Terima kasih narin, kamu sudah menepati janjimu" Ucap sari didalam hati.
Sari seorang gadis desa yang memiliki kelebihan dapat melihat sosok tak kasat mata mendapatkan beasiswa untuk bersekolah dikota. Hari-harinya selalu kesepian namun kesepian itu menjadi sirna setelah narin datang ke hidupannya. sari berteman baik dengan sosok tak kasat mata itu. Namun sayang mereka harus berpisah karna sesuatu
walaupun begitu tetap narin ingat dan menepati janjinya kepada sari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gitafiq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JAMBAK
Melihat sonya tergeletak sontak membuat sari, ratna dan kinan terkejut dan berusaha meminta bantuan ke asrama laki-laki untuk membawa sonya kedalam asrama perempuan.
Tak lama sonya pun sadar dari pingsannya dan kini dia sedang berada di kamarnya. cukup lama sekitar 2 jam untuk sonya sadar dari pingsannya. Sambil membiarkan sonya rehat sejenak. Sari, ratna dan kinan pun kembali ke kamar mereka untuk mandi dan membiarkan sonya dijaga oleh teman asrama yang lain terlebih dahulu.
Setiba sari dikamar, sari pun bersiap-siap untuk ke kamar mandi. Namun baru saja sari mau menutup pintu kamarnya. Tiba-tiba sari melihat di didalam kamar sari ada narin yang tengah duduk diatas lemari andalannya.
Melihat itu tentu saja sari kegirangan, karena sudah cukup lama sari tidak bertemu dengan narin.
"ratna kamu duluan ya, nanti aku nyusul ada yang ketinggalan" ucap sari mengulur waktu.
ratna yang mendengan ucapan sari pun menyetujuinya dan ke kamar mandi bersama ratih yang kebetulan juga ingin mandi.
Melihat itu sari pun kembali masuk kamar dan berpura-pura mencari sesuatu, karena tidak mungkin sari berbicara kepada narin lantaran masih ada dina yang tengah berbaring di kasurnya karena kelelahan berlatih tadi sore.
Sambil terus berpura-pura mencari barang sari juga memikirkan alasan apa yang tepat agar bisa membuat dina beranjak dari kamar.
Seketika sari mempunyai ide "Dina kamu tau nggak tadi sonya pingsan habis pulang dari salon?"
Mendengar perkataan sari sontak membuat dina kaget lalu bangkit dari kasurnya "Hah yang benar sar? Kenapa bisa pingsan?
"Nggak tau sih kayaknya gerdnya kumat, habisnya terlalu semangat mau pasang rambut sambung sampai lupa makan" jawab sari kepada dina.
Setelah mendengar penjelasan sari, jiwa kepo dina pun keluar "memang sebagus apa sih rambut baru sonya? Sampai pingsan-pingsan lupa makan mau cepat-cepat pasang rambut sambung".
Gerutu dina sambil mengambil handuknya dan berjalan menuju keluar kamar ke arah kamar sonya dengan meninggalkan sari begitu saja tanpa basa-basi.
Melihat itu sebenarnya sari sudah terbiasa dengan karakter dina yang ceplas-ceplos. Tapi yang terpenting bagi sari adalah kini dia bisa bebas bicara kepada narin sambil melepas rindunya yang sudah lama tak bertemu dengan narin.
Setelah dina menutup kamar sari pun berhenti berpura-pura mencari barang dan sekarang pandangan sari menatap ke arah narin.
"kemana saja kamu selama ini narin? Kenapa kamu ninggalin aku? Aku ada buat salah ya?" sari mencecar narin dengan banyak pertanyaan.
Narin hanya bisa tersenyum ke arah sari sambil berucap "aku tidak kemana-mana. Aku justru sedang menjagamu kemarin. Waktu lalu saat temanmu diteror sosok tanpa leher justru sebenarnya sosok itu hampir saja merasuki mu sari. Makanya dia mengikuti mu ke gedung latihan dan menyerupai sosok yang tampan"
Mendengar itu seketika memori dipikiran sari seperti terangkai kembali "Terus kenapa kamu tidak menjagaku didekatku saja? Kenapa harus menghindari ku?" tanya sari yang masih kebingungan.
"sari apa kamu lupa kalau kamu jangan sampai diketahui kalau kamu bisa melihat aku. aku menghindar agar sosok yang lain tidak menyadari kalau aku selalu mengikuti mu, walaupun begitu aku tetap menjagamu sari walaupun dari kejauhan. Bukankah aku sudah berjanji bukan untuk menjagamu?" jelas narin meyakinkan sari.
Sambil menganggukkan kepala sari pun tersenyum, tak lama terdengar suara pintu kamar terbuka, dan ternyata itu ratih sudah selesai mandi terlebih dahulu.
"sari barangmu sudah ketemu belum? Si ratna masih nungguin kamu di kamar mandi tuh" kata ratih sambil kerepotan dengan peralatan mandi di kedua tangan kanan-kirinya.
"iya iya sudah kok ini aku mau ke kamar mandi" sambil mengambil handuk dan peralatan mandinya dengan raut wajah sedih karena tidak bisa berbicara kepada narin lagi.
"ehh si dina kemana sar? Di kamar mandi tadi nggak ada dia" tanya ratih melihat kearah kasur dina yang kosong.
Baru saja sari ingin melangkahkan kaki ke arah keluar sambil masih memegang gagang pintu "dina tadi ke kamar sonya mau jenguk sonya tadi pingsan".
"Hah? Pingsan? baiklah mandilah kamu sari nanti aku susul dina" ucap ratih sambil dengan tangan menyuruh sari pergi.
Sari pun mengacungkan jempol dan menutup pintu kamarnya.
Tak lama sari dan ratna pun sudah selesai mandi, selepas mandi mereka pun solat bersama karena azan magrib sudah berkumandang.
Selesai solat magrib sari dan ratna pun menyusul dina dan ratih yang masih berada di kamar sonya.
Namun yang didapati pintu kamar yang tertutup rapat "Di dapur kali ya mereka makan ? Ucap ratna yang menatap kearah sari.
Sari yang juga melihat kamar sonya yang tertutup rapat juga berpikiran yang sama dengan ratna.
Sari dan ratna pun menyusul ke dapur karena memang sari dan ratna akan makan malam.
Ternyata betul saja mereka sudah banyak berkumpul di ruang tv yang memang letaknya hanya bersebelahan dengan dapur yang bersekatkan meja makan saja.
Pikiran sari dan ratna pun lega, karena melihat sonya yang sudah pulih dan tengah terus menyisir rambut barunya dengan jemarinya.
Melihat sari dan ratna yang berada di dapur yang akan malam sonya pun berucap "Sar, na itu masih ada lauk kiriman orang tuaku ada ku sisakan untuk kalian berdua kalian habiskan saja kami semua sudah makan malam tadi.
Sari pun mendengar itu kesenangan karena malam ini ia dan ratna tidak perlu masak " oh iya sonya, makasih banyak ya. Titip ucapan terima kasihku ya ke orang tuamu!!" ucap sari kepada sonya.
Sari dan ratna pun malam berdua dengan lauk pemberian orang tua sonya. Orang Tua sonya memang sering mengirim makanan ke asrama karena letak asrama dengan rumah sonya hanya bersebelahan kota saja.
Setelah makan malam sari dan ratna pun membereskan peralatan makan mereka "Udah sar, biar aku aja yang cuci piring".
Mendengar ucapan ratna, sontak membuat sari terkejut karena jarang sekali ratna mau cuci piring " tumben na, kesambet apa nih haha" ledek sari sambil memberikan piring kotor mereka kepada ratna.
"belajar jadi rajin kayak kamu sar" ucap ratna sambil tersenyum ke sari.
Sari pun membiarkan ratna cuci piring, lalu sari ikut duduk di sofa yang masih kosong diruang tv sambil mendengar obrolan anak-anak asrama.
"ayo dong din kamu juga pasang rambut sambung, biar kamu nggak dikira cowok terus haha" ledek sonya ke dina yang memang dina yang memiliki perawakan tomboy, berbadan gempal dan berambut pendek seperti laki-laki sehingga sering dikira laki-laki oleh orang yang baru pertama kali bertemu dengan dina.
