NovelToon NovelToon
Good Mother

Good Mother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: MayyChy-

Siapa sangka, Veyra yang terkenal sebagai badgirl di SMA nya bisa menjadi ibu di usia muda. Bahkan teman-temannya pun tidak mempercayai hal itu. Di usia nya yang masih sangat muda, bukan mudah untuk menjalani hari-hari nya dengan kehadiran baby secara tiba-tiba. Veyra harus merubah masa mudanya yang harusnya bersenang-senang menjadi seorang ibu yang mengurus anaknya dengan kasih dan sayang dan menjadi CEO perusahaan yang rumit baginya. Akankah Veyra hamil di luar nikah? Lalu siapakah yang menghamilinya? Ataukah ada faktor lain yang menjadi penyebab Vee harus menjadi ibu di usia muda? Yukk langsung baca aja ceritanya✨ Happy readingg!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayyChy-, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Twelve : Why?

Veyra POV’

Sebenarnya gue gak sempet denger jelas apa yang dibicarakan oleh Diana dan Shyiren. Tapi yang gue denger mereka ngomongin tentang kesepakatan.

Setelah mendengar obrolan Diana dan Shyiren tadi mood gue buat ke toilet tiba-tiba hilang. Cepet-cepet gue balik ke kelas sebelum kena semprot guru BK killer.

Gue duduk mendengarkan penjelasan bu Irma selaku guru biologi di kelas gue. "Sttt Vee!" suara Shyiren memanggil dan gue pun menoleh.

"Apa?"

"Gue mau ngomong sama lo" di jam pelajaran seperti ini masih sempat-sempatnya dia ngajak ngobrol gue? Hello?

"Ntar aja kalo udah pulang. Gue tunggu lo di parkiran" Shyiren mengacungkan jempol nya ke arah gue.

Aneh, tadi aja bilang nggak enak badan. Buktinya gue ke toilet dia merencanakan sesuatu sama Diana. Dasar munafik! Batin gue.

Bel pulang berbunyi lima menit lalu. Gue menuju parkiran untuk menemui Shyiren. Ternyata disana sudah ada Alin, Chika dan Wanda.

Tidak ada yang memulai obrolan. Kemudian terpaksa, Gue lah yang akan memulai. "Jadi, lo mau ngomong apa Ren?" gue berbicara selembut mungkin. Gue ikutin semua alur yang telah Shyiren buat.

"Gue minta maaf sebelumnya" disitu perasaan gue mulai gak enak. Gue masih diam menunggu Shyiren menyelesaikan kalimatnya. "Gue keluar dari geng ini, dan gue udah gak mau jadi sahabat kalian lagi"

Alin, Chika dan Wanda tampak terkejut. Bahkan sangat terkejut. Kecuali gue, ternyata ini kesepakatan mereka.

"So, apa lo punya alasan yang kuat buat keluar dari geng ini?" tanya gue sesantai mungkin.

"Ya. Gue gak bisa bersaing sama sahabat gue sendiri" gue tersenyum miring.

"Oke kalo itu mau lo, silakan pergi" usir gue pelan.

"VEE!" semua ngebentak gue, tapi gue masih mempertahankan senyum devil gue.

“Kenapa? Itu kan yang dia mau?” Jawab gue enteng.

Shyiren berjalan menjauh dari gue dkk. Seperti yang gue duga, para sahabat gue akan menginterogasi gue.

"Kok lo biarin Shyiren keluar gitu aja sih?" ucap Wanda tak terima.

"Dia sekongkol itu sama Diana" jawab gue kemudian.

"APA?!" jawab mereka serempak.

"Jangan karena Diana musuh lo, lo ngerelain Shyiren pergi gitu aja dong Vee!" bentak Chika.

"Terus lo mau apa?"

"Gue juga pergi!" ketusnya lagi.

"Silakan! Gue gak pernah nyuruh lo buat stay disini!"

"Tega lo Vee! Tega tau gak!" Chika nyelonong pergi.

"Gimana Lin, Wan? Lo juga mau pergi? Gue gak ngelarang kok" gue tersenyum miring.

"Enggak Vee, kita tetep ada buat lo" jawab Alin.

"Oke, makasih udah sempet percaya sama gue. Gue balik dulu ya?"

"Hati-hati" jawab mereka kompak. Akhirnya pun gue melajukan mobil gue ke kantor bukan ke rumah.

Di Kantor pikiran gue tiba-tiba melayang kemana-mana. Memikirkan Shyiren, first kiss dan baby Reno. Tiba-tiba perasaan gue gak enak tentang baby Reno. Gue merasa udah jauh banget sama baby Reno.

Tanpa pikir panjang gue langsung melajukan mobil gue ke rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 17.30 setidaknya ini masih sore belum menginjak waktu malam.

"Bu Siti!" suara gue mengedar ke seluruh ruangan.

