat menyukai Lyla. Dia anak yang kuat," ucapnya diikuti anggukan oleh Via. "Via ... Bisa kita bicara sebentar?"

"Ada apa, Ayah?"

Ayah memberi kode pada Surya agar meninggalkan mereka berdua di ruangan itu. Pria yang selalu setia di belakang tuannya itu pun segera keluar dari ruangan. Ayah merangkul Via dan membawanya untuk duduk di sebuah kursi, tidak jauh dari pembaringan Lyla. Selama beberapa saat, ayah terdiam. Rasanya belum sanggup berkata-kata.

Via pun dapat melihat raut kesedihan yang tergambar di wajah ayah mertuanya itu. "Ayah kenapa?"

"Kenapa kau menutupi keadaan yang sebenarnya, Nak? Kenapa kau tidak mengatakannya pada ayah?"

"Apa maksud Ayah?"

"Lyla baru saja mengatakan bahwa Wira selalu menjahati kalian. Maafkan ayah, Nak. Ayah benar-benar tidak mengerti kenapa Wira melakukan semua ini. Ayah pikir dia meminta izin untuk menikahimu karena dia mencintaimu. Setelah keadaan Lyla membaik, dan diizinkan pulang, kalian akan tinggal bersama ayah. Tinggalkan Wira dan biarkan dia merenungi kesalahannya. Ayah tidak akan membiarkannya menyakiti kalian lagi. Kau berjuang sendirian merawat Lyla, bahkan mengorbankan dirimu sendiri."

Cairan bening mulai menggenangi bola mata Via. Walaupun ia berusaha menahan, namun tetap saja berguguran membasahi wajahnya yang polos tanpa make up. Ia teringat semua perlakuan Wira padanya sejak hari pertama pernikahan mereka. Bohong jika Via tidak merasa sedih dan terluka. Layaknya seorang istri pada umumnya, Via juga mengharapkan kasih sayang. Namun yang sebaliknya, malah kebencian yang diperolehnya.

"Ayah ... Selain menjadi seorang ibu, aku juga seorang istri. Akan menjadi dosa bagiku jika pergi meninggalkan rumah tanpa izin suamiku. Aku mungkin terluka atas apa yang dilakukan Mas Wira. Tapi, fitrahku sebagai seorang istri adalah untuk menutupi apa yang kurang dari diri suamiku. Bukan sepenuhnya salah Mas Wira kalau dia membenciku. Aku hanyalah seseorang yang akan berakhir sebagai wanita penghibur jika saja ayah tidak berbaik hati padaku."

Dengan penuh kasih sayang, ayah mengusap pucuk kepala wanita yang menjadi menantunya itu. Via sangat berbeda dengan Shera, sebab itu ia sangat mengagumi kedewasaan Via, walaupun usianya masih terbilang sangat muda.

"Via ...Wira hanya tahu cara menyakitimu. Tinggallah bersama ayah dan ibu. Ibu juga pasti akan sangat senang kalau kau dan Lyla tinggal bersama kami." Sekali lagi ia berusaha membujuk Via. "Wira sudah menyia-nyiakan istri sebaik dirimu. Beri dia hukuman yang sepantasnya."

"Apakah layak bagi seorang istri untuk menghukum suaminya, Ayah?"

"Tapi apa dia pernah menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami? Tidak, dia mengabaikanmu. Bahkan dia memberi kalian sebuah kamar yang tidak layak."

Air mata Via semakin mengalir deras. Ada luka di hati yang sangat dalam. "Mas Wira hanya manusia biasa. Dia bukan malaikat yang memiliki kesempurnaan. Selama aku masih menjadi istrinya, maka kewajiban ku adalah berbakti padanya."

Hati seorang Tuan Gunawan begitu terenyuh mendengar ucapan Via. Ia merasa beruntung memiliki seorang menantu yang diselamatkannya beberapa bulan lalu dari sebuah tempat hiburan. Sejak pertama kali bertemu, ia begitu kagum pada sosok Via. Terlebih, saat Via yang malam itu sangat ketakutan menceritakan padanya penyebab ia rela masuk ke dunia hitam itu. Sungguh, Via seorang wanita berhati mulia baginya.

Betapa bersihnya jiwa mu, Nak. Kau layak untuk bahagia.

****

Di sisi lain, Wira dan Bima baru tiba di sebuah sekolah pesantren yang disebutkan Shera, yang merupakan lokasi dimana ia membuang bayinya. Begitu tiba di ibu kota, mereka langsung menuju tempat itu. Bahkan Wira belum sempat pulang ke rumah. Bima hanya meminta seorang sopir menjemput mereka di bandara.

"Shera bilang, dia membuang anakmu di sini," ucap Bima menatap bangunan sekolah itu.

Sejenak, Wira mengalihkan pandangannya pada sebuah tempat yang begitu dikenalinya. Panti Asuhan kasih Bunda, tempat tinggal Via dan Lyla sebelumnya.

"Ayo kita tanya pada penjaga sekolah itu. Semoga dia tahu sesuatu." Bima menunjuk seorang pria paruh baya yang sedang duduk di pos penjaga sekolah itu.

Tanpa banyak berpikir lagi, mereka menghampiri pria itu untuk bertanya. Dengan harapan, akan ada petunjuk mengenai keberadaan anak Wira.

***********

"Empat tahun lalu, memang ada bayi baru lahir yang ditemukan di depan gerbang sekolah. Yang menemukannya pertama kali adalah seorang gadis muda. Dia membawa bayi itu ke panti asuhan yang ada di ujung jalan sana," jelas pria penjaga sekolah itu sembari menunjuk sebuah pasti asuhan yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari sekolah itu. Bahkan bangunan panti asuhan itu dapat terlihat dari tempat mereka sekarang duduk.

Wira membeku, hanya tatapannya yang terarah pada Bima. Ada perasaan antara sedih dan bahagia, setidaknya ia telah mendapat titik terang mengenai keberadaan anaknya. Namun, ada pula kekhawatiran jika saja bayinya telah ada yang mengadopsi.

Bima menepuk bahu Wira, yang membuat lamunan lelaki itu buyar seketika. "Ayo, Wira ... Kita ke panti asuhan itu." Bima menatap pria paruh baya di depannya. "Terima kasih, Pak. Informasi ini sangat membantu."

"Sama-sama. Kalian bisa menanyakan tentang bayi itu pada pengurus panti. Namanya Bu Retno."

Wira mengangguk pelan. Ia mengeluarkan uang yang ada di dalam dompet tanpa menghitung jumlahnya, lalu memberikan ke tangan pria di depannya. "Terima kasih banyak. Ini untuk anak Bapak. Semoga bermanfaat," ucap Wira membuat pria penjaga sekolah itu heran sekaligus senang. Namun ia terlihat masih bingung dengan dua pria itu.

Setelah berpamitan, mereka segera menuju panti asuhan Kasih Bunda. Wira sudah terlihat sangat tidak sabar untuk menemukan anaknya.

"Itu panti asuhan tempat Via dan Lyla tinggal," ucap Wira.

"Iya, aku tahu," jawab Bima.

Setibanya di panti asuhan itu, Wira dan Bima disambut baik oleh Bu Retno, wanita paruh baya pengurus panti asuhan. Ia membawa Bima dan Wira untuk berbincang di ruang tamu.

"Nak Wira, bagaimana keadaan Lyla dan Via? Sejak Nak Wira menikah, Via tidak pernah kemari lagi selain saat datang menjemput Lyla," tanya Bu Retno.

Seketika Wira terdiam. Penyebab Via tidak pernah berkunjung lagi ke panti asuhan itu adalah karena syarat pernikahan yang diajukan Wira padanya.

"Via sedang sibuk, Bu. Lain kali aku akan memintanya kemari."

"Baiklah. Ibu sangat merindukan Lyla. Sejak dia ikut Via, rasanya panti asuhan ini jadi hampa."

Bima memberi kode pada Wira agar segera menyudahi basa-basi itu dan segera menanyakan maksud dari kedatangan mereka ke panti asuhan itu.

"Bu, sebenarnya aku kemari untuk menanyakan sesuatu."

"Ada apa, Nak Wira?"

Entah harus mulai dari mana menjelaskan, Wira terlihat bingung. Sehingga Bima membantu menjelaskan.

"Bu, Maaf kalau kedatangan kami mengejutkan. Empat tahun lalu, Wira kehilangan istri dan anaknya yang baru lahir. Menurut informasi yang kami kumpulkan, seseorang gadis menemukan bayi itu di gerbang sekolah dan membawanya ke panti asuhan ini. Apakah empat tahun lalu memang ada seorang bayi perempuan yang ditemukan di depan gerbang pesantren di sebelah?" tanya Bima pelan-pelan. Wajah Bu Retno pun terlihat sangat terkejut mendengar ucapan Bima. Kedua bola matanya telah berair.

"Bayi?" tanya Bu Retno diikuti anggukan oleh Wira dan Bima.

