🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Kabar Mengejutkan
Soraya terbangun dari pingsannya lalu duduk sembari mengamati sekitarnya.
"Samuel...", panggilnya lirih.
Namun, Samuel tidak terlihat disisinya, hanya ada dirinya seorang diri sedang duduk diatas ranjang tidurnya dengan termenung.
"Rupanya hanya mimpi...", ucap Soraya lalu menundukkan kepalanya sembari mengusap dahinya yang berdenyut kuat.
Soraya merasakan bahwa dirinya berhalusinasi lagi, tentang akan kehadiran Samuel.
Mengira semua yang dilihatnya tadi adalah nyata, benar-benar melihat Samuel hidup kembali, tapi bukan, dia ternyata salah dan cuma sekedar mimpi.
"Samuel..., bisakah kita bertemu lagi ? Dapatkah kau hidup kembali ?" ucap Soraya yