menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
Zaifa melotot kan matanya terkejut. bagaimana tidak, di saat senja hampir tenggelam para pria tampan itu justru berdiri di samping pintu lift seakan tengah menunggu nya atau lebih tepat nya menunggu Raihan juga.
Tanpa mengucapkan apapun, Raihan menatap tajam ke arah empat temannya kemudian menarik pelan tangan Zaifa dan mau tak mau Zaifa harus mengikuti langkah kaki kemana Raihan membawa nya.
"emang kalo lagi bucin-bucin nya beda ya" celetuk Dani menatap punggung Raihan dan Zaifa. Tangan nya tampak mengelus dagu nya dan tangan satunya dilipat di atas dada.
"gue lihat ngga gitu" sahur Boby melihat ke arah yang sama.
"gue mau sama Rama mau cabut. Ga tau kalo kalian" seru Niel yang sudah berjalan mendekat ambang pintu masuk di belakang nya ada Niel.
"sialan mereka berdua" maki Dani kemudian berlari menyusul kedua sahabat nya itu.
Sementara di mobil yang di kendarai oleh Raihan.
"mau kemana?" tanya Zaifa pelan. Sesungguhnya ia ingin kabur tadi, tapi ternyata ia kalah cepat dari Raihan.
"delapan tahun berlalu dan apakah tidak ada yang ingin kau jelas kan Zai?" tanya Raihan dengan tenang. tanpa menoleh, karena ia fokus mengemudi. Bagaimana pun di situasi hampir Maghrib jalanan sangat padat.
"a-aku....."
Zaifa ingin berkata, mengatakan semuanya dengan jujur dan kemudian pasrah bagaimana Raihan akan menilai nya. Tapi, entah mengapa kata-kata yang telah tersusun di kepala terhenti di tenggorokan. bibir nya kelu, tak mampu mengucap kan apapun.
Menyadari lawan bicara nya hanya diam, Raihan melirik sekilas ke arah Zaifa yang tengah menatap ke arah jendela. Raihan sadar mungkin saja Zaifa tengah merangkai kata-kata untuk di ucap kan nya sebagai bentuk penjelasan nya nanti.
Raihan menghela nafas pelan, kemudian membelokkan mobil yang di kendarai ke arah masjid. Zaifa terpaku, ternyata kesusksesan tak lantas membuat pria yang hingga kini masih di cintai berubah.
Zaifa segera keluar dari mobil dan menuju kamar mandi khusus perempuan. Begitu pun dengan Raihan. pembicaraan mereka bisa di sambung nanti setelah sama-sama dingin dan tenang. begitu pikir mereka.
Beberapa saat mereka sudah selesai dan kembali ke mobil. Raihan memacu mobil nya menuju sebuah restoran. Raihan sadar baik dirinya ataupun perempuan di samping nya jelas belum makan sedari siang karena kesibukan saat launching dan sedikit masalah mereka tadi.
Mereka sampai di sebuah restoran ala anak muda. Tersedia ruangan out door atau pun indoor. Namun, karena kesuksesan dan kekayaan yang di miliki Raihan. Pria itu ternyata sudah mereservasi ruangan VVIP untuk acara makan malam nya.
dan di sini lah mereka, di ruangan yang tertutup sekat dan di pastikan orang luar sana tak akan mampu mendengar pembicaraan mereka. Namun, hingga pelayan restoran menyajikan makanan dan makanan itu habis tak tersisa. Mereka berdua masih saling bungkam.
Raihan yang mencoba memahami perasaan Zaifa. Kemudian beranjak bermaksud membiarkan dahulu pembicaraan mereka yang belum usai.
"mas...." panggil Zaifa pelan.
Raihan menatap netra yang juga menatap ke arah nya.
"bawa aku ke tempat yang sejuk dan jarang yang datang"
mendengar itu Raihan tersenyum tipis. Sudah dapat di pastikan bahwa setelah ini akan ada pembicaraan panjang untuk mereka berdua.
Raihan menarik pelan tangan Zaifa kemudian membawa Zaifa keluar dari ruangan itu menuju tangga yang membawa mereka ke lantai atas. Zaifa mengernyit heran namun tetap mengikuti langkah Raihan.
Hingga kemudian ia di buat takjub oleh pemandangan yang kini ada di depa matanya. Keindahan kota di malam hari. gemerlap bintang di langit dan banyak nya lampu dari perumahan mewah terlihat jelas dari atas sini. Ya, saat ini mereka ada di roof toof restoran itu. Tak jauh dari sana ada sebuah bangku yang telah di siapkan.
Zaifa duduk di bangku itu, ia menunggu Raihan yang kemudian menyusul nya duduk di samping nya. Zaifa memandang lurus ke depan. melihat ke arah jalanan yang masih padat merayap. Terdengar sebuah helaan nafas yang berat dari bibir Zaifa. Raihan bersiap memasang telinga karena ia tahu sebentar lagi wanita di samping nya akan memulai cerita, cerita yang membuat nya terpaksa meninggal kan Raihan dengan sejuta penyesalan karena terlambat datang.
"dulu,,,, tepat nya depalan tahun yang lalu...."
Ucap Zaifa mengawali cerita yang akan membuat nya sedih dan amat sangat merasa bersalah kepada pria yang kini menatap dirinya dari samping.
***
Sudah dua bulan berlalu, namun ternyata rumah tangga imam dan Zaifa. Terbukti bahwa kemarin status mereka sudah resmi sebagai duda dan janda.
Imam meratap di balkon kamar nya. menatap bintang dan kemudian menatap sebuah foto pernikahan nya delapan tahun yang lalu.
Zaifa benar-benar menepati ucapannya dengan tidak hadir sekali pun dalam sidang perceraian mereka. Hanya pasrah kepada pengacara yang telah di sewa nya. Sebenarnya bukan Zaifa yang menyewa namun pria yang masih mencintai Zaifa dan berharap drama membosankan itu segera berakhir. dan benar, hanya dalam dua bulan Zaifa dan imam resmi bercerai.
"mas rindu kamu Zaifa...." gumam imam pelan.
Menatap ke arah langit, cerah sinar bulan dan ramai nya bintang di atas sana tak membuat hati imam tenang. rindu yang menggebu tiba-tiba menghampiri nya.
masih teringat jelas di ingatan, biasanya di saat malam menjelang seperti ini dirinya dan Zaifa sama-sama menikmati angin malam dengan di temani segelas susu untuk Zaifa dan segelas kopi untuk imam. Ada beberapa buah yang di jadikan camilan oleh Zaifa.
Mereka akan bercanda, sesekali berpagut mesra. Lalu kemudian setelah kantuk datang menyerang mereka akan kembali masuk ke kamar dan saling berpelukan berselimut kan selimut tebal. namun semua itu hanya tinggal kenangan. Ada rasa menyesal, andai saja ia tak egois. Mungkin Zaifa masih ada di sisinya hingga saat ini.
Menyadari angin malam yang kian dingin, imam memutuskan untuk kembali masuk ke kamar nya dan merebahkan diri di atas kasur yang telah dingin. Karena kehangatan nya telah pergi di bawa serta oleh Zaifa.
***
Zaifa menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan. sungguh pedih apa yang di rasanya hingga suara Isak tangis nya terdengar menyayat hati.
"aku sungguh tidak berniat meninggalkan kamu mas. Aku masih sangat mencintai mu. Aku tersiksa dengan kenyataan yang mengharuskan aku menikah padahal aku masih ingin melanjutkan pendidikan dan menggapai mimpi ku. namun aku tidak mampu, hiks... hiks...."
Raihan menatap sendu ke arah Zaifa. Ada rasa tak tega namun ego nya begitu tinggi. Ia ingin mendengar langsung cerita Zaifa yang biasanya hanya di dengar lewat Alex, sekertaris nya.
"lagi pula......"
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....