Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Keesokan hari nya, Saat Shafia dan ketiga teman nya hendak ke kelas nya di sepanjang berjalan entah kenapa semua mata tertuju pada nya.
Hampir semua santri menatap ke arah mereka atau lebih tepat nya ke arah Shafia.
Shafia yang di pandangi seperti itu sebenarnya merasa risih. namun ia mencoba untuk menghiraukan saja.
"Ini apa apaan sih? kenapa semuanya memandangi kamu sih"? ucap Nindi.
" Aku juga tidak tau" jawab Shafia.
Sesampainya di depan pintu kelas.
"Wah,, wah,, wah,,, gimana ni rasanya di lamar Gus Faizal? Pasti senang lah" ucap orang itu dengan pandangan remeh pada Shafia.
"Hay,, Ipah,,, ! kamu tu kenapa sih suka mencari masalah terus sama kita"? Tanya Tiara kesal dengan Ipah.
" Siapa yang cari masalah, aku tu cuma mau ngingetin aja sama sahabat mu itu supaya teman mu itu tau diri" ujar Ipah menatap sinis ke arah Shafia.
Sementara Shafia yang di tatap hanya diam saja.
"Maksud mu apa"? kini giliran Via yang bertanya.
" Hai,, kamu" ipan menunjuk ke arah Shafia.
"Aku ingatkan ya, kalau Gus Faizal itu sempurna, bahkan sangat sempurna. Dia gak pantas dengan cewek model an kamu, apa jadi nya nanti kalau dia bersanding dengan cewek seperti mu.
Dia berpendidikan, hafiz Quran , pendakwah terkena, kaya, dan calon pewaris pesantren. Sedangkan kamu, kamu bisa apa? sama sekali tidak pantas untuk bersanding dengan Gus Faizal "
"Kamu tu harus nya nyadar diri, kalau kamu tu sama sekali gak pantas untuk Gus Faizal" ujar nya kemudian sambil berlalu meninggalkan mereka berempat.
Bukan nya marah, Shafia malah seakan tertampar oleh ucapan ipah.
Bagaimana pun yang dikatakan ipah memang benar, semua itu nyata.
Shafia duduk di bangku kelas nya, melamun setelah mendengar ucapan ipah tadi.
Shafia mencoba mencerna setiap kata yang di ucapkan ipah.
Melihat sahabat nya hanya melamun saja di kelas, Nindi langsung menghampiri nya. dan langsung di ikuti oleh Tiara dan Via yang juga ikut mendekat.
"Sudah Sha,, kamu tidak perlu mikirin ucapan ipah. dia begitu karena dia iri saja sama kamu" ujar Nindi.
"Tapi,, ngomong ngomong dia tau dari mana soal ini"? Tanya Via merasa penasaran dan curiga.
" Iya juga ya? kenapa dia bisa tau hal ini" sahut Tiara.
"Apakah waktu kamu bertemu dru Gus Faizal dia ada disana juga"? tanya Nindi.
" Aku juga tidak tau, setahu ku memang pas itu ada beberapa santri yang berlalu lalang di sana" jawab Shafia.
"Atau mungkin dia nguping kali" ucap Via dengan kesal.
Shafia merasa kepala nya kembali berdenyut, ia merasa kembali pusing. Shafia langsung memegangi kepala nya.
"Kamu kenapa Sha" tanya Nindi khawatir.
"Kepala mu pusing lagi" Via ikutan Khawatir.
"Seperti nya begitu, tapi gak papa kok aku masih kuat" jawab Shafia.
"Ini pasti gara gara wanita aneh itu, kamu jadi pusing lagi. sudah gak usah kamu pikirkan ucapan nya" kali ini Tiara yang berucap.
Shafia merasa beruntung memiliki sahabat yang sangat baik dan perhatian pada nya.
Jika di pikir lagi, memang Gus Faizal memiliki paras yang tampan dan berkarisma.
Kecerdasan nya pun sudah tidak diragukan lagi, ia juga lulusan dari Kairo dan bahkan ia merupakan calon pewaris pesantren besar.
Sedangkan Shafia?
