maheer yang seorang pria yang sudah lama menduda jatuh cinta pada seorang gadis yang datang melamar pekerjaan ke perusahaan nya, yang ternyata adalah teman dari putra tunggal nya yang juga ternyata di cintai secara diam-diam oleh sang putra nya.
Syifa gadis cantik yang hanya hidup berdua saja dengan sang ibu yang sering sakit-sakitan jatuh cinta pada seorang pria paruh baya yang adalah Daddy dari teman nya, yang ternyata juga mencintai nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indra Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Pada sore hari di jam pulang kerja Syifa yang ingin segera pulang ke rumah nya, untuk segera melihat keadaan ibu nya, yang sudah di tinggal kan nya, seharian untuk bekerja mengurungkan niat nya, saat melihat Maher yang masih saja duduk bekerja dengan tenang di kursi kebesaran nya, tidak terlihat tanda-tanda pria tersebut akan pulang ke rumah nya, pada hal hari sudah cukup sore.
Syifa yang melihat hal tersebut semakin merasa gelisah karna teringat dengan keadaan ibu nya, yang sedang sakit namun harus di tinggal kan bekerja seharian karna jarak kantor yang jauh dari rumah nya, akan memakan banyak waktu jika dia kembali ke rumah nya, pada jam istirahat kantor dan kembali lagi ke sana setelah nya, itu pasti akan sangat memakan waktu dan juga biaya transportasi.
Maher yang sedang fokus dengan pekerjaan nya, menoleh kearah Syifa' yang sedang duduk di sofa yang ada tidak jauh dari meja kerja nya, yang terlihat begitu gelisah.
" ada apa masalah Syifa. "
Maher yang sudah tidak lagi memanggil nama Syifa dengan sebutan formal nona Syifa' bertanya pada Syifa yang sedang terlihat begitu gelisah.
Syifa yang mendengar pertanyaan dari Maher terdiam sejenak karna merasa terkejut saat mendengar suara Maher yang bertanya pada nya.
" a... Aku... "
Syifa yang ingin berkata tentang niat nya, yang segera ingin pulang ke rumah nya, karna ingin segera melihat keadaan ibu nya, mengurungkan niatnya karna merasa tidak enak dengan Maher yang seorang atasan tapi masih tetap saja bekerja.
" katakan lah mungkin aku bisa membantu mu. "
" a... Aku harus segera pulang ke rumah ku untuk melihat keadaan ibu ku yang sedang sakit karna aku sudah meninggal kan nya, seharian hari ini. "
Maher yang mendengar ucapan dari Syifa langsung bangkit dari duduk nya, memakai jas nya, yang di gantung di sandaran di kursi kebesaran nya, dan meraih barang-barang nya, yang terletak di atas meja kerja nya.
" ayo.. aku akan mengantarkan mu pulang ke rumah mu Syifa. "
Setelah mengatakan itu Maher langsung berjalan menuju ke arah pintu keluar ruangan nya.
Syifa yang mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh Maher yang ingin mengantarkan nya, pulang merasa terkejut namun dengan cepat Syifa meraih tas nya, berjalan dengan cepat mengikuti langkah Maher yang sedang berjalan menuju ke arah pintu keluar ruangan nya.
Saat sampai di depan pintu keluar perusahaan Maher Syifa melihat ke kiri dan kanan nya, untuk melihat kendaraan yang bisa di pakai untuk di tumpangi nya, untuk pulang ke rumah nya, karna berpikir tidak mau merepotkan Maher yang berniat untuk mengantarkan nya, pulang ke rumah nya.
Maher langsung meraih kunci mobil nya, yang baru saja di berikan oleh sang sekuriti pada nya, dan menoleh ke arah Syifa yang terlihat sedang melihat ke kiri dan kanan nya.
" ayo. "
Maher membuka pintu mobil nya, untuk mempersilahkan Syifa masuk ke dalam mobil nya.
" a... Anda tidak perlu repot-repot untuk mengantarkan saya pak saya naik kendaraan umum saja pak. "
" masuk lah aku akan mengantarkan mu pulang ini sudah terlalu sore akan sulit mendapatkan kendaraan umum Syifa. "
Syifa yang awalnya merasa ragu untuk menerima tawaran dari Maher karna merasa takut menjadi bahan omongan di antara para karyawan pada akhirnya memilih untuk langsung masuk ke dalam mobil Maher saat mendengar Maher berkata tentang dirinya yang akan kesulitan mendapatkan kendaraan umum.
Maher' yang ingin mengantarkan Syifa pulang ke rumah nya, memilih untuk mengendarai mobil nya, sendiri.
" tunjukkan arah jalan menuju ke arah rumah mu karna aku tidak tau arah nya, aku lupa membaca data mu. "
Syifa yang sedang duduk di samping Maher segera menoleh pada Maher yang sedang bertanya pada nya.
