cerita ini hanya karangan fiksi, jangan di plagiat!!
Alana adisty harus mengalami perjodohan akibat perjanjian konyol kakek nya di masa lalu. alhasil di usia nya yang ke delapan belas gadis itu terpaksa berstatus istri dari ihsan rain Fauzan.
ihsan sering membully nya, tanpa sebab hanya karena dia yang pendiam. dengan kondisi yang tak akur, bagaimana alana menghadapi pernikahan sma ini?
mengandung banyak kata kata ambigu dan frontal. untuk yang di bawah umur harap bijak, kalau masih nekad baca resiko tanggung sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
Tak terasa sudah satu bulan saja mereka menikah. Alana harus bersabar dengan sikap semena mena ihsan. Bahkan gadis itu harus begitu ketat menjaga hatinya supaya tak luluh. Ihsan kadang suka memamerkan kemesraan bersama sangat kekasih.
Seperti sekarang, mereka berada di bangku paling belakang di kelasnya. Ihsan main game sedang kan vira menyuapinya makan. Tanpa mempedulikan nya sebagai seorang istri. Terkadang jika melihat mereka bermesraan Alana merasa seperti seorang istri menyedihkan.
“Alana!” yang di panggil menoleh pada sumber suara.
Di sana, di bangku paling samping barusan kedua. Roni memanggilnya dengan melambaikan tangan.
“Apa?” tanya alana.
“Sini bentar. Lo kan pinter, bantuin gue kerjain ini” pinta roni lagi.
Alana berjalan menghampiri cowok itu, dan duduk di sampingnya. Ternyata cowok yang dari tadi pokus pada ponselnya sedang mengerjakan permainan tts. Alana langsung mengerti kenapa dia di panggil.
“Bantuin gue al, udah kalah berkali kali.” roni menyodorkan ponselnya.
Alana mengangguk, dia cukup mahir dalam permainan ini. Dulu saat dia pertama kali punya ponsel permainan ini salah satu yang dia suka. Karena orang tuanya mendukung nya, katanya ini mendidik.
“yang ini aku tahu” Alana mengetikan jawaban nya dan ternyata benar.
Dia terus melanjutkan sampai seluruh kotak terisi penuh. akhirnya dia menang dan melanjutkan level selanjutnya.
“Ekhm”
Alana mendongak, dapat dia lihat yeri menatap mereka dengan senyuman jahil.
“Kenapa?” tanya Alana bingung.
“Gak papa”. Yeri tersenyum sembari menekan lidah nya pada dinding mulut.
“Lagi pdkt nih? Udah sampe mana?” yeri kembali menggodanya.
“Hah?” Alana semakin bingung. “Maksudnya gimana?”
“udah sampe jadian belum?” yeri menaikkan kedua alisnya seolah bertanya.
“Gak usah ngaco kamu. Kita cuma ngerjain ini kok” Alana segera membantah.
Gadis itu menatap roni yang malah datar saja. Tak terpengaruh dan tak peduli.
“halah!” yeri mengibaskan sebelah tangannya. Dengan tatapan memicing dan bibir yang di tarik sedikit, dia tak percaya.
“Serius! Kita cuma ngerjain ini doang. Ya kan ron?” Alana menyenggol lengan lelaki itu. Tetapi hanya di respon dengan anggukan saja, tatapannya tetap lurus.
“Ada hubungan juga gak papa kali. Biar lo gak jomblo terus” yeri semakin menggoda.
Jomblo? Alana membantah dalam hati. Jomblo dari mana, dia bahkan sudah punya suami bukan pacar lagi.
Brak!
Satu kelas langsung menatap pelaku yang menggebrak meja di belakang. Mereka menyipit kan matanya, ihsan lah pelakunya. Dalam hati warga kelas mereka mengumpat cowok itu seolah olah dia penguasa di kelas ini.
“Kenapa yang?” vira ikut kaget dengan yang di lakukan oleh pacarnya. Bahkan dia menatap canggung teman temannya yang menatap mereka tajam.
“Panas, minta minum” ujar ihsan menatap tajam pada Alana.
Vira menyodorkan botol minumnya pada ihsan, yang di teguk habis oleh cowok itu.
“Tuh lihat! Kayak tuan rumah aja, bikin keributan mulu. Gak sadar diri banget” yeri berbisik pada dua orang di depannya sambil memicing mata elang pada ihsan dan vira.
“Udah lah biarin. Gak usah di urusin yang gak penting mah” ucap alana mengalihkan atensi yeri yang bersungut sungut.
Padahal dalam hatinya sendiri, dia ketar ketir parah. Dia tahu pasti cowok itu tengah menyindir nya.
“Benar kata alana. Yang kayak gitu mah gak usah di urusin,gak penting” roni ikut menyahut. Membuat yeri mau tak mau mengangguk.padshal dia sudah siap baku hantam jika di perlukan.
…..
Kelas alana menjadi kelas paling terakhir yang pulang. Di jam sebelum nya seluruh siswa sudah pulang, dan kelasnya ketinggalan.
Cuaca sudah mendung, matahari tampak malu malu menampakkan dirinya. Netra gadis itu teralihkan pada tiga motor yang berjajaran dengan pemiliknya. Salah satunya adalah ihsan, suaminya sendiri.
Alana tak terlalu berharap, dia tahu cowok itu sedang menunggu kekasihnya bukan dirinya. Oleh karena itu Alana memilih keluar lebih dahulu bersama siswi yang lain.
Alana memutuskan untuk menunggu di tempat biasanya. Tapi sudah satu jam yah menjemputnya tak datang datang, bundanya juga tak aktif dia telpon. Ihsan pula sudah pergi dari tadi bersama pacarnya.
Merasakan air mulai menetes dari langit, alana memutuskan untuk berjalan menuju halte. Dia akan pulang lewat bus, masih ada jam sebelum yang terakhir.
“Ash… “ Alana meringis.
Dia kehujanan, bajunya seragamnya basah kuyup. Gadis itu menggigil kedinginan, tangannya memeluk dirinya sendiri.
Apalagi angin sore yang terasa menembus kulitnya. Alana sampai menggigit bibirnya menahan getaran dingin yang bergejolak.
Bus datang dan alana segera masuk. Kebetulan hanya dirinya yang menunggu disana. Sambil memeluk tubuhnya alana menyandarkan kepalanya pada sisi mobil, matanya terpejam dengan bibir yang di gigit. Dia sungguh kedinginan.
Dirasa tangan nya menghangat, alana sontak membuka matanya. Gadis itu terkejut saat ada seorang nenek tua yang duduk di samping nya lalu menggenggam tangannya.
Dia juga menyelimuti alana dengan jaket rajut yang di pakainya. “Pakai na. Kamu kedinginan” Suara nenek itu.
Alana mencoba menolak tetapi, nenek tadi tetap memaksanya.
“Gak usah nek. Nenek juga pasti kedinginan, nenek aja yang pake”
“Nenek masih pakai syal. Kamu pake, baju kamu basah begini kedinginan” Ujar nenek tadi.
Alana membenarkan dalam hati. Dia pun menerima rajut itu untuk menutupi tubuhnya.
“Kamu kalau mau tidur, tidur aja. Nanti nenek bangunin di halte berikutnya” Ujar nenek tadi.
Alana mengangguk seraya tersenyum. Kebetulan gang rumah bundanya deiat dengan halte yang nenek tadi maksud.
lanjut thor