Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.
Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.
Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nadien & Varo 4
Keesokan hari nya saat Varo akan mengerjakan tugas kelompok nya dirinya diberitahukan bahwa partner nya telah diganti oleh Christian bukan dengan Bella lagi. Entah apa yang Bella lakukan hingga mereka tidak jadi satu kelompok Varo tidak mau terlalu ambil pusing.
Varo pun berjalan menuju perpustakaan bersama dengan Christian, untung Christian bukan tipe orang yang melimpahkan semua tugas kelompok ke salah satu anggota. Dia cukup bertanggung jawab dengan tugas nya.
"Kalau begitu besok kita lanjutkan kembali." Ujar Varo yang membereskan semua peralatan nya.
"Baiklah." Christian pun segera pergi tanpa basa basi.
Saat Varo baru saja keluar dari perpustakaan Nadien tiba-tiba saja sudah berada di depan ruang perpustakaan.
"Bagaimana... lancar.?" Tanya Nadien
"Dia tidak membuatmu kesulitan bukan.?" Lanjut Nadien penasaran apakah Bella mempersulit Varo karena kejadian kemarin.
"Kalau yang kau maksud adalah Bella, kau tenang saja dia tidak mengganggu ku karena kita tidak satu kelompok." Jawab Varo.
"Hahh.. bukankah kemarin ia bilang kalian satu kelompok.?"
"Ya tadi nya.. tapi entahlah tiba-tiba partner ku diganti oleh Christian."
"Begitu." Angguk Nadien di hati nya terselip rasa senang karena Varo yang tidak jadi satu kelompok dengan wanita lain.
"Ya sudah apa kau ada kegiatan setelah ini.?" Tanya Varo inisiatif.
"Tumben kau menanyakan kegiatan ku." Dengan raut curiga ia perlihatkan kearah Varo.
"Jawab saja." Ucap Varo singkat.
Sekali dingin tetap dingin pikir Nadien yang ia kira ada sedikit perubahan dari Varo. Memang sih ada perubahan tetapi sedikit sangat sedikit. Raut wajah datar dan irit bicara nya sangat susah dihilangkan.
"Tidak.. aku tidak ada acara apa-apa setelah ini, kenapa memang.?"
"Tidak, tidak apa-apa hanya bertanya." Nadien yang mendengar jawaban Varo merasa kesal, terlebih dengan raut yang ditampilkan Varo saat ini yang tidak menunjukkan rasa bersalah sama sekali. Dirinya kira Varo akan mengajak nya pergi.
"Menyebalkan!" Pukul Nadien beberapa kali kearah lengan Varo, yang membuat Varo sesekali menghindar.
"Kau berharap apa... aku mengajak mu pergi.?" Goda Varo yang semakin membuat pukulan Nadien mengencang kearah nya.
"Aww.. aww.." Ringis Varo akibat pukulan Nadien yang lumayan keras.
"Tidak tahu ahh!" Dengan perasaan dongkol Nadien meninggalkan Varo dibelakang.
Melihat Nadien yang merajuk Varo pun segera menyusul Nadien dengan cepat.
"Maaf.. aku hanya bercanda, aku ingin mengajak mu ke suatu tempat."
Nadien sama sekali tidak menggubris perkataan Varo dirinya masih lanjut saja berjalan, entah kemana tujuan nya yang jelas menjauh dari Varo yang menyebalkan.
Varo yang melihat Nadien masih kesal kepada nya mencoba kembali membujuk Nadien. "Kau yakin tidak mau ikut.? aku yakin kau pasti suka tempat ini."
Nadien mulai dilema dengan ajakan Varo padanya, dirinya tidak sekesal itu memang tapi dirinya ingin menjahili Varo balik tapi seperti nya Nadien akan selalu kalah dengan bujukan Varo.
"Ya sudah kalau kau tidak mau, aku akan pergi sendiri saja." Varo pun berjalan mendahului Nadien.
1
2
3
"Tunggu..."
Varo tersenyum tipis, sudah Varo duga Nadien tidak akan menolak ajakan nya.
"Aku ikut." lirih Nadien yang sebenar nya malu namun juga ingin ikut dengan Varo, kapan lagi Varo mengajak nya pergi seperti ini. Ini bisa dibilang berkencan kan, tanpa sadar pipi nya memerah kala memikirkan kemungkinan itu.
