NovelToon NovelToon
YOU GIRL & ME

YOU GIRL & ME

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Pelakor / Teen Angst / Mengubah Takdir
Popularitas:806
Nilai: 5
Nama Author: Angel_Enhy17

Berjuang sendirian sejak usia remaja karena memiliki tanggungan, adik perempuan yang ia jaga dan ia rawat sampai dewasa. Ternyata dia bukan merawat seorang adik perempuan seperti apa yang dirinya sangka, ternyata Falerin membesarkan penghianat hidupnya sendiri.

Bahkan suaminya di rebut oleh adik kandungnya sendiri tanpa belas kasihan, berpikir jika Falerin tidak pernah memperdulikan hal itu karena sibuk bekerja. Tapi diam-diam ada orang lain yang membalaskan semua rasa sakit Falerin. Seseorang yang tengah di incar oleh Faldo, paparazi yang bahkan sangat tidak sudi menerima uangnya. Ketika Faldo ingin menemui paparazi itu, seolah dirinya adalah sampah yang tidak pantas di lihat.

Walaupun Falerin terkesan selalu sendiri, tapi dia tidak sadar jika ada seseorang yang diam-diam melindunginya. Berada di saat ia membutuhkan pundak untuk bersandar, tempat untuk menangis, dan rumah yang sesungguhnya. Sampai hidupnya benar-benar usai.

"Biarin gw gantiin posisi suami lo."

Dukungannya ya guys

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angel_Enhy17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

⋇⋆CHAPTER 13 : SATU ALASAN ATAU LEBIH? ⋆⋇

Mungkin benar apa kata Galen, hidupnya seperti di neraka saja. Anggap saja itu sebagai simulasi yang tidak seberapa itu, Harka tidak bisa berpikir banyak setelah ia bertemu dengan temannya itu. Teman sesama aktor, beberapa kali satu drama berakhir mereka berdua dekat sampai sekarang. Sudah bukan rahasia umum jika Harka dekat dengannya setelah beberapa kali bertemu secara tidak terduga.

Davian namanya, tidak ada nama lainnya atau nama keluarga sekalipun. Ia juga sudah lepas dari keluarganya karena masalah yang tidak baik, membuatnya harus melepaskan segalanya dan mencari jati diri untuk melanjutkan kehidupannya selama masih ada waktu banyak.

"Apa kakak akan bertemu lagi sama, Kak Vian? Baru kemarin kalian bertemu, itu saja sudah jadi trending topic di twitter. Bagaimana kalau yang lain?" Sebenarnya tidak masalah jika Harka keluar, hanya saja dia keluar bukan karena dia ada urusan serius. Melainkan dia pergi ke club malam, tidak. Itu sangat di karang sekali untuk ukuran aktor terkenal seperti Harka atau bahkan Davian.

"Hanya minum kopi, apa masalahnya?"

"Itu hanya minum kopi, kalau lo pergi ke club juga akan besar masalahnya. Lo mau jatuhin diri sendiri? Gw bolehin lo minum, tapi di rumah aja atau di rumah Davian-"

"Lo itu ngatur banget-"

"Kak Falerin yang nyuruh, kalau lo keberatan mendingan ngomong langsung sama dia. Gw juga gak mau ngurusi bayi gede kayak lo kak, mendingan gw ngurus tugas gw yang udah kayak gunung itu dari pada ngurus lo kayak gini, ribet banget."

Karena kesal, Galen pergi begitu saja dan masuk ke dalam kamarnya dengah tujuan utamanya. Sedangkan Harka hanya terdiam di sana, dia justru duduk di sofa seraya memijat keningnya sendiri. Walaupun temannya sudah berulang kali mengirim pesan, ia justru mengabaikan pesan-pesan itu. Ia jauh memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya jika dirinya ikut bergabung dalam acara itu.

Sampai di mana Davian menghubunginya, tidak ada pilihan lain. Harka menekan tombol itu dengan jarinya dan menerima panggilan suara itu, dengan tubuhnya yang sudah lemas di atas sofa. Ia tidak bisa berbuat lebih.

"Lo jadi dateng apa gak? Kita udah nunggu lama," dengan nada heran, karena Harka itu sering ikut acara mereka.

"Gw gak tau, kayaknya gak bisa... "

"Kenap-"

"Sebentar, gw tutup telponnya nanti gw chat lagi. Ada yang telepon lain,"

"Harka anj-"

Harka memutuskan panggilan itu secara sepihak, dan dia memeriksa riwayat chatnya itu. Di mana ia menemukan sebuah pesan dari seseorang, yang seketika membuatnya langsung beranjak dari tempat duduknya dengan tergesa-gesa. Pria itu menyambar kunci mobilnya, sampai-sampai Galen yang baru saja keluar kamar terjatuh karena ulah Harka.

Pria itu tidak berkata apa pun selain keluar dari apartemen dengan terburu-buru. Sesekali memeriksa ponselnya sendiri, dia terus berlari sampai ke parkiran mobil basemen. Menaiki mobilnya dan melaju dengan kencang membelah jalanan ramai kota Jakarta. Secara tiba-tiba hujan deras mengguyur, semakin membuatnya khawatir dan tidak bisa berpikir lebih jernih.

