Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balasan Untuk Wanita Pembully
Permusuhan Zara dan Maya sepertinya masih terus berlanjut. Sebenarnya Zara tidak ingin berurusan dengan wanita jahat itu. Setelah memberi wanita pelajaran saat balap kuda ia sudah memutuskan melupakan sakit hatinya dari Maya. Tetapi tidak untuk Maya, wanita itu masih menganggap Zara musuh bahkan saingan. Zara tidak ingin lemah lagi di depan orang-orang yang pernah membully dirinya.
Zara merasa lehernya sakit, "Dasar wanita tidak malu."
Ia merapikan rambut di kamar mandi, menatap kaca dengan tatapan penuh dendam. Ada amarah yang sangat besar yang membakar jiwanya. Di masa lalu Maya yang hampir menghancurkan dirinya. Kali ini ia tidak ingin hal itu terjadi lagi, setelah merapikan penampilannya ia keluar dari kamar dan menghampiri Maya yang teman-temannya yang duduk di pinggir kolam .
“Ada apa? Apa kamu ingin dihajar lagi?” Maya berdiri menantang dirinya.
Tidak ingin selalu di rendahkan setan dalam tubuh Zara keluar ia meraih vas bunga diatas meja memukul kepala Maya . Darah segar menetes ke wajahnya. Maya memegang kepalanya lalu berteriak histeris melihat cairan merah di tangannya.
"Berhenti mengusik hidupku, aku tidak akan tinggal diam lagi kalau kamu mengganggu," tegas Zara.
Tidak cukup sampai di sana ia mengambil pecahan vas bunga dan mengarahkan ke leher wanita jahat itu.
“Dengar ! Di masa lalu kamu boleh menginjak-injak harga diriku, tapi sekarang tidak lagi,” bisik Zara menggores pecahan kaca itu lengannya
Teriakan histeris terdengar dari pinggir kolam renang, Kenan terkejut melihat keberanian Zara. Lelaki itu hanya diam.
“Apa kamu sudah gila!” teriak Nesa teman Maya. Zara meraih kayu besar ingin memukul wanita itu.
“Akkk!” Ia berteriak mengarahkan telapak tangan minta ampun.
“Jangan ikut campur kalau kamu tidak ingin mati!”
Zara meninggalkan Maya yang terluka ia kembali masuk ke dalam kamar. Para gadis-gadis yang ada di kolam renang berusaha menolong Maya, membawa musuh Zara itu ke ruangan kesehatan untuk mendapat pengobatan. Kenan masih duduk dengan tenang, ia hanya diam melihat apa yang dilakukan Zara. Ia tahu kalau wanita cantik itu diujung puncak kemarahannya. Apa yang dilakukan Kenan padanya pagi itu jadi awal kemarahan Zara.
“Dia sangat menakutkan kalau lagi marah,” ujar Kanez.
**
Kenan berdiri, ia mengikuti Zara ke dalam kamar saat ia masuk wanita cantik itu sedang mencuci tangannya, ia mencoba membersihkan noda darah dari lengannya.
“Walau kamu mencuci sampai bersih, kalau dia sampai mati tadi kamu akan jadi tersangka.”
“Masuk penjara jauh lebih baik daripada terkurung di sini,” sahut Zara masih dengan tatapan sinis.
“Apa kamu ingin jadi pembunuh?” tanya Kenan.
“Membunuh orang seperti dia tidak akan membuatku menyesal.”
“Kamu marah padaku?”
“Setidaknya kamu menepati janjimu, bukankah seorang pria harus menepati janjinya. Kamu mengatakan padaku kalau aku bisa tetap bekerja, biarkan aku tetap bekerja,” tuntut Zara.
Bukannya menjawab pertanyaan Kenan ia malah melayangkan protes. Kenan melihat ada kemarahan di wajah Zara,”baiklah, kamu boleh bekerja tetapi di bawah pengawasanku,’ usul Kenan.
“Terserah, terpenting aku bisa bekerja.”
“Aku mau memberitahumu … Sean sudah saya pindahkan ke Jakarta lagi, kalau kamu ingin bekerja . Apa kamu mau bekerja tetap di sini atau kamu pindah juga ke Jakarta?”
Pertanyaan jebakan. Zara sudah bisa menebak kalau Kenan ingin mempermainkannya lagi, ia tidak mau terjebak dalam permainan Kenan. Dokter cantik itu ingin menyusun rencana sendiri.
“Aku akan tetap bekerja di sini.”