"Apa? aku tidak dengar." Goda Varo kembali sembari membalikkan badan nya melihat Nadien yang terlihat malu.
"Aku mau ikut denganmu." Jawab Nadien sedikit keras walaupun menahan malu.
Varo pun tersenyum melihat Nadien yang malu-malu tapi mau.
Varo pun segera membawa Nadien menuju tempat yang selama ini menjadi tempat 'bersembunyi' nya, sedikit jauh memang tapi Varo ingin menunjukkan tempat ini kepada Nadien. Setelah beberapa saat mereka melakukan perjalanan yang menempuh jarak lumayan jauh akhir nya mereka sampai. Tapi masih harus sedikit berjalan kaki dari jalan raya.
"Apakah masih jauh.?" Tanya Nadien yang penasaran apakah tujuan mereka masih jauh atau tidak.
"Sebentar lagi.. apa kau lelah? mau istirahat dulu.?" Tawar Varo yang melihat Nadien yang berhenti sejenak. Dirinya sedikit merasa bersalah karena Varo yang tidak memiliki kendaraan pribadi, mereka jadi harus menggunakan angkutan umum dimana tidak bisa langsung sampai ke tempat tujuan.
"Maaf." Lirih Varo.
"Kenapa meminta maaf.?" Tanya Nadien bingung karena Varo yang tiba-tiba meminta maaf padanya.
"Ya karena aku yang mengajak mu kesini, namun membuatmu kesusahan." Varo baru kali ini merasa sedih karena keadaan nya. Selama ini dirinya bisa menahan setiap masalah yang ia hadapi, namun saat dirinya membawa orang lain masuk ke kehidupan nya yang sulit dirinya merasa sangat tidak berdaya dan begitu sesak akan kenyataan.
"Apa maksud mu, kau sama sekali tidak cocok bersikap seperti itu." Setengah bercanda Nadien berusaha mencairkan suasana yang mendadak berbeda.
"Tapi..." Ucapan Varo terpotong oleh Nadien.
"Sudahlah, kau sama saja menganggap ku lemah. Jangan anggap aku seperti putri yang tidak bisa melakukan hal-hal yang berat dan ekstrim. Makanya kenali aku lebih jauh tuan Varo." Dengan tatapan jenaka nya tak lupa sembari berkacak pinggang Nadien tunjukkan kepada Varo.
Varo yang melihat kelakuan Nadien mulai tersenyum tipis, Varo merasa dihibur dengan sikap dan perkataan Nadien padanya.
Nadien yang melihat Varo tersenyum tipis, membalas senyuman nya tak kalah senang. tatapan Varo pun ikut berubah seperti biasa nya, walaupun datar namun terselip ketangguhan, inilah Varo yang dirinya kenal bukan seperti tadi yang terlihat putus asa dan merasa tidak berdaya.
"Ayo.. aku ingin cepat melihat tempat yang ingin kau tunjukkan." Ajak Nadien tanpa sadar mengulurkan tangan nya untuk digenggam.
Varo dengan cepat menyambutnya karena Varo sadar Nadien pasti tidak menyadari tindakan nya, kalau Nadien sadar pasti dirinya tidak akan melakukan itu padanya.
Dengan sedikit mengerat Varo menggenggam tangan Nadien, Varo baru menyadari bahwa tangan Nadien ternyata se mungil ini, namun terasa sangat pas dalam genggaman nya.
Tanpa berlama-lama lagi Varo kembali berjalan menuju tujuan nya namun kali ini dengan tangan mereka yang saling bertaut dengan nyaman seakan apapun yang akan terjadi kedepan nya, mereka akan terus bergenggaman tangan.
"Wait.. tidak mungkin!" Pekik Nadien tidak percaya dengan tempat yang ia kunjungi saat ini. Nadien pun melepas genggaman tangan nya dengan Varo saking takjub nya dengan pemandangan yang disuguhkan di depan matanya ini.
"Sudah kuduga kau akan menyukai nya." Ucap Varo yang ikut merasa senang dan lega karena dirinya tidak salah memilih tempat.
"Bagaimana kau mengetahui tempat seperti ini.?" Tanya Nadien dengan tatapan nya yang berbinar memancarkan perasaan bahagia yang saat ini dirasakan nya.
"Rahasia."
Nadien yang mendengar jawaban Varo langsung cemberut kesal. Namun tak lama dirinya tak ambil pusing dan kembali menikmati pemandangan indah di depan nya.
Varo yang berada dibelakang Nadien melangkah maju menghampiri Nadien sembari merogoh saku celana nya.
"Nadien." Panggil Varo.
"Ya.?" Sahut Nadien berbalik kembali kearah Varo.
"Maaf aku hanya bisa kasih ini." Varo mengulurkan tangan nya yang terdapat gelang berinisial N dengan sulur bunga di sekeliling nya, cantik pikir Nadien saat melihat gelang itu.
"Apa ini.?" Tanya Nadien kembali yang masih bingung dengan tindakan Varo yang tiba-tiba mengasih nya hadiah.
"Aku memang bukan lelaki sempurna dan pandai berkata-kata, aku juga memiliki banyak kekurangan, namun saat ini yang bisa ku pastikan adalah perasaan ku tulus padamu, Nadien durrant maukah kau menjadi kekasihku."
"A..apa.?" Lirih Nadien yang masih mencerna perkataan Varo. Ekspresi nya sama sekali tidak bisa disembunyikan bahwa dirinya sangat syok dengan pernyataan cinta Varo padanya. Dirinya tidak menyangka Varo mengajak nya kesini untuk menyatakan perasaan nya.
"Maukah kau menjadi kekasih ku.?" Ulang Varo.
Ini bukan mimpi ini nyata, Nadien tak sanggup berkata apapun. Nadien sangat tidak menyangka dengan apa yang diucapkan Varo padanya, dirinya sampai menutup mulut nya tak percaya, air mata nya bahkan sudah mengalir.
"Ya, aku mau." Angguk Nadien, tangis nya pecah kala Varo membawa nya kedalam pelukan nya. "Terimakasih sudah menerimaku." Memeluk erat Nadien mengusap punggung nya pelan untuk menenangkan tangis Nadien.
Rasanya penantian Nadien selama ini berbuah manis, rasa suka nya bertahun-tahun kini telah berbalas dan kini semua itu tumpah dalam tangis nya di dekapan Varo.
"Shht.. apa kau sedih karena menjadi kekasihku.?" Nadien menggelengkan kepala nya, dirinya masih tidak sanggup berbicara banyak, perasaan nya terlalu bahagia sampai-sampai tangis nya susah mereda.
"Lalu kenapa kau menangis.?" Tanya Varo lembut melepas pelukan nya untuk melihat Nadien yang kini telah menjadi kekasih nya.
Dengan pelan dirinya merapihkan rambut-rambut Nadien yang sedikit berantakan menutupi wajah cantik kekasih nya. Mengusap bekas air mata di pipi Nadien dengan lembut.
"Aku hanya.. hiks hanya masih tak percaya."
Kekasih nya ini sangat lucu, dibalik penampilan dan karisma nya yang memancar kekasih nya ini ternyata sangat lembut perasaan nya.
cup
Nadien memegang bibir nya yang baru saja dikecup oleh Varo dengan mata membesar syok.
cup
"Apakah masih tidak percaya.?" Mata Nadien berkedip beberapa kali.
"Modus." Pukul Nadien pelan dengan wajah cemberut namun wajah merah nya tidak bisa membohongi bahwa kini dirinya merasa senang bercampur malu.
Varo tertawa lepas melihat sikap kekasih nya yang menggemaskan.
Nadien pun kembali memeluk Varo erat."Terimakasih."Ucap Nadien yang masih berada dalam pelukan Varo.
"Aku yang berterimakasih." Jawab Varo sembari mengeratkan pelukan nya kepada Nadien.
Mereka menikmati momen kebahagian yang tengah mereka rasakan saat ini, Nadien dengan cinta dalam diam nya yang berbuah manis dan Varo yang kembali merasakan kebahagian. Mereka sama-sama menemukan kenyamanan satu sama lain hingga tercipta rasa indah yang menghampiri hati mereka. Mereka berharap akan selalu bahagia dan bersyukur dengan setiap keadaan mereka kedepan nya.