Dirinya saja bahkan baru masuk ke pesantren tiga bulan nan. Jangan kan menghafal tiga puluh juz, satu juz saja ia belum tuntas.
Meski dirinya termasuk pintar dan kaya, Ayah nya seorang pengusaha dan menjadi salah satu donatur aktif di pesantren ini.
Tapi kaya saja tidak cukup, pendidikan Shafia dalam agama tetap tidak sebanding dengan Gus Faizal.
Shafia menenggelamkan wajah nya di atas tangan nya yang menangkup di meja, ingin rasa nya ia menyendiri dan memenangkan pikiran nya. Namun apa lah daya ini masih jam kelas nya.
*******
Saat yang paling di tunggu tunggu oleh para santri pun tiba, bel istirahat pun berbunyi.
Setelah ustazah Zahra keluar dari kelas, keadaan kelas pun menjadi ricuh. semua santri Berhamburan keluar.
"Ke kantin yuk"? ajak Via pada tiga teman nya.
" Lets go"! jawab ketiga nya.
Akhirnya mereka berempat pergi ke kantin, namun lagi lagi sepanjang perjalanan menuju kantin Shafia masih menjadi pusat perhatian.
Hampir semua mata memandang terfokus pada Shafia setelah berita tentang nya dan Gus Faizal beredar.
Ada yang hanya melihat nya saja, tapi ada juga yang terang terangan membicarakan nya.
Namun mereka tidak memperdulikan nya, mereka berempat langsung duduk di meja paling ujung yang masih kosong.
"Biar aku saja yang pesan, menu nya seperti biasa kan"? tanya Tiara memastikan menu favorit ketiga sahabat nya itu. dan langsung di angguki oleh mereka.
Tiara langsung pergi memesan makanan untuk dirinya dan ketiga sahabat nya.
Tidak perlu lama, Tiara sudah kembali membawa nampan berisi empat piring menu makanan untuk mereka.
"Thanks Tiara" ucap ke-tiga nya bersamaan
Mereka pun segera menyantap makanan nya, karena sebentar lagi mereka harus kembali lagi ke kelas nya lagi.
Mereka menikmati makanan nya dengan lahap tanpa memperdulikan orang orang di sekitar nya yang masih membicarakan nya.
"Udah Sha, kita gak perlu memperdulikan mereka, yang penting kita makan. kalau mereka bilang kamu gak pantas untuk Gus Faizal, biarkan saja.
Bagiku pantas gak pantas nya hanya Allah yang tau, karena semua memang pantas bersanding dengan siapa pun jika memang Allah sudah mentakdirkan nya untuk bersanding" ujar Nindi memberi nasehat untuk sahabat nya itu.
"Tapi apa memang aku pantas"? tanya Shafia.
" Pantas"
"Cucok"
"Perfect"
Jawab ketiga nya serentak. Membuat Shafia merasa kaget.
"Kalau menurut mu Ra"?
Shafia menatap ke arah Tiara, meminta alasan dari nya. apakah kah alasan Tiara juga sama dengan Nindi atau kah berbeda.
" Kalian itu memang cocok, yang satu tampan, yang satu nya cantik dan baik. kalau mereka bilang kalian gak cocok, itu karena mereka iri saja. " jawab Tiara.
"Iya sih, kalau pun mereka bilang pendidikan mu dan Gus Faizal tidak sebanding, menurut ku gak masalah. kamu bisa kok tetap melanjutkan pendidikan setelah menikah Sha. dan aku yakin Gus Faizal juga akan membimbing mu nanti nya" sahut Via yang juga ikut antusias memberi alasan agar sahabatnya itu tidak berkecil hati.
"Terima kasih ya, kalian memang sahabat ku paling bisa" ucap Shafia dengan senyum manis nya.
Setelah menghabiskan makanan nya, meraka pun kembali ke kelas nya.
Di depan pintu kelas, ipah sudah berdiri di sana, dengan tatapan tidak suka nya.
Namun ke empat santri itu tidak memperdulikan nya.
*Kehidupan kita tidak akan pernah tenang, jika kita masih memiliki rasa iri hati*
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih