"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.
"Kenapa tuhan? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.
Ya memang benar adanya saat ini kondisi jeony pun begitu memprihatinkan. Karena kejadian naas itu yang membuat jeony mengalami patah tulang cukup parah yang membuat jeony harus menjalani serangkaian operasi estetika dan orthopedi agar dapat menyelamatkan nyawa jeony yang hanya tinggal menghitung jam.
Setelah melakukan serangkaian operasi, akhirnya nyawa jeony pun berhasil di selamatkan. Waktu terus berlalu hingga perubahan pada Jeony pun semakin terlihat jelas bahkan jeony dianggap seperti orang gila oleh warga sekitar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyajenkpankestu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Seketika itu juga jeony menghamburkan pelukan kepada bu ustad azka yang juga ikut membalas pelukan begitu erat."Ya tuhan… terima kasih sudah mempertemukanku dengan orang baik hiks.. hiks.." tangis jeony dalam hati sambil terus mengeratkan pelukan yang begitu nyaman.
Setelah cukup lama mereka menumpahkan rasa terima kasih dengan saling seperti sepasang ibu dan anak, di saat yang sama kedua anak bu ustadzah azka pun mendekat ke mobil tua, dan ingin ikut membantu sang bunda untuk membantu jeony keluar.
"Ekhmm… ada drama serial tv versi nyata nih"gurau alwi sembari tersenyum.
"Betul kata alwi bunda. Kita berdua boleh ikut pelik nggak bunda"timpal alfarad sambil merentangkan kedua tangan kekar di depan sang bunda dan jeony yang melepaskan pelukan mereka berdua.
"Kalian mau ikut gabung berpelukan!"Tanya bunda azka sembari tersenyum biasa yang membuat alwi dan alfarad menelan saliva mereka berdua. Ntah, apa yang dipikirkan bunda azka saat ini.
"Kenapa gue merinding ya"Ujar alwi dalam hati sembari menjalankan perintah dari sang bunda.
"Kenapa perasaan gue nggak enak, atau jangan-jangan.."teka teki alfarad yang merasakan situasi yang tidak baik.
"Coba kalian berdua tutup mata, ini kejutan untuk kedua anak bunda"timpal bu ustadzah azka kembali sembari tersenyum lembut yang banyak menyimpan sebuah rencana lucu untuk mengerjai sang anak. Nyaris bersamaan alwi dan alfarad menutup mata secara serentak.
"Tunggu sebentar ya anak bunda"Jawab bunda serta sedikit demi sedikit menuntun jeony turun dari mobil.
"Baik bunda"ucap Alwi dan alfarad secara serentak.
Setelah situasi aman, ustadzah azka pun menurunkan jeony secara perlahan. Tak butuh waktu lama, jeony sudah turun dari mobil serta sudah duduk di kursi roda tanpa ada suara berisik yang dapat mengganggu rencana yang ada di pikiran bunda azka. Kemudian ustadzah azka pun menghantarkan jeony ke tempat dimana saat ini keluarganya berkumpul. Beberapa saat, joeny sekarang sudah berada di tengah keluarga Bunda azka yang begitu menyambut kedatangan dengan baik tanpa mengeluarkan suara yang cukup nyaring.
"Kamu tunggu disini dulu ya nak! Bunda ingin mengerjai kedua anak bunda yang bandelnya bikin bunda geleng-geleng"ucap bu ustad azka dengan pelan.
"Hehe ya bu. Jeony akan menunggu ibu disini bu bareng para omah disini bu"Jawab jeony sembari tersenyum.
"Ya sudah. Bunda tinggal dulu ya, ntar bunda kenaikan satu persatu anggota keluarga bunda"sahut bu ustad azka sambil memberikan sebotol minuman dan snack yang sebelumnya dimakan sebagian saat menunggu antrian di puskesmas.
"Ya bu ustad azka"jawab jeony seraya menerima paperback yang berisi air mineral dan roti isi coklat berukuran sedang.
Kembali ke posisi alwi dan alfarad yang saat ini tengah diam mematung, seperti dua patung manekin hidup. Tak lama kemudian, bunda azka kembali di sisi kanan mobil tua sembari berdiri di tengah kedua anak yang sedang menutup mata. "Hihi kalian kalo diam seperti akur dan rukun, bunda akan kerjai kalian berdua"ledek bu ustad azka dalam hati sembari menurunkan alwi dengan pelan yang duduk bangku mobil sambil menutup mata. Seketika itu juga, alwi pun merasakan jika saat ini posisinya sedang di turunkan oleh sang bunda.
"Wahh bunda mau nuntun alwi kemana bunda?"tanya alwi sambil terus mengikuti pergerakan sang bunda.
