Naomi Tias Widuri menjalani hari-harinya sebagai seorang ibu rumah tangga biasa setelah menikah dengan laki-laki bernama Henda Malik Ahmad. Di persunting oleh Hendra satu tahun yang lalu, kini Naomi dan Hendra akan segera memiliki buah hati.
Naomi yang patuh kepada suami memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan nya sebagai seorang Direktur di perusahaan ayahnya, dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk melayani sang suami.
Namun ternyata kepatuhan Naomi terhadap suami tidak membuat Hendra setia terhadapnya, justru Hendra mempunyai wanita lain di saat Naomi hamil di usia tujuh bulan.
Penderitaan yang Naomi alami semakin lengkap setelah mengetahui bahwa selingkuhan suaminya tersebut adalah orang yang sangat ia kenal.
Jika kalian Penasaran siapa selingkuhan Hendra, mari kita simak bersama-sama novel ini.
Happy Reading ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
"Sayang aku bisa jelasin sama kamu." Hendra yang terus berjalan mendekat ke arah Naomi.
"Jelasin apa mas? jelasin apa? aku sudah tau semuanya kebusukan kamu!." teriak Naomi di depan Hendra.
"Ini semua salah paham.. aku dan Irma tidak melakukan apa-apa.."
"Kamu kira aku bodoh dan tuli? bahkan pembantu pun kamu tiduri sungguh sakit kamu mas.. benar-benar sakit!."
"Aku hanya mencintai mu Naomi.. Irma hanya pembantu di rumah ini, dia tidak lebih baik dari kamu."
"Plak!." Satu tamparan kini sudah mendarat ke arah pipi kanan Hendra.
Hendra yang mendapat tamparan dari Naomi hanya bisa diam.
"Suatu penyesalan telah menikah dengan bajingan seperti mu! andai saja aku tahu kau segila ini aku tidak akan menikah dengan mu!." maki Naomi.
Irma yang mendengar suara keributan di luar kamarnya seketika keluar kamar. Naomi yang masih menggebu-gebu dengan amarahnya melihat Irma keluar dari dalam kamar hanya menggunakan teng top tanpa pakaian dalam, dan celana pendek.
Naomi berjalan mendekat ke arah Irma. "Wanita murahan!." Naomi langsung saja menampar Irma dengan keras hingga pipi Irma memerah.
"Ahh.." Irma yang meringis kesakitan. "Apa-apaan kamu! gila kamu ya?." Irma yang sedikit mendorong tubuh Naomi.
"Lo yang gila wanita murahan! di kasih kerjaan malah nusuk majikan dari belakang! wanita tidak tahu malu!." maki Naomi.
Irma yang mendengar ucapan Naomi seketika tersenyum getir. "Lah kenapa lo nyalahin gue, yang nyosor duluan suami lo tu.. katanya dia bosen sama lo karena lo sekarang jelek, makannya milih tidur sama gue."
Naomi kembali ingin menampar Irma, namun dengan cepat Irma menepisnya. "Enak aja lo mau nampar gue terus.." Irma langsung mengibaskan tangan Naomi. "Suamimu ini sudah bilang sama gue, kalau dia akan menikah gue."
Hendra yang mendengar ucapan Irma langsung mendekat. "Tutup mulut mu Ma.. aku tidak pernah bilang kalau aku akan menikahi mu.. jangan mimpi kamu akan menikah dengan mu, kamu ini hanya pembantu di rumah ini."
Irma yang tidak terima dengan ucapan Hendra merasa emosi. "Tidak bisa mas.. kamu sudah janji sama aku kalau kamu akan menikahi ku. Lihat aku sedang mengandung anak mu, kamu harus bertanggung jawab."
"Kamu yakin itu anak ku? kamu tidak hanya tidur dengan ku? siapa tahu itu anak orang lian. Jangan mengarang cerita Irma!."
"Kenapa kamu berbicara seperti itu mas.. aku hanya tidur dengan mu saja selama ini.."
Naomi yang mendengar bahwa Irma mengandung semakin syok. "Diam!." Naomi yang merasa muak dengan semua ini. "Urus saja wanita murahan ini, dan kalian angkat kaki sekarang dari rumah ku, aku tidak sudi melihat wajah kalian lagi!." Naomi yang melangkah pergi meninggalkan mereka berdua namun di cegah oleh Hendra.
"Naomi.. plis dengarkan aku.."
