Seorang gadis bernama ayu yang telah di tinggal pergi oleh ibunya untuk selamanya,dia memiliki dua orang adik yang harus di asuh nya sedangkan ayah nya sudah tidak memperdulikan mereka lagi semenjak ibunya sakit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrioktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bude ketemu istri sirinya pakde
Seperti biasa aku dan Rio pergi ke toko untuk membantu pakde.Aku senang bisa menggurus toko walaupun tidak di bayar
Aku berharap kelak suatu hari nanti aku mempunyai toko seperti ini.
" Ayu ,pakde mau keluar dulu ya,nanti kalau sampai sore pakde belum pulang tutup aja toko nya," kata pakde.
" Iya pakde,hati hati di jalan ", kataku.
Lalu pakde pun pergi dengan mengendarai mobilnya dengan tergesa-gesa.
" Mirna kalian sekarang di mana ,biar mas jemput",kata pakde sambil menelepon seseorang.
" Kami ada di mall xx mas ",sahut dari sana.
" Oke tunggu mas di sana ya, jangan ke mana mana," kata pakde.
Pakde pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju mall yg di sebutkan penelepon tadi.
" Mirna, mas udah sampai ni, kalian di mana? ", tanya pakde melalui telepon selulernya.
" Kami ada di restoran ayam krispi mas ,si intan lapar mau makan", balas dari sebrang sana.
" Papa....,"kata gadis kecil berusia 5 tahun sambil memeluk pakde .
" Mas...", seorang wanita cantik walaupun tak begitu muda menghampiri pakde dan mencium tangannya..
" Anak papa udah makan? ," tanya pakde sambil memangku gadis kecil itu.
Dia pun mengangukan kepalanya sambil tersenyum
" Papa udah makan ? ,"tanya gadis kecil itu lagi.
" Udah sayang,papa tadi udah makan di toko",kata pakde sambil mencium pipi gadis kecil itu
" Mirna kenapa kalian nyusul ke sini ,mas khawatir nanti ada yg ngeliat kita lalu melaporkan sama istri nya mas",kata pakde khawatir
" Maaf mas semenjak ke pulangan mas intan merengek terus minta jumpa sama papanya,jadi aku harus bagaimana mas" kata Mirna istri ke dua pakde lemah lembut.
" Dan aku mau memberi tahukan mas kalau intan mau punya adek lagi",jawab Mirna lagi.
Dengan refleks pakde pun memeluk Mirna dan mencium pucuk kepala nya.
" Ya Allah benarkah itu mir?," tanya pakde lagi .
" Iya mas, kemarin aku takut memberi tahukan,takut mas tidak mau pulang," kata Mirna.
Pakde pun tidak bisa bicara apa-apa,dia menciumi intan dan Mirna .dia tak perduli orang orang memperhatikannya tingkah mereka
Dari ke kejauhan ada sepasang mata memperhatikan mereka bertiga dengan geram nya
Gang ibu ibu cantik yang tidak muda lagi sedang berkumpul di mall itu. salah satu dari mereka memperhatikan kemesraan pakde dan istri sirinya.
Dia adalah bude Sri istri pertama pakde yang sedang memperhatikan mereka
" Jeng aku ke toilet dulu bentar iya ," pamitnya pada geng arisannya
" Oke ,".kata salah satu anggota arisan.
Lalu Dengan tidak sabar bude mendatangi pakde dan istri siri.dengan amarahnya dia menuangkan air di atas kepala pakde.
" Bagus ya mas kelakuanmu ",kata bude dengan dada yg turun naik menahan emosi.
Mereka bertiga pun terkejut ketika bude datang dengan amarahnya.
"Papa...",teriak intan ketakutan sambil memeluk pakde.
"Siapa mereka pa,kenapa anak ini memanggil mu papa? ,"tanya bude emosi.
" Sini sayang sama mama", kata Mirna sambil menggambil intan dari pakde.
" Berarti selama ini kamu selingkuh di belakang ku pa, jadi ini alasanmu pergi setiap bulan",kata bude tidak bisa menahan emosi.
"Ma ,tenang ma malu di lihat orang,biar papa jelaskan dulu", kata pakde menenangkan bude.
" Tidak perlu di jelaskan,ini udah jelas semuanya,mama sangat kecewa dengan papa,"kata bude sambil meninggalkan pakde dan istri sirinya.