"Ada apa mbak?" Bu siti setengah berlari menghampiri gue.

"Reno mana Bu? Vee kangen sama dia" tanya gue begitu antusias.

"Ada mbak di kamar"

"Kalo gitu Vee samperin dulu ya Bu" setelah itu gue langsung menuju kamar.

Saat pintu terbuka, gue melihat ke arah box bayi yang ternyata kosong. Tempat tidur pun kosong. Gue berjalan masuk mencari keberadaan baby Reno. Namun gue masih tidak menemukan keberadaan baby Reno.

"BI YATI! BU SITI! PAK TIMO!" teriak gue histeris berserta air mata yang perlahan menetes.

"Ada apa non?" tanya Bi Yati terlebih dahulu.

"Reno gak ada!" bentak gue. Katakanlah gue gak sopan tapi gue udah kalang kabut di landa ke khawatir an.

"Tadi Ibu taruh di sini mbak" ucap Bu Siti menunjuk box bayi milik Reno.

"Tapi gak ada Bu!"

"Non, tenang dulu non. Biar bapak yang cari den Reno" ucap pak Timo layaknya menenangkan.

"Cepet! Pak cepet!" ya sekarang gue bisa di bilang orang yang tidak tahu terimakasih, di bantu malah membentak.

Bi Yati, Bu Siti dan Pak Timo segera pergi mencari baby Reno. Bu Siti ikut dengan Pak Timo menggunakan mobil, sedangkan Bi Yati mengedar ke seluruh rumah.

Gue nangis sesenggukan di kamar. Apabila terjadi apa-apa sama baby Reno gue gak akan pernah maafin diri gue sendiri. Disaat seperti ini? Siapa yang harus gue hubungi, siapa?

Satu ide terlintas di pikiran gue. Risky! Ya. Cuma Risky yang bisa bantu gue untuk saat ini. Nomor duakan dulu masalah gengsi atau malu akibat first kiss gue. Yang terpenting sekarang adalah mencari keberadaan baby Reno.

Calling Riskyyy...

"Hallo? Kenapa Vee? Lo udah gak marah sama gue?" cerocos Rizky di telepon.

"Ky... Hiks...hiks..."

"Loh? Kok lo nangis sih Vee. Kenapa? Ada apa?" tanya Risky panik sendiri.

"Reno Ky. Hiks..hiks.."

"Kenapa? Baby lo kenapa?"

"Hikss...hiks..."

"Vee! Kenapa?"

"Hilangg Kyy!!"

"APA?!"

Tut!

Sambungan di putuskan sepihak oleh Risky. Gue sebel banget, bukannya ngebantu malah kaget habis itu ngilang.

"Gue harus ganti baju dulu, habis itu gue cari baby Reno, dengan tangan gue sendiri" gue bangkit segera berganti baju. Setelah selesai, gue ambil ponsel dan dompet gue segera menuju ke pintu utama. Tepat gue di depan pintu utama, bel rumah berbunyi.

Tingtong!

Pintu terbuka tetapi tidak ada siapa-siapa disana. Gue coba cari seseorang yang sudah memencet bel rumah gue. Tapi hasilnya nihil tidak ada siap pun disana.

Gue melangkah maju dan terasa menginjak sesuatu. Apa itu? Kertas?

Gue segera Mengambil kertas itu dan segera membacanya. Kertas lusuh yang bertuliskan BAYI LO ADA SAMA GUE! Berwarna merah entah bercak darah ataupun tinta berwarna. Gue pun meneguk ludah kasar.

"Kurang ajar! Siapa yang berani macem-macem sama gue"

"Vee!! Vee!!" Risky berlari menghampiri gue dengan nafas tersengal-sengal. "Lo kenapa Vee?"

"Baca ni" gue menyodorkan kertas lusuh tadi kepada Risky. Tampang Risky serius nan kocak membuat siapapun geli melihatnya.

"Apa nih?" tanya nya santai.

Gue mengambil kertas yang ada di genggamannya itu lalu gue menonyor kepalanya. "Anak gue ada sama dia tolol"

"Dia siapa?"

Risky tolol mode on.

"Ck, lo jangan bikin gue tambah setres deh Ky"

"Ya udah ayo kita cari Reno" Risky menarik tangan gue tetapi gue masih diam di tempat melihat tangan gue yang di gandeng Risky. "Buruan Vee!"

Gue sadar sontak gue mengikuti langkah besar Risky. Dia bawa gue ke mobilnya. Lalu kami pun mencari keberadaan baby Reno yang entah kemana. Mengelilingi kota, mungkin.

...----------------...

Satu persatu masalah mulai muncul, artinya apa?

To be continued…

1
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Victor
Woww! 😍
Ryoma Echizen
Jangan-jangan aku udah terjebak obsession sama tokoh di cerita ini😍
Takahashi HitomiLửa
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!