"Sudah nak. Sekarang kamu nurut sama bunda"titah bunda azka sembari menahan tawa.
"Oh Oke bunda"jawab alwi yang begitu bersemangat.
Setelah bunda azka menurunkan alwi dan menuntun alwi untuk menjauh dari mobil. Tak lama kemudian, bunda azka pun menghentikan gerakan melangkah alwi untuk tetap berdiri seperti patung hidup yang begitu tampan.
"Anak bunda tunggu sebentar ya, bunda mau mengambil kejutan untuk kamu ya nak"titah bunda azka sembari melangkah pelan menghampiri alfarad yang tak jauh dari posisi alwi berdiri saat ini.
"Baik bunda!"jawab alwi dengan semangat.
"Pintar sekali anak bunda, uhhh gemes"sahut bunda azka sambil mengusap wajah sang anak yang begitu mirip dengan almarhum suaminya yang sudah meninggal beberapa tahun lalu, pada saat dirinya dan kedua anaknya ditinggal suami bertugas militer TNI negara indonesia.
Kemudian bu ustadzah azka pun berjalan pelan dan mendekat ke anak pertama yaitu alfarad yang saat sudah persis seperti manekin hidup yang begitu gagah perkasa.
"Ayo anak bunda yang pertama. Bunda tuntun dia ikuti langkah bunda ya nak"titah sang bunda azka yang membuat alfarad pun tersenyum manis.
"Baik bunda. Apa yang tidak al lakukan buat bundaku tercinta"jawab alfarad yang tak kalah bersemangat.
"Ais!! Anak Bunda pintar merayu heum... Ini yang bunda makin tambah sayang sama kamu dan adikmu dan sebentar lagi menjadi seorang kakak yang baik dan bijaksana"jawab sang bunda sambil menuntun tangan alfarad mendekat ke arah alwi yang sudah sedari tadi berdiri tegak.
"Ya harus dong bundaku. Al ingin bisa jadi pelindung bundaku tercinta"sahut alfarad sembari melangkah pelan mengikuti gerakan sang bunda.
Tak lama berselang, saat ini bunda azka berdiri tepat di tengah kedua anaknya yang menutup mata. Kemudian, bunda azka meletakkan tangan kekar alfarad di pinggang alwi secara bergantian. Lalu, bunda azka memindahkan tangan alwi ke pinggang alfarad secara bergantian. Secara perlahan, bunda azka pun keluar dari pelukan sang anak yang sudah disaksikan oleh seluruh warga.
Termasuk jeony yang sedari mata bulatnya tidak lepas dari pandangan sang bunda yang begitu tulus menyayangi kedua anaknya. Setelah lepas dari pelukan sang anak, kemudian bunda azka memerintahkan Alwi dan alfarad saling mendekat untuk berpelukan bersama. Kemudian, bunda azka memberi titah untuk membuka mata mereka masing-masing. Sontak, saat mereka membuka mata, dengan gerak cepat, alfarad dan alwi saling melepaskan pelukan mereka berdua yang sudah di saksikan banyak orang.
"Wahh anak bunda sudah berpelukan. Uhh bikin gemes kedua anak bunda"celetuk bunda azka sambil terkekeh pelan. Seketika, hal itu mendapatkan tatapan horor dari kedua anaknya.
"Kenapa bunda nggak ikut pelukan bunda!"Tanya alfarad sambil memanyunkan bibir seperti anak balita minta susu.
"Hooh. Apa bunda ingin mengerjai kita berdua bunda"timpal alwi yang juga ikut memanyunkan bibir anak balita berumur empat tahun.
"Aduh kedua anak bunda mirip banget sama chelsea ya"sahut bunda azka sambil menunjuk domba putih yang bernama chelsea yang sedang makan rumput begitu banyak.
"Hua bunda!!! Kenapa kita berdua disamakan sama kambing nda"merengek alwi dan alfarad secara bersamaan. Seketika, mereka berdua mendapatkan tertawa keras dari warga sekitar asrama atau panti asuhan islam.
"Apa kalian tidak bisa belajar dari kejadian beberapa saat yang lalu, hingga kalian menjadi bahan tertawaan warga?"tanya bunda azka berjalan mendekat ke arah alwi dan alfarad yang sedang berpikir keras. Hal itu, membuat bunda azka menghela nafas sambil memeluk kedua anaknya secara bersamaan. Saat bunda azka, alfarad dan alwi berpelukan. Saat itu juga, mereka berdua ingat satu yang begitu penting. Yaitu jangan berpelukan dengan lawan jenis yang belum memiliki ikatan sah, ikatan suci pernikahan.
semangatt thorrr/Drool//Drool/