Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13. DI WARUNG BAKSO
BEBERAPA HARI KEMUDIAN.
‘’ Kamu ‘’
Rara yang sedang siap-siap langsung menoleh ke kanan dan kiri ‘’ Maksud ibu, saya? ‘’ Tunjuk Rara kepada dirinya sendiri.
‘’ Kamu pikir siapa lagi, orang yang ada di sinikan hanya kamu ‘’ Keluhnya.
‘’ Ada apa ya bu, Ibu panggil saya? ‘’ Tanya Rara.
‘’ Belikan saya makan siang, saya tadi belum sempat makan ‘’ Pinta Dewi sambil memberikan uang lima puluh ribu.
‘’ Tapi saya mau pulang bu, dan ini kan tugas ob ‘’ Ucap Rara yang tidak ingin di tindas.
‘’ Kamu mau melawan kepada saya? Apa kamu mau saya laporkan sikap kamu ini kepada atasan ‘’ Ancam Dewi.
Rara membuang nafasnya ‘’ Silahkan saja jika Ibu mau melaporkan saya, toh saya merasa tidak salah ‘’ Jawab Rara yang langsung pergi meninggalkan Dewi.
Ini bukan pertama kalinya Dewi memerintah Rara, semenjak Dewi kerja di sini. Hidup rara merasa tidak tenang, ada saja titahan Dewi yang membuat Rara jengkel.
Rara menaiki sepeda motor miliknya dan hendak menghidupkan motor namun di hentikan oleh Riki yang tiba-tiba datang di hadapan Rara.
‘’ Ra, apa bisa kita bicara? ‘’ Tanya Riki.
‘’ Menyingkirlah dari hadapanku ‘’ hardik Rara yang malas berurusan dengan Riki.
‘’ Aku mohon, ada yang ingin aku jelaskan kepada kamu ‘’ Pinta Riki.
Rara tersenyum miring ‘’ Aku tidak butuh penjelasan mu, jadi menyingkirlah ‘’ Kata Rara ‘’ Atau kamu mau aku tabrak? Eh tapi kasian motorku nanti lecet ‘’ Rara mengusap motornya yang seolah ia lebih sayang motor daripada nyawa Riki.
‘’ Mas Riki! ‘’
‘’ Menyingkirlah ‘’ Rara lansung gas motornya ketika Riki sudah menyingkir.
Mood Rara yang sedari tadi hancur semakin hancur ketika melihat Riki. Setelah sekian lama baru kali ini Riki menampakan dirinya, selama ini kemana saja.
Sebelum sampai di rumah Rara mampir di warung bakso dekat rumah ‘’ Pak, biasa ya ‘’ Pinta Rara.
‘’ Siap neng ‘’
Rara duduk di kursi yang kosong sambil membuka hp ‘’ Ada apa dengan hari ini, kenapa hari ini aku sial sekali ‘’ Gumam Rara sebal.
‘’ Mommyyy... ‘’ Caca langsung turun dari gendongan Irfan lalu berlari kearah Rara.
‘’ Caca.. kamu kesini sama siapa? ‘’ Tanya Rara yang langsung memangku caca.
‘’ Sama Daddy tuh ‘’ Tunjuk Caca kepada irfan.
‘’ Mas ‘’ Sapa Rara ramah.
‘’ Hm.. kamu di sini juga ‘’ Ucap Irfan.
Rara menunjukan gigi putihnya ‘’ Iyah Mas, kebetulan sedang ingin makan yang pedas ‘’ Jawab rara yang langsung di anggukan oleh Irfan.
‘’ Mommy makan di sini? ‘’ Tanya Caca
‘’ Iyah cantik, soalnya kalo makan di rumah pasti akan di marahin sama Nenek ‘’ Ucap Rara.
Rara memang sudah di larang untuk makan bakso apa lagi kalo baksonya itu pesas.
‘’ Daddy, aku ingin makan di sini juga sama Mommy ‘’ Pinta caca.
Irfan tidak bisa menolak keinginan sang putri, yang awalnya akan di bungkus akhrinya mereka makan bakso bertiga.
Rara yang memang suka pedes terus menambahkan cabe di dalam mangkuknya ‘’ Jangan terlalu banyak makan pedas ‘’ tegur Irfan.
‘’ Dikit ko Mas ‘’ Jawab Rara
‘’ Kuah bakso Mommy sudah merah sekali, awas nanti sakit perut ‘’ Kata Caca
‘’ Mommy sudah terbiasa makan pedas, tapi kalo Caca jangan ya. Tidak baik untuk usus ‘’
‘’ Apa nasihatmu itu lebih cocok untukmu bukan untuk Caca ‘’ Timbal Irfan.
‘’ Aku sedang pusing Mas, dengan makan pedas rasa pusing aku bisa hilang ‘’ Ucap Rara yang mengabaikan nasihat Irfan.
‘’ Terserah ‘’ Kata Irfan malas debat.