perjuangan Lucas untuk melawan nasibnya sebagai karakter sampingan dalam novel, dengan menantang alur yang sudah ditetapkan dan mencari jalan untuk bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yarn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Penghianat
Dalam perjalanan kembali ke akademi, Lucas terlihat gelisah. "Ada yang kamu cemaskan, Lucas?" tanya Sylvara, memperhatikan ekspresi wajahnya.
"Tak ada apa-apa, mungkin hanya sedikit lelah," jawab Lucas, mencoba untuk menenangkan dirinya.
"Apakah kita harus istirahat sebentar?" tanya Sylvara lagi, khawatir dengan keadaan Lucas.
"Tak perlu, kita harus kembali ke akademi secepatnya," jawab Lucas tegas, meskipun perasaan tidak enak terus menggerogotinya.
Meskipun sudah malam, mereka tetap melanjutkan perjalanan dengan cepat. Lucas merasa ada yang tidak beres, tapi ia tak bisa menjelaskan apa yang membuatnya begitu gelisah. Ketika mereka akhirnya sampai di kota, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang menghancurkan. Akademi yang mereka cintai sudah hancur, bekas-bekas pertempuran masih terlihat jelas di sekitar bangunan yang terbakar dan runtuh.
Tanpa ragu, mereka bergegas menuju akademi, bertekad untuk mencari tahu apa yang terjadi dan membantu mereka yang masih selamat.
Lucas langsung menuju laboratorium Profesor Meyden. Sesampainya di sana, ia terkejut melihat Alexander yang terluka parah dan tidak sadarkan diri. Di luar, prajurit kerajaan telah tiba di akademi, berusaha menyelamatkan para murid yang terluka. Lucas tak membuang waktu dan langsung pergi ke ruang rahasia Profesor Meyden. Di dalam ruangan itu, ia menemukan Masha yang juga terluka dan tidak sadarkan diri, serta Damien yang tampak sedang berusaha menyelamatkan kepala sekolah. Namun, Profesor Meyden tidak ada di sana.
"Damien, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Lucas dengan cemas.
Damien menghela napas, wajahnya menunjukkan kelelahan dan kepahitan. "Dua jam yang lalu, seseorang meminta bantuanku di kota, jadi aku harus meninggalkan akademi. Tapi begitu aku pergi, tiba-tiba ada ledakan keras dari dalam akademi. Aku segera kembali, tapi sudah terlambat. Lyra telah menggunakan ramuan beracun untuk membuat para murid tak sadarkan diri. Saat aku mendengar suara pertempuran, aku segera menuju ke sana dan melihat Masha yang sedang melawan Profesor Meyden. Kepala sekolah terikat rantai, dan Masha berjuang sekuat tenaga, tapi kami tidak cukup kuat untuk mengalahkan Profesor Meyden. Ketika Profesor Meyden merasa ada bala bantuan yang datang, dia langsung melarikan diri."
Lucas terkejut mendengar cerita Damien. Ia tidak menyangka Lyra, yang sebelumnya ia anggap sebagai teman, ternyata adalah salah satu bawahan Profesor Meyden. Ini jelas bukan lagi jalan cerita yang ia ketahui.
Lucas segera bergegas menuju kepala sekolah yang terbaring lemah. Dengan hati-hati, ia memeriksa tubuh kepala sekolah dan terkejut menemukan sesuatu yang mencengangkan. Jantung kepala sekolah telah ditanami sel iblis—sebuah praktik terlarang yang bisa mengubah seseorang menjadi iblis. Jika dibiarkan, kepala sekolah akan menjadi iblis yang sangat kuat.
"Damien, kita harus membunuh kepala sekolah," kata Lucas dengan tegas.
"Apa maksudmu?" tanya Damien, kebingungan.
"Jantung kepala sekolah sudah ditanami sel iblis. Itu akan mengubahnya menjadi iblis," jawab Lucas dengan wajah serius.
Damien tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengar. Dalam kebingungannya, dia mengayunkan pedangnya ke arah Lucas. Lucas dengan cepat menghindarinya.
Sylvara yang menyaksikan kejadian itu segera marah. "Damien! Apa yang kau lakukan?!" teriaknya, bersiap untuk menggunakan sihir. Namun, Lucas dengan cepat menghentikannya. "Damien, apa yang kau lakukan? Jika kepala sekolah tidak dibunuh segera, ia akan menjadi iblis. Ia akan melampaui batas manusia dan menjadi sangat kuat."
"Diam, Lucas! Aku tidak akan mempercayaimu!" Damien bersikeras, masih bingung dengan keputusan Lucas.
Pada saat itu, para kesatria kerajaan tiba di tempat kejadian, mempersulit Lucas untuk mengambil keputusan drastis. Manusia belum mengetahui bahwa iblis dapat menanamkan sel iblis pada manusia untuk mengubah mereka menjadi iblis, dan ini membuat situasi semakin sulit. Namun, Lucas tahu bahwa dia tidak punya pilihan lain.
"Beritahu keluargaku jika aku baik-baik saja," kata Lucas kepada Sylvara dengan suara pelan namun tegas, sebelum melangkah cepat menuju keluar kota. Sylvara tampak kebingungan, tidak mengerti sepenuhnya apa yang dimaksud oleh Lucas.
Lucas tahu jalan yang ia pilih akan membuatnya menjadi musuh kerajaan Eldoria, tapi dia tidak bisa membiarkan kepala sekolah berubah menjadi iblis yang akan menghancurkan semuanya. Setelah cukup jauh dari kota, Lucas mengaktifkan sihir yang sudah ia tanam di jantung kepala sekolah. Begitu sihir itu aktif, kepala sekolah seketika tewas. Para prajurit kerajaan yang ada di dekat situ terkejut.
"Sihir ini... Lucas!" teriak Damien.
Damien yang melihat kejadian itu langsung bergegas mengejar Lucas, diikuti oleh para kesatria kerajaan yang kini merasa terancam. Mereka tahu bahwa Lucas telah mengambil keputusan yang sangat berbahaya, dan mereka harus menghentikannya sebelum dia menjadi ancaman besar bagi kerajaan.
Lucas, meskipun tahu bahwa tindakannya akan membuatnya diburu, tidak menyesali keputusannya. Saat dia melangkah lebih jauh dari kota, satu hal yang jelas dalam pikirannya: dia harus menghadapi konsekuensinya, apapun yang terjadi.
Salah satu prajurit segera melaporkan kejadian itu kepada Raja dengan cepat. Dalam waktu singkat, Lucas dijadikan tersangka atas kematian kepala sekolah, dan statusnya sebagai buronan diumumkan ke seluruh kerajaan. Sebagai akibatnya, Lucas kini menjadi musuh utama bagi kerajaan Eldoria.
Sylvara kini mulai memahami apa yang dimaksud Lucas. Dia sadar bahwa tindakan Lucas adalah untuk melindungi semua orang dari potensi ancaman yang lebih besar, meskipun itu berarti berhadapan dengan kerajaan. Dengan akademi yang kini kacau dan diliburkan sementara waktu, Sylvara memutuskan untuk kembali ke kerajaan Valenor untuk melaporkan kejadian tersebut kepada keluarga Lucas.
Violet, meskipun masih bingung dan terluka dengan tindakan Lucas, merasa terpaksa untuk ikut mencari Lucas. Keluarganya adalah keluarga kesatria, dan sebagai seorang kesatria muda, dia memiliki kewajiban untuk menegakkan hukum, bahkan jika itu berarti melawan teman lamanya. Violet belum sepenuhnya mengerti alasan Lucas membunuh kepala sekolah, dan dia merasa sangat sedih karena harus melawan temannya sendiri.
Di sisi lain, Damien terlihat sangat frustrasi. Dia merasa gagal karena tidak bisa menyelamatkan siapa pun dan banyak temannya yang terluka. Rasa bersalah menggerogoti dirinya. "Jika saja aku lebih cepat... jika saja aku tidak meninggalkan akademi," pikir Damien, menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi. Meskipun dia tahu bahwa situasi itu tidak sepenuhnya bisa dikendalikan, rasa kehilangan dan penyesalan tetap membebani pikirannya.
Sylvara kembali ke kerajaan Valenor, di mana ia melanjutkan latihan bersama ayahnya. Dalam kesunyian kamar latihannya, dia bergumam, "Lucas, aku akan menjadi kuat agar aku bisa melindungimu, walaupun seluruh dunia menjadi musuhmu."