Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah
" WIJAYA GROUP "
Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.
segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.
ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.
namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.
gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.
ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14 tak berdaya
Zahira menarik nafas dalam dalam.
Rombongan mobil yang mengantar Zakaria berangkat ke Kairo, tak lagi bisa ia lihat.
Zalwa memutuskan berlalu dari tempat itu.
Jika semua kerabat Zakaria pergi dari tempat itu dengan membawa mobil.
Berbeda dengan Zalwa.
Gadis itu nampak menyeberangi jalan raya di depannya dengan berjalan kaki
Tak ada satupun mobil yang di siapkan oleh mereka untuknya.
Namun gadis itu sama sekali tak pernah mengeluh.
Ia sangat sadar akan siapa dirinya.
Kaki Zalwa terus melangkah menyusuri trotoar jalan bersapal.
Pikirannya terus melayang pada kata demi kata yang di ucapkan oleh umi Zhahira kepadanya.
Menerima di madu bahkan sebelum ia resmi menjadi seorang istri.
Seolah harga mati yang harus ia terima.
ia tak di beri pilihan, bahkan menolak.
Zalwa sungguh sadar di mana ia berada saat ini.
Seorang yatim piatu yang tak memiliki latar belakang yang jelas akan menjadi istri dari seorang anak kyai pemilik pondok.
Benar kata umi Zhahira, itu adalah keberuntungan baginya.
Tak ada yang patut untuk dirinya keluhkan.
Karenanya,
Ia berjanji akan berusaha menerima takdirnya dengan ikhlas.
Termasuk menerima jika suatu hari nanti dirinya harus di madu.
Zalwa menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya begitu saja.
Gadis cantik berhijab panjang menjuntai menutupi dada dan punggungnya itu terus melangkah,
Gadis itu seolah tengah asyik sendiri dengan segala pemikirannya.
Hingga ia tak menyadari sepasang mata yang terus mengikuti setiap langkahnya dari dalam sebuah mobil yang juga telah sejak dirinya dari bandara tadi telah mengikutinya.
Mobil itu melaju pelan mengikuti langkah Zalwa menyusuri trotoar.
Zalwa berbelok ke arah taman kota di area itu.
Seseorang di dalam mobil itu turut membelokkan mobilnya ke dalam pelataran taman.
Usai memarkir mobilnya,
Seorang pria berjaz hitam dengan wajah dinginnya nampak turun dari mobil dan segera melangkah masuk ke area taman kota itu.
Mata pria itu yang tak lain adalah Kayvan nampak mengedar ke seluruh penjuru taman,
Tujuan pria itu hanya satu.
Ia rela melakukan itu demi hanya menemukan sosok gadis yang ia cari.
Akhirnya netranya menemukan yang ia cari.
Namun kedua alis pria itu mengerut ketika matanya melihat Zalwa duduk termangu sendirian di salah satu bangku taman itu.
Sebuah bangku yang menghadap tepat ke arah air mancur.
biasanya air mancur itu tidak akan menyala jika tidak malam hari.
Namun,
Karena hari ini adalah hari minggu, maka air terjun itu tetap menyala di siang hari.
Kayvan terus memperhatikan dan memantau pergerakan demi pergerakan Zalwa di depan sana.
Sementara Zalwa,
Gadis itu tengah sibuk dengan pemikirannya sendiri.
Dan ketika ia tengah asyik menatap lurus kedepan.
Think....
Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.
Zalwa menghela nafas.
Di ambilnya ponselnya dari dalam tas.
Sebuah nama tertera sebagai pengirim pesan.
( assalamualaikum,
kamu di mana...apa tidak akan pulang Lagi ?! )
Isi pesan itu.
Zalwa bangkit, kemudian melangkah sambil menunduk.
Tangannya mengetikkan sebuah pesan balasan.
( waalaikum salam umi,
sebentar lagi Zalwa pulang....tunggu sebentar )
Balas Zalwa.
Think
Pesan terkirim.
Dan bersamaan dengan itu.
Brugh...
Tubuh Zalwa terpental ke belakang ketika ia menabrak sesuatu.
Tubuhnya terhuyung kebelakang dan hendak jatuh.
Namun seseorang telah lebih dulu menarik lengannya sehingga ia tak jadi jatuh ke belakang.
Zalwa mendongak, matanya seketika terbelalak ketika ia mengenali siapa seseorang yang saat ini tengah memegangi lengannya.
Netranya bertemu dengan netra seseorang di hadapannya.
Jantung Zalwa tiba tiba seperti hendak melompat keluar.
ia masih sangat mengenali siapa seseorang yang saat ini tengah memegang tangannya itu.
Dengan cepat Zalwa segera berdiri dengan tegak dan melangkah mundur kebelakang.
Gadis itu menciptakan jarak dengan seseorang di hadapannya saat ini.
" maaf, saya sudah menabrak anda " kata Zalwa dengan berdiri tegak kemudian mengucapkan kata maaf.
Kepala gadis itu tertunduk.
Tak ada jawaban.
Zalwa menghela nafas.
" sekali lagi saya minta maaf, saya tidak sengaja...." kata Zalwa lagi,
Tetap tidak ada jawaban.
Zalwa menghela nafas.
" permisi, bisa anda memberi saya jalan ?! " pamit gadis itu kemudian.
Tak kunjung mendapat respon karena pria di hadapannya itu hanya diam bagai patung.
Zalwa memutuskan melipir ke samping untuk bisa melewati pria itu.
Namun,
Ketika gadis itu baru saja melangkah, suara berat pria itu menghentikan langkahnya.
" ayo kita menikah..."
Zalwa terdiam mendengar kata kata itu.
Keningnya sedikit nampak berkerut.
bukan karena apa, tapi suara itu terdengar penuh keyakinan.
Dan....
Paksaan.
Zalwa pada akhirnya memilih abai,
Mungkin ia salah dengar.
Namun laki laki itu kembali mengulangi kata katanya.
" Zalwa Aisyah Syahrani Mawardi.....itu namamukan ?! " kata Kayvan lagi.
Kali ini pria itu telah memutar tubuhnya dan melangkah ke hadapan Zalwa.
Kayvan berdiri tegak di hadapan Zalwa.
Tatapan matanya yang tajam menghunus langsung kepada sosok gadis cantik berhijab lebar di hadapannya itu.
Tubuh Zalwa seketika membeku saat itu juga.
Wajah dingin dan tatapan tajam Kayvan cukup membuatnya tremor.
Lututnya seolah patah.
Yakinlah,
Saat ini, gadis itu benar benar mati matian menenangkan dirinya sendiri.
Apalagi saat ini pria itu tengah berdiri begitu dekat dengannya.
Hingga ia bisa mencium aroma wangi yang sebenarnya cukup menenangkan dari pria itu.
Tapi justru membuat Zalwa merasa tak tenang.
Gadis itu tiba tiba merasa gelisah.
" Zalwa Aisyah Syahrani Mawardi, ayo kita menikah...."
Ulang Kayvan lagi dengan lengkap.
Damn.....
Kali ini, kata kata pria itu sukses membuat Zalwa seakan di hantam batu besar.