Sampai di mana ia berhenti di tempat yang di tunjukkan, menemukan sosok wanita di sana dengan pakaian formalnya. Dia menatap ke arah Harka yang sampai di depannya, Harka tanpa basa-basi turun dari mobilnya dan menghampiri wanita itu yang berdiri sendirian di depan gedung restoran.

"Kenapa? Kamu baik-baik saja?" Wanita itu hanya diam saja, dan pada akhirnya Harka harus membawanya berteduh terlebih dahulu.

...♡♡♡...

Secangkir minuman hangat berada di depannya, Harka menyuruh agar Galen tidak keluar kamar untuk sementara waktu, dengan selembar uang berwarna merah membuat Galen menurut. Harka pun berada di sana bersama wanita tadi, yang tidak lain adalah Falerin, atasannya sendiri.

"Ada apa? Tidak biasanya kamu sendirian di depan gedung di kondisi musim hujan begini," Falerin hanya diam tidak menjawab, dia masih membeku di sana mengingat apa yang sudah terjadi. Membuat Harka tidak membuka suara lagi, tapi di sisi Falerin juga tidak bisa menyembunyikan semua ini.

"Apakah pantas aku menceritakan masalah rumah tangga ku dengan mu?"

Harka tertegun sesaat ketika mendengarkan pertanyaan itu, sebenarnya tidak bisa. Tapi saat ini tidak ada orang lain, bahkan Celline yang Falerin tahu jika dia sibuk sekarang. Falerin enggan meminta tolong kepada sahabatnya sendiri di saat jadwal padat. Sedangkan Falerin tahu jika Harka tengah dalam masa istirahat sebelum membuat musik video nantinya.

"Anggap saja aku kakak mu, seperti biasa. Itu bukan masalah besar, aku mengenal mu jauh lebih lama dari siapa pun, katakan saja selagi kamu tidak enggan." Ucapnya dengan penuh keyakinan, padahal ucapannya bagaikan tembok tinggi di antaran keduanya.

"A-aku melihat suami ku bersama adik perempuan ku di restoran, bahkan tanpa aku tahu. Aku tidak masalah, tapi entah kenapa hati ku sakit saat adik ku bahkan menggunakan pakaian yang sama dengan hadiah yang pernah Faldo berikan kepada ku... Apakah aku berhak sakit hati atas itu? Atau aku yang terlalu kekanakan?" Harka mendengarkan semuanya, membayangkan jika dirinya ada di posisi yang tengah Falerin alami.

Mungkin saat itu emosinya tidak akan bisa di kendalikan, karena dalam hal perasaan Harka terbilang tempramen dan posesif dengan pasangannya, termasuk dengan Falerin. Ia tidak akan bisa melihat pasangannya mendua dengan siapa pun, berteman? Sekedar hubungan biasa? Harka tidak masalah, tapi jika di posisi orang asing memiliki segalanya seperti dirinya, Harka tidak bisa tinggal diam. Itu hanya sebuah seumpama saja, tapi jika terjadi.

Harka mengambil kotak tisu dan menaruhnya di depan Falerin, ia bisa apa jika bukan menemani wanita itu menangis di sana? Pria itu nampak kebingungan, tapi juga mencoba tetap tenang di saat yang terlalu menyudut.

"Jauhi Faldo untuk sementara waktu, demi emosional mu. Maybe? Jika dia masih mencari mu, panggil aku saja. Aku akan membuatnya jauh dari mu untuk sementara waktu, atau kamu mau yang lain?" Falerin menatap ke arah Harka.

"Apakah itu sebuah ide bagus? Aku tidak mau jika keluarga kami bertengkar hanya karena aku,"

"Kenapa? Tinggal kamu bilang saja kepada mereka apa kesalahan suami mu, apa mereka terlalu berpihak pada Faldo sampai kamu se-takut itu?"

Setelah ia mengenal Falerin lebih jauh, ia cukup tahu hubungan keluarga yang susah tidak baik. Falerin selalu lari ke rumah ayah kandungnya seperti berteduh di saat hujan petir, mungkin memang terlalu beresiko besar jika Falerin terus memaksakan dirinya ke sana. Seorang ibu yang bahkan tidak pernah membela dirinya, keluarga suami yang masih tetap keras kepala jika anak mereka masih milik mereka dan bukan milik orang lain, menganggap istri putra mereka sebagai orang luar.

Istri mana yang mau di posisi itu? Walaupun Falerin bisa saja pergi sejauh mungkin, perusahaan besar dan toko perhiasaan yang dia punya tidak akan membuatnya menjadi gelandangan di pinggir jalan. Tetapi, ada satu yang menahan Falerin untuk tetap tinggal.

Sifat anak kecil yang sering Faldo tunjukkan kepadanya secara tidak sadar, ia baru tahu akhir-akhir ini. Dokter bilang jika Faldo memiliki gangguan mental atau bagian syaraf penting, di mana tidak ada udara bebas bagi pria itu dan selalu terkurung. Mungkin itu ada di masa lalu.

"Kenapa kamu tidak ceraikan saja-"

"Enggak!" Jawaban yang begitu tiba-tiba, bahkan Harka terkejut dengan hal itu. Falerin langsung menyadari jika situasinya tidak bagus. Langsung dia bersikap kembali tenang, apakah ia harus terus terang soal alasannya untuk tidak bercerai dari Faldo?

"Aku gak akan bisa lakuin itu..."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!