Niat awalnya yang hanya ingin bersenang senang ketika pergi berlibur ke Cappadocia, ternyata berakhir petaka.Karena pria muda yang sempat menjadi teman bermainnya selama disana tiba tiba datang ke Indonesia dan menjadi mahasiswanya.
Membuat kehidupan Cantika yang sudah mulai tenang setelah perselingkuhan yang dilakukan oleh tunangan nya,kembali kacau. Sebab selain datang sebagai mahasiswa nya Saka Samudra,pria muda berusia 22 tahun itu juga datang meminta pertanggung jawabannya,akibat malam panas yang mereka habiskan saat di Cappadocia waktu itu.
" Ibu harus bertanggung jawab padaku,karena sudah mengambil keperjakaan ku, lalu pergi begitu saja!"
" Sial!"
Hanya itu yang bisa terlontar dari mulut Cantika, karena sadar kalau sekarang dia dalam masalah serius. Sebab ternyata pria muda itu tidak berniat melepas kan dirinya begitu saja, padahal waktu itu dia sudah sengaja buru buru kabur agar mereka tidak bertemu.
Penasaran dengan cerita mereka berdua, Cus baca reader🥰.
Happy reading🥰🥰?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14.Saka Telpon Dari Ayah mu.
Ah Sial! Apa aku sudah tidak waras?! Sadar Cantika, ini tidak boleh! ingat siapa pria muda yang sekarang sedang berada didalam kamar mandi itu? Dia pria yang berusia 5 tahun darimu, mahasiswa mu, putra seorang politikus terkenal yang namanya sedang banyak dibicarakan orang! .
Cepat buang jauh jauh semua pikiran kotor mu itu!! Sadar!! Kamu itu seorang dosen, dia mahasiswa mu sekarang! Kalian tidak lagi berada di negara antah berantah Cappadocia lagi. Ini Indonesia! Apa kata orang, kalau mereka tau soal ini!Masa depan Saka pasti hancur dan kamulah yang...
Dretttt.... dretttt..
Cantika terkejut sampai terjengkit, mendengar dering ponsel yang tiba tiba.
Dia tau nada dering itu bukan miliknya, melainkan berasal dari milik Saka yang berada diatas meja ruang tamunya.
Sejujurnya Cantika tidak ingin tau siapa yang menghubungi pria itu, tapi ponsel Saka terus berdering seperti itu telpon penting.
Jadi untuk tau siapa yang menelpon, Cantika mendekat menghampiri meja ruang tamu dan mengambil benda pipih yang sejak tadi terus berdering itu.
" Ayah!?"
Melihat nama orang yang menelpon. seketika Cantika gugup dan gemetar, dia ketakutan karena ayah itu berarti adalah Adrian Samudra mantan duta besar Turki yang sekarang merupakan seorang politisi dan dia ayah Saka.
" Ah Sial, Saka!"
Dengan terburu buru, Cantika berjalan menuju kearah kamar mandi luar yang terletak tepat disamping dapur dirumahnya.
Tau Saka yang sedang mandi pasti tidak mendengar panggilannya barusan, Cantika pun mengulangi dibarengi mengetuk pintu kamar mandi itu keras,supaya suaranya terdengar dari dalam.
Tok! Tok!
" Saka! Ayahmu menelpon?! Cepat keluar dan angkat!"
Klek!
":Siapa, Cantika?" Masih dengan rambut basah yang meninggalkan tetesan air disekitar wajah dan leher, serta handuk yang dipasang asal di sekeliling pinggangnya pria muda itu membuka pintu kamar mandi.
Melihat penampilan Saka yang terlihat sangat sexy dan menggoda begitu, lidah Cantika seketika kelu. Bola matanya membulat hampir meloncat keluar menatap tanpa berkedip kearah Sosok yang berjalan keluar dari kamar mandi.Sampai terpaksa pria muda itu mengulangi lagi pertanyaan nya barusan.
"Siapa yang barusan menelpon? Apa Kak Leili? Atau Dara? Atau ...."
Siapa nama itu? Kenapa terdengar seperti orang yang dekat dengan Saka? Batin Cantika , tidak suka mendengar pria itu menyebut nama perempuan didepannya.
" Bukan, tapi ayahmu. Pak Adrian Samudra!" Jawab Cantika ketus dengan menyodorkan ponsel pria itu ke siempunya.
" Ayah??!"
Cantika bisa melihat jelas kalau Saka terlihat terkejut, mendengar nama orang yang baru saja melakukan panggilan tak terjawab di ponselnya.
" Iya,itu lihatlah."
Tidak perlu melihat atau memeriksa ulang soal perkataan Cantika barusan, karena ponsel itu sudah berdering lagi dan menampilkan nama Ayah disana.
Cantika yang masih berdiri tak jauh dari Saka bisa melihat jelas bagaimana ekspresi pria itu saat menatap kearah layar ponsel.
Ragu ragu, gugup, sedih, marah dan...
" Halo...."
" Ya, ada tadi malam."