"Ia, Bu. Bayi itu adalah anakku dari istri pertamaku. Dia membawa anak kami pergi. Menurut pengakuannya, dia membuang anak kami di depan gerbang sekolah. Kami baru saja mencari informasi di sana. Penjaga sekolah itu mengatakan, seorang gadis membawa bayi itu kemari."

Masih dengan sisa keterkejutannya, Wanita itu mengusap air matanya. Ia masih antara percaya dan Tidak.

"Ya Tuhan, takdir memang tidak bisa ditebak," ujarnya berusaha meredam tangisannya, sehingga Bima dan Wira saling melirik.

"Apa anakku masih ada di sini? Atau sudah ada yang mengadopsinya?" Ragu-ragu, Wira bertanya.

Bu Retno mencoba meredam tangisannya yang tertahan, sebelum akhirnya berkata, "Jika bayi itu yang Nak Wira maksud, maka dia adalah Lyla. Via yang sudah menemukan Lyla di dalam sebuah kardus empat tahun lalu. Dan sejak saat itu, Via menganggap Lyla sebagai anaknya sendiri."

Wira kembali membeku, dengan air mata yang mengalir begitu saja. Tidak ada sepatah kata pun yang sanggup terucap dari bibirnya. Dadanya pun terasa penuh sesak. Teringat semua ucapan kasarnya pada Lyla dan juga Via.

"Kau pikir rumah ini panti asuhan? Jadi kau bisa membawa orang seenaknya tinggal di sini?"

"Kalau aku sudah bilang tidak artinya tidak! Aku tidak mau kau bawa anak harammu itu untuk tinggal di rumahku!"

"Lalu kalau bukan anak haram apa namanya? Kau belum belum pernah menikah. Lalu bagaimana kau bisa punya seorang anak, kalau bukan hasil hubungan gelapmu."

"Baik! Kau boleh bawa anakmu tinggal di sini. Tapi ingat, dia tidak boleh berkeliaran di rumah ini. Tempatnya adalah di kamar belakang bersamamu."

"Kenapa anakmu terus menangis? Apa kau tidak tahu kalau suaranya sangat menganggu?"

"Siapa yang mengizinkan kamu bermain di sini?"

"Aku kan sudah pernah bilang, aku izinkan anakmu tinggal di rumah ini, tapi aku tidak mau dia berkeliaran dengan bebas!"

"Lyla sayang Bunda. Tidak apa-apa kalau Lyla tidak punya boneka plinsyes. Lyla kan syudah punya boneka yang Bunda kasih."

"Bunda, Lyla mau pulang ke panti ajah. Lyla tidak mau tinggal di sini. Om Wila jahat dan galak."

Mengingat semua kesalahannya, ia hanya dapat menangis dan menangis dalam penyesalan.

1
Ila Lee
ya Thor geram aku dengan wira buat anak pandai
Ila Lee
mati kau wirw mana tu kesayanganibu dan ayah gidam cari secepatnya
Ila Lee
alhamdulillah semoga Shera berubah jadi lebih baik menikah dengan Surya cinta pertama nya
Ila Lee
wah ada pak mafia juga ya thir
Ila Lee
semoga via dan. baby selamat
Ila Lee
bodoh betul wira kn setiapmlm bercucuk tanam Tampa halangan
Ila Lee
wahdu wirid si evanmahu lihat kecubung MU sudah ke belum di perut via/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ila Lee
kenapa ya
Ila Lee
comelnya
Ila Lee
lihat lh Shera bagitau pak Gunawan mempertahan via mantu kesayangan mereka
Ila Lee
cantik rupa tapi perangai buruk dan kejam sebagai ibu
Ila Lee
copra menyemburkan bisa nya
Ila Lee
jgn gitu wira kalau mahu ngdon yg lembut jgn buat via takut
Ila Lee
wira cemburu via sama evan
Ila Lee
evan suami nya Hanna dan ayah kepada sky dan star aku rindu si kembar /Heart/
Ila Lee
ya begitu lh rumah tangga sering terbuka dan jujur antara satu sama lain kunci kebahagiaan /Drool//Drool//Drool/
Ila Lee
cantik Thor kasi lh foto Lyla pasti comel
Ila Lee
boleh lh ganteng juga siwira
Ila Lee
woi perempuan tak thu malu lupa siapa yg me besar kn Kyla wanita berhati mulai via lh yg sanggup berbuat apa sahaja demi Lyla nya
Ila Lee
Shera ini belum berubah tidak tahu diri via lebih mulia hati nya dari kamu Shera
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!