Kenan kaget, tadinya ia berpikir akan ikut ke Jakarta, karena Sean sudah di jakarta, “Kamu yakin, ini rumah sakitnya kecil, fasilitasnya juga kurang mendukung.”
“Iya, aku memilih di sini. Situasi di rumah sakit ini membuatku nyaman.”
Kenan terdiam, sekarang ia yang bingung ia tidak akan mungkin meninggalkan Jakarta karena bisnisnya ada di sana. Ia sudah terlanjur memberi tawaran pada Zara.
“Baiklah, kamu boleh kerja di sini.”
‘Kita lihat apa kamu bisa mengawasiku selama dua puluh empat jam’ Zara membatin di otaknya sudah banyak rencana. Kenan masih duduk diam melihat Zara,
“Aku yang mengundang Maya datang ke sini.”
Zara tidak peduli siapa yang mengundang Maya datang ke tempat Kenan, ia marah karena wanita itu ingin menyakitinya, sebelum itu terjadi Zara memberinya pelajaran. Sepertinya Kenan salah paham ia berpikir kalau Zara marah karena Maya datang ke rumah Kenan.
‘Apa dia pikir aku cemburu?’ Zara membatin, ingin rasanya ia tertawa terbahak-bahak di depan Kenan. Tapi ia tidak ingin lelaki itu marah lagi. Kemarahan Kenan tadi pagi cukup membuat Zara jerah. Hampir saja ia memuntahkan semua semua isi perutnya saat Kenan memaksa memasukkan senjata miliknya ke dalam mulutnya secara paksa..
“Apa kamu mendengarku?”
Zara hanya menjawab seadanya,” baiklah.”
Mendengar jawaban singkat dari Zara Kenan semakin penasaran, “Kamu marah karena dia datang ke sini bukan?”
“Aku marah karena dia ingin memukulku lebih dulu, aku tidak ingin wanita itu menindasku seperti dulu lagi, itu sebabnya aku memberinya pelajaran.”
“Apa hanya itu?” Kenan belum puas dengan jawaban Zara, pria tampan itu ingin Zara mengaku cemburu, tetapi demi apapun Zara tidak merasakan cemburu .
“Iya.”
“Aku ingin bertanya padamu. Apa kamu tidak punya sedikit perasaan padaku?”
Zara kaget mendengar pertanyaan serius itu dari Kenan, Zara berpikir kalau Kenan menikahinya dengan paksa karena kemarahannya padanya dan ayahnya karena pernah menolak lamarannya tiga tahun lalu. Ia juga berpikir karena dirinya dan ayahnya penyebab meninggal papi Kenan. Jadi tidak ada melibatkan cinta dalam pernikahan mereka , semua karena dendam dan amarah. Zara tidak ingin salah memberi jawaban, ia memilih diam.
“Oh baguslah itu artinya kita sama, aku juga tidak ada perasaan sedikitpun sama kamu,” ucap Kenan, ia berkata seperti itu untuk menutupi rasa malu.
‘Baiklah jangan pernah cintai aku selamanya. Mari kita membenci satu sama lain sampai kita mati’ Zara membatin.
Ia berdiri di kaca mengobati luka cakar yang dilakukan Maya dan teman-temannya. Kenan keluar lagi melanjutkan pesta bersama teman wanitanya, tetapi kali ini wajahnya tidak bersemangat lagi. Ia hanya duduk menyendiri sembari menikmati whisky di tangannya. Zara masih di dalam kamar memilih membaca . Ia tidak bisa berbuat apa-apa Kenan menyita ponsel miliknya. Ia hanya perlu bersabar dan tidak tahu sampai kapan dirinya tertawan di rumah Kenan. Di rumah ia tidak bisa berkutik sebab setiap sudut ada penjaga yang ditugaskan untuk mengawasinya setiap gerakannya. Tubuhnya ada di rumah Kenan tetapi pikiran Zara berkelana pergi entah kemana. Ia bahkan tidak tahu kemana Kenan memindahkan Sean.
Ia terus berpikir apa sebenarnya yang dilakukan ayahnya pada Kenan di masa lalu dan dosa apa yang dia lakukan kenapa dirinya mengalami hal yang sangat buruk dalam hidupnya. Ia hanya berharap bisa merawat Sean dan bisa berkumpul kembali dengan anak mereka.
'Apa aku meracuni Kenan saja agar hidupku bisa bebas?' tanya Zara dalam hati. Otaknya tiba-tiba dapat ide gila.
Bersambung
Jangan lupa berikan dukungan ya kakak2 dengan cara like, komen agar authornya semakin semangat untuk update banyak bab tiap hari, terimakasih.