********
Mirna dan intan di bawa pakde ke hotel untuk beristirahat.
" Mirna jaga intan ya ,kalian jangan ke mana mana nanti mas balik lagi",kata pakde.
" Maaf kan aku mas ",kata Mirna.
" Sudahlah ,tak apa semua sudah terjadi tak mungkin kita menutupi ini terus, lambat laun ini bakal ketahuan juga,"kata pakde sambil pergi meninggal mereka.
Aku dan Rio pun pulang kerumah karena pakde tak datang ,toko kami tutup sendiri karena hari ini agak sepi pembeli.
Aku pun masuk ke rumah,aku Melawati kamar pakde kudengar suara bude menangis sambil berteriak teriak.
Aku mendekati kamar mereka sambil mendengar apa yang terjadi.
" Ceraikan aja aku mas,aku tak mau di madu !,"kata bude sambil berteriak.
"Aku tak akan menceritakan mu ma!," kata pakde.
" Kamu jangan egois pa",
" Kalau tidak kau ceraikan wanita itu !!," kata bude sambil terisak.
" Tidak ada yg di ceraikan di sini,aku akan mempertahankan Mirna dan dirimu",kata pakde lagi
" Kau jangan gila pa,itu tidak akan mungkin terjadi,aku tidak mau di madu " Kata bude tak berhenti menangis.
" Kenapa tidak mungkin ,selama ini aku cukup adil sama kalian",kata pakde lagi.
Bude terus menangis tersedu-sedu dia tidak percaya kalau suaminya berkhianat di belakang nya.
" Apa kekurangan ku pa selama ini ,aku sudah menemani mu selama 24 tahun tapi apa balasnya",kata bude mengecilkan suaranya.
" Kau tanya apa kekurangan mu?,coba kau pikir dahulu apa kesalahanmu,mama di mana ketika papa sakit,mama pernah menyiapkan makanan papa selama ini ?tidak kan?,mama hanya sibuk dengan geng arisan mama saja".
" Papa pun ingin bercerita,berkeluh kesah tapi mama selalu saja sibuk," kata pakde tak kalah emosi nya
"Tapi bukan ini caranya pa,papa bisa memberi tahu mama",kata bude .
" Maaf tapi ini sudah terlambat,setuju tidak setuju mama harus menerima Mirna dan intan bagian keluarga kita," kata pakde.
" Papa egois," kata bude sambil terus menangis.
Pakde pun pergi meninggalkan bude yg masih terus menangis.
Hati ku pilu mendengar tangisan bude,tapi aku tak bisa berbuat apa-apa.
*******
Setelah kejadian malam itu pakde tak pulang beberapa hari.Bude pun seperti tidak ada gairah untuk hidup ,kerjanya hanya melamun dan menangis setiap hari.
Dan mbak Dinda semakin menjadi kelakuannya,dia selalu pulang larut malam setiap hari.
Dia tidak perduli dengan keadaan ibunya sekarang yang perlu dukungan dari anak nya
" Bude makan dulu iya," kata ku sambil menyodorkan nasi dan air putih di hadapannya.
" Pergi..,pergi..dari sini ! ",katanya sambil menjatuhkan kan piring dan air minum hingga mengenai kaki ku.
" Au...,"kata ku meringis karena ada kaca yg mengenai kaki ku.
" Senang kamu kan ,melihat aku begini ,dasar anak sialan ",kata bude memaki ku.
Lalu ku bersihkan kaca kaca yg berserakan tadi dan melangkah pergi dari hadapan bude.
Ku lihat mbak Dinda bersiap siap untuk pergi lagi.dengan keberanian di hati ku hampiri mbak Dinda
" Mbak Dinda mau kemana?,tlng jangan pergi mbak ,kasian bude mbak dia perlu mbak untuk menghibur nya," kata ku ke Dinda.
" Diam kamu jangan atur atur aku,mereka sudah dewasa mereka bisa menyelesaikan urusannya ",kata Dinda sambil mendorong ku kesamping dan dia pergi melewati ku.
Aku hanya menarik nafas melihat kelakuan nya yg tidak bisa berubah.
" Ya Allah berikan kekuatan buat bude dalam menjalani cobaan ini ",doaku dalam hati.
Aku pun sudah tak tau harus berbuat apa ,aku pun segera pergi ke dapur dan mengerjakan tugas ku
,