" Tidak.Aku tidak mau. Untuk sementara aku akan tinggal dihotel saja baru nanti mungkin tinggal di Apartemen. Yang pasti tidak dirumah kalian."
" Mobil? Sudah aku kembalikan dan aku katakan padanya, supaya jangan ...
" Ibu?!?! Tidak!!! Aku tidak mau! Dan jangan terus bersikeras menyuruhku untuk mengucapkan kata itu?!"
Cantika yang berdiri tak jauh dari Saka, bisa mendengar jelas semua yang dikatakan pria itu pada Ayahnya diseberang telpon. Tapi...dari semua pembicaraan itu, sedikitpun Cantika tidak melihat keakraban diantara mereka berdua, layaknya seorang Ayah dan anak.
Dingin dan penuh emosi,serta terdengar asing.Seolah itu bukan percakapan dengan orang yang sudah membuat Saka ada didunia ini, melainkan dengan ..rival atau lebih tepatnya orang yang dibenci pria itu sekaligus juga dicintainya.
" Sudah aku bilang,aku tidak mau! Bisakah anda berhenti menyuruh aku untuk melakukan hal itu! Tujuan ku kembali kemari juga bukan untuk kembali kerumah itu, tapi...."
Cantika yang sejak tadi mendengarkan sambil berdiri mengamati Saka sontak terkejut waktu pria itu tiba tiba menatap kearah dirinya.
Wajahnya seketika kaku karena takut diujung kalimat yang dikatakan Saka untuk tujuannya datang ke Indonesia, dia menyebut namanya pada ayah pria itu.
Tapi untung saja tidak,Saka tidak mengatakan apa apa soal dia. Meski saat itu Cantika bisa melihat jelas raut sakit diwajah pria itu,saat mendengarkan apa yang dikatakan Ayahnya dari seberang telpon. Dan sebagi penutup pembicaraan mereka, Saka hanya menggumam singkat dengan memasang raut marah bercampur sakit hati yang terlihat jelas.
" Haaaah..." Saka menghela nafas keras beberapa kali, dengan menyugar rambutnya yang masih setengah basah, begitu pembicaraan itu berakhir.
Melihatnya Cantika jadi merasa iba dan sontak perasaan simpati nya muncul,jadi dia mendekati Saka untuk bertanya kondisinya yang Cantika duga pasti tidak baik baik saja.
" Kamu baik baik saja Saka?" Saka yang semula hanya menatap kearah layar ponselnya, menoleh menatap Cantika yang sudah tepat ada didepannya.
" Nggak,aku.....Bruk!"Dia menarik Cantika dan menjatuhkan berat tubuhnya keperempuan itu, membuat Cantika sampai oleng meski tidak jatuh,karena perbedaan postur dan berat tubuh diantara mereka berdua.
" Saka!"
" Sebentar saja Cantika,biar aku begini sebentar..."
Kalau biasanya dia akan protes atau bereaksi menolak meski sering berakhir sia sia. Tapi untuk yang ini dia membiarkan saja, meski harus menambah kekuatannya supaya mereka berdua tidak terjatuh kelantai.karena pria itu lebih berat darinya.
" Baik sebentar saja," balas Cantika sambil sesekali menepuk dan membelai punggung Saka berniat menghiburnya.
Satu menit semuanya baik baik saja, dua menit masih belum ada masalah meski dia mulai kelelahan dan aroma sabun bercampur shampo yang menyeruak keluar dari tubuh pria itu mulai mengganggu indera penciumannya, serta saraf saraf kecil diotaknya.Tapi masih bisa Cantika tahan.
Sampai dia merasa sesuatu yang aneh menekan bagian depan perut nya yang bersentuhan langsung dengan tubuh depan Saka yang hanya terbalut handuk dari pinggang ke paha.Untuk hal itu dia tidak bisa mengabaikannya, karena Saka yang menekankan wajah keceruk lehernya terasa terlalu diam, membuat nya merasa aneh.
" Saka...sudah?" Dia bertanya berniat untuk melepaskan pelukan mereka, karena indera indera ditubuhnya terasa mulai lebih sensitif dibanding sebelumnya.
" Belum."
" Tapi aku lelah...mau sampai kapan kamu memelukku begini?!" Cantika mulai protes dan berusaha melonggarkan pelukan pria itu, sebab sesuatu yang menekan perutnya itu semakin terasa nyata dan dia tau benar apa itu artinya.Jadi sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi sebaiknya...
" Jangan bergerak gerak begitu Cantika! Milikku jadi semakin bangun nanti!" Larang Saka yang sontak membuat tubuh Cantika kaku.dalam pelukan pria itu.
Merasakan tubuh Cantika yang dia peluk berubah kaku, Saka mengangkat kepalanya dari ceruk leher perempuan itu lalu menatap Cantika dengan dahi mengeryit.
" Kamu patung?"
" Hah?!" Cantika ternganga bingung mendengar pertanyaan yang dilontarkan pria itu padanya karena terdengar aneh.