Mendengar ledekan sonya, dina pun membalas "Biar lah rambutku pendek sonya. Walaupun pendek aku tidak lupa makan sampai pingsan seperti kau"
Sontak semua yang ada ruang tv ikut tertawa, untung saja walaupun mereka saling ledek tapi tidak pernah ada yang merasa tersinggung, semua sudah saling paham kalau itu semua hanya candaan belaka.
Tak lama ratna pun menyusul ke ruang tv dan duduk di samping sari. "kamu gimana na, jadi pasang rambut sambung kayak sonya dan kinan? Tanya ratih yang masih ingat kalau ratna juga ingin rambut sambung seperti kinan.
Ratna pun menjawab pertanyaan ratih " nggak jadi, nggak dibolehin sama orang tuaku" mereka pun melihat ekspresi sedih ratna tidak mau bertanya lebih banyak karena kemarin ratnalah yang paling semangat ingin memasang rambut sambung.
Tak lama sonya pun bangkit dari sofa "aku balik kamar duluan ya, aku mau ngerjain tugas belum selesai karena ada nilaiku yang harus kuperbaiki sebelum ujian selesai" sambil berjalan menuju ke kamarnya.
Saat sonya berbalik badan dan berjalan menuju kamarnya, sari kembali melihat kalau sosok perempuan berambut pendek berantakan yang dia lihat di salon sore tadi tengah mengikuti sonya.
Sari pun keheranan kenapa sosok tersebut masih mengikuti sonya. Namun sari tidak mau terlalu melihat ke arah sosok tersebut karena takut kalau ada yang mengetahui kalau sari bisa melihat makhluk tak kasat mata.
Sony sebenarnya masih menahan rasa sakit kepalanya sedari tadi namun sonya masih bisa menahan rasa sakitnya lantaran sakit kepalanya tidak sesakit waktu di salon sore tadi.
Sonya pun masuk kedalam kamarnya dan langsung menuju ke meja belajarnya.
Saat sonya mempersiapkan buku belajarnya sonya mendengar seperti bisikan halus yang berucap "cantikkan rambutku".
Mendengar itu seketika tubuh sonya merinding, sonya berusaha mengelilingkan arah pandangannya ke arah seluruh sudut ruang kamarnya.
Namun yang sonya dapatkan hanya memang dirinya seorang diri didalam kamar " Halah halu aja aku ini gara-gara sakit kepala" ucap sonya yang menenangkan dirinya.
Sonya pun melanjutkan untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Sedang fokus sonya mengerjakan, tiba-tiba terdengar lagu sebuah suara.
Namun kali ini suara tersebut terdengar seperti ada yang menangis di dalam kamarnya.
Seketika dengan cepat sonya menoleh ke arah sumber suara dan ternyata disitu sonya melihat teman sekamarnya yaitu rini yang sedang meringkuk menangis di kasurnya.
Sontak melihat rini yang menangis, sonya pun bertanya "rin, kamu kenapa? kamu kangen orang tua mu ya? sabarlah kita kan sebentar lagi libur kenaikan kelas bisalah kamu nanti pulang bertemu orang tua mu".
Namun omongan sonya tidak digubris oleh rini. Melihat itu pun sonya tak mau berta nya banyak kepada rini takut terlalu mencampuri urusan rini.
Sonya pun kembali mengerjakan tugasnya walaupun diiringi suara tangisan rini.
Tak lama suara tangis rini mengecil dan menghilang. sonya pun baru tersadar kalau sebenarnya dia cuma sendirian dikamar dan rini tentu saja masih diruang tv bersama anak asrama yang lain.
Sonya pun kembali mengarah ke arah kasur tempat rini baring tadi, betapa terkejutnya sonya rini yang tadi dilihat sedang berbaring meringkuk tidak ada di kasurnya.
Sonya pun dengan ketakutan, bangkit dari meja belajarnya dan akan berlari keluar kamar. Belum sempat sonya membuka pintu kamarnya.
Tiba-tiba rambut sonya terasa ada yang memegang lembut dan tak lama menjadi kasar dan menjambak kasar rambut sonya.
Sonya yang merasa kesakitan pun berusaha memegang rambutnya sambil berteriak minta tolong "Aaaa tolong aku!!! ".