"Tidak ada yang perlu aku dengarkan dari mulut busuk mu! aku sudah tahu semuanya kebejatan mu mas. Dari kamu meniduri Sindi hingga hamil, mempunyai istri lain di desa pelosok, dan sekarang kamu selingkuh dengan Irma sampai hamil juga. Aku sudah muak dengan semuanya, kemarin-kemarin aku masih bisa bersabar dan menahan emosiku, namun kamu sudah terlalu keterlaluan! aku ingin kita bercerai!."
"Tidak Naomi.. tidak.. itu semua tidak benar.. itu semua salah." Hendra yang terus mencoba meyakinkan Naomi bahwa apa yang ia lakukan tidak salah.
"Pergi dari rumah ku sekarang.. aku sudah tidak mau melihat wajah mu.. dan siap-siap kamu menanggung resiko apa yang kamu buat!."
"Tapi kamu sedang hamil Naomi.. anak kita butuh seorang ayah, apa kamu tega memisahkan kami.."
"Anak ku tidak perlu ayah bajingan seperti mu! laki-laki gila seperti mu harus musnah dari muka bumi!." Naomi yang menarik tangannya dari genggaman Hendra, lalu berlalu pergi begitu saja naik ke lantai dua.
Hendra yang ingin kembali mengejar Naomi terhalang oleh Irma yang terus memohon untuk minta di nikahi.
"Tepati janji kamu mas.. aku sudah terlanjur hamil, dan kehilangan pekerjaan ku. Kamu harus tanggung jawab jangan mau enaknya doang." Irma yang terus memohon kepada Hendra.
Hendra yang merasa risih terhadap Irma langsung mendorong tubuh Irma. "Kamu suruh aku tanggung jawab sama kamu? apa aku gila.. mana mau aku menikah sama perempuan dekil sepertimu, kau tahu? banyak wanita-wanita di luar sana yang aku tiduri lebih dari mu. Tapi dia tidak merengek untuk di nikahi. Jangan mimpi kamu nikah sama aku. Mana mungkin aku buang Naomi yang jelas-jelas kecantikannya tidak ada sedikit pun di kamu."
"Pokoknya aku tidak mau tahu, kamu harus menikahi ku mas.. masa depan ku sudah hilang karena kamu.. kamu harus bertanggung jawab."
Hendra mendekat ke arah Irma yang masih duduk di lantai. Hendra langsung menyentuh dagu Naomi. "Salah siapa kau mau tidur dengan ku.. gugur kan saja anak di dalam kandunganmu, itu anak haram, tidak pantas untuk dilahirkan." Hendra yang berjalan menaiki anak tangga untuk menyusul Naomi.
"Mas Hendra.. mas.. kamu harus tanggung jawab!." Irma yang terus teriak-teriak sambil menangis.
"Kamu harus menikahi ku mas.. masa depan ku sudah hancur karena kamu, kamu harus menepati ucapan mu.."
Naomi yang berada di dalam kamar sedang mengemasi semua pakaian Hendra lalu ia masukan ke dalam koper. Hendra yang baru saja masuk ke dalam kamar dan melihat Naomi mengemasi semua pakai nya menjadi panik.
"Sayang.. apa yang kamu lakukan.. plis jangan seperti ini.."
Naomi tidak mengindahkan ucapan-ucapan Hendra ia terus melanjutkan aktifitasnya memasukan semua baju dan barang-barang Hendra ke dalam koper.
"Pergi dari rumah ini sekarang, dan pulang lah ke kampung mu, atau istri mu itu di kampung!.". Naomi langsung melempar dua koper ke arah Hendra. "Jangan menemui ku lagi sampai proses perceraian kita di selenggarakan!."
"Tidak Naomi.. jangan usir aku, aku tidak mau cerai sama kamu."
"Pergi!." Naomi yang menunjuk ke arah pintu kamar mengisyaratkan agar Hendra keluar dari kamar tersebut.
"Aku bilang pergi, Hendra! apa kamu tuli?." ucap Naomi sekali lagi.
Hendra mau tidak mau berjalan keluar dari dalam kamar, sambil menarik dua koper. Setelah Hendra keluar dari kamar, Naomi langsung menutup pintu kamar dengan kasar.
"Brukk!."
Kini Naomi hanya bisa menangis di sebalik pintu kamar. Hatinya benar-benar merasa hancur. Kini rumah tangganya di ambang perceraian karena ulah bejat suaminya sendiri.
next Thor...