"Waaa kenapa begini."
Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.
Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.
Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.
"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.
Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Dean dan Layla dengan gontai berjalan kembali ke lift, mereka yang awalnya merasa lapar dan ingin sarapan, sekarang merasa sudah kenyang. Ketika kembali ke kamar, keduanya duduk di sisi ranjang saling memunggungi, mereka merenungi kata kata Rena yang sudah menjadi korban bagi ke egoisan mereka. 10 menit pun berlalu, keduanya tetap tidak bergerak dan tenggelam dalam pikiran mereka masing masing. Tiba tiba Layla berbalik melihat Dean yang memunggungi nya,
“De, apa kita bilang aja ya sama papa gue dan papa lo terus terang, gue yakin sih kita bakal di hajar dan Clover di hancurkan walau mereka ga ngerti apa apa, tapi....kalau kayak gini kita ga bisa maju,” ujar Layla.
“Trus ? kita kembali ke pasangan kita masing masing dan pada akhirnya Rena juga adik lo yang gue ga tau namanya jadi korban lagi ?” tanya Dean.
“Lo....bener, resikonya emang itu, walau kita berdua di usir dan ga di akui lagi, tapi mereka masih di dalam dan pada akhirnya kita melempar tanggung jawab kita ke mereka lagi,” jawab Layla.
“Sebenernya solusinya hanya satu, tapi...jujur gue ga tau gue bisa apa ga,” ujar Dean.
“Apa itu ?” tanya Layla.
“Ngomong ama Yessi yang sebenar benar nya...tapi gue harus siap kehilangan dia,” ujar Dean menunduk.
“Gue sempet terbesit juga, tapi....masalahnya disini, kalau gue boleh jujur, yang gue rasain dari Anton dan elo itu berbeda jauh, sekarang gue sendiri malah bingung, siapa sebenarnya yang gue cintai, Anton atau elo De,” ujar Layla.
“Nah itu, gue juga merasa begitu, makanya tadi gue bilang, gue ga tau bisa atau tidaknya, karena jujur aja La, gue ga dapet apa yang gue mau dari lo, tapi gue dapet dari Yessi, sebaliknya gue ga dapet apa yang bikin gue seneng dari Yessi tapi....gue dapet dari lo, sejak kita bersama dulu,” balas Dean.
“Kayaknya kita berdua harus misah dulu lagi kali ya, kita harus lihat ke diri kita masing masing dulu, tapi susah juga kalau di satukan gini sama papa,” ujar Layla.
“Gue setuju La, kayaknya emang kita perlu menata hati kita dulu, kalau terus seperti ini, kedepannya akan terus sama seperti ini,” balas Dean.
“Tapi....sebenernya gue seneng bisa ketemu lagi ama lo De,” ujar Layla.
“Sama, gue juga seneng, La,” balas Dean.
Tanpa sadar tangan keduanya terpaut di atas ranjang walau mereka duduk saling membelakangi dan merenungi semua kehidupan mereka.
“Gini aja La, gue akan bicara baik baik ama Rena, gue akan minta bantuan dia, gue tahu kok Rena adik gue sebenernya ga jahat, dia berbuat begitu demi gue....demi kita,” ujar Dean.
“Gue juga paham kok maksud dia dan jujur aja gue ngerasa bersalah ama dia dan ade gue,” balas Layla.
“Kita udah ga bisa lari lagi, kita hadapi sama sama,” balas Dean.
“Setuju, suatu hari nanti, gue akan minta bantuan lo untuk bicara sama Anton yang sebenarnya setelah gue bisa menata perasaan gue ini,” balas Layla.
“Ya, gue juga akan berbuat sama seperti lo, hari ini gue mau muter cari kerja lagi, lo mau kemana ?” tanya Dean.
“Sama, gue juga mau muter cari sesuatu yang bisa mengalihkan gue dan menghasilkan buat gue,” jawab Layla.
“Kita ketemu di hotel untuk tidur aja, sampai sabtu masih ada tiga hari lagi, kita pakai tiga hari ini untuk menata diri kita masing masing, lo setuju kan La ?” tanya Dean.
“Setuju, gue setuju,” jawab Layla.
Keduanya berbalik dan berpelukan, mereka berciuman sambil melucuti pakaian mereka masing masing. Setelah selesai, keduanya mandi bersama sama dan langsung berpakaian, setelah itu mereka keluar kamar dan turun ke bawah, mereka pergi ke arah yang berlainan tanpa menoleh seperti dua insan yang saling tidak mengenal satu sama lain.
******
Sore harinya, di sebuah restoran mewah yang berada di dalam gedung perkantoran, Dean berjalan masuk ke dalam di antar oleh seorang pelayan berpakaian rapi. Dia menoleh melihat sekeliling dan melihat lambaian tangan seorang gadis,
“Ah disana,” ujar Dean.
“Baik, silahkan pak,” balas pelayan.
Dean langsung berjalan menuju ke meja yang memanggilnya, ternyata yang duduk di meja itu adalah Rena bersama seorang pria berusia sekitar 35 tahunan yang berpenampilan yang sangat keren dan seorang pemuda berkulit sawo matang bermata biru yang tampan.
“Datang juga kak,” ujar Rena.
“Iya, mereka ?” tanya Dean sambil melihat dua orang yang bersama Rena.
“Ah kenalkan, nama kakak ini Alice dan yang di sebelahnya Harris, adik dari calon istri mu,” ujar Rena memperkenalkan.
“Oh dia kakak mu yang kamu ceritakan itu ya Rena sayang,” ujar Alice yang nampak dan bersuara seperti banci.
“Iya benar kak, dia kakak kandung ku yang tampan itu,” ujar Rena.
“Wah senangnya, ayo silahkan, kenalkan namaku Alice, nama kamu siapa tampan ?” tanya Alice yang berdiri dan bergaya banci.
“Um..Dean,” balas Dean sambil duduk di sebrang ketiganya.
“Apa kabar kak Dean, maaf kemarin aku tidak ikut ke acara perjodohan kalian,” ujar Harris menjulurkan tangannya.
“Tidak apa apa, salam kenal Harris,” Dean menjabat tangan Harris.
“Nah kita tunggu satu lagi ya baru kita membahas topik yang mau kita bahas sore ini,” ujar Rena.
“Setuju Rena sayang,” balas Alice.
“Baik kak Rena,” balas Harris.
“Memang kita menunggu siapa lagi ?” tanya Dean bingung.
“Tap,” Dean melihat ada kaki seseorang di sebelahnya, dia menoleh dan matanya langsung membulat karena yang berdiri di sebelahnya adalah Layla.
“Loh Dean ? kok kamu di sini juga ?” tanya Layla bingung.
“Kamu juga kenapa di sini ?” tanya Dean bingung.
“Aku yang memanggil kakak kesini kak Dean,” jawab Harris.
“Benar, aku dan Harris sedang ada proyek yang melibatkan kak Alice juga, silahkan duduk kak Layla,” ujar Rena berdiri mempersilahkan Layla duduk.
Layla duduk di sebelah Dean dengan perasaan bingung, begitu juga Dean yang terlihat sedikit kaku karena tidak mengerti alasan dirinya di panggil Rena ke restoran itu,
“Aduh jangan kaku kaku gitu kali, santai aja, di sini ga ada yang akan menerkam kalian kok hehe,” ujar Alice membuka pembicaraan dengan gaya banci nya.
“Iya, maaf, kita bingung saja di panggil secara terpisah begini,” ujar Dean.
“Benar, Harris telepon aku katanya mengajak kerja sama jadi aku datang kesini,” ujar Layla.
“Maaf ya, aku dan Harris memang tidak mau menjelaskannya di telepon, lebih baik ketemuan langsung kan ?” tanya Rena.
“Bener banget Rena sayang, jadi langsung aja nih ya ?” tanya Alice.
“Silahkan kak Alice, kamu ok kan Harris ?” tanya Rena.
“Aku tidak masalah,” jawab Harris.
Alice langsung mengangkat tas kerjanya ke atas, dia mengeluarkan dua buah set berkas dan langsung menyodorkannya ke hadapan Dean dan Layla. Keduanya langsung mengangkat dan membacanya, tapi tiba tiba wajah keduanya menjadi merah dan menaruh lagi berkasnya, keduanya langsung berdiri,
“Ini apa ? masa cerita cinderela kayak gini ? bukan pesta dansa tapi pesta s** ?” tanya Dean.
“Trus apa maksudnya ini, ga pake sepatu kaca tapi cara pangerannya bisa tahu cinderela yang mana harus melakukan s** dengan setiap peserta pesta dan yang masuknya pas baru cinderela ?” tanya Layla.
“Iya...rumah produksi kita sedang menggarap film hiburan khusus dewasa untuk meningkatkan populasi di negara kita, kita di tugasi oleh negara loh, jadi ini aksi patriotik, aku sudah dengar cerita tentang kalian dari Rena sayang dan Harris sayang, oh ya...maaf, sampai lupa, aku ceo dari Familias production house, Rena dan Harris adalah pemilik rumah produksi kami dan pemegang saham terbesar di production house kami mewakili dua keluarga besar kalian, jadi bagaimana, kalian bisa ? oh tenang aja, adegannya di sensor dan boleh kok pakai topeng,” tanya Alice langsung sambil tersenyum lebar.
Dean dan Layla langsung menoleh menatap tajam dengan geram kepada Rena dan Harris yang menoleh melihat ke arah lain sambil bersiul dan berusaha keras menahan tawa di depan mereka,
“Grrrrr..baru mau hidup bener nih, dua adik keparat, mereka bongkar rahasia gue,” ujar Dean dan Layla dalam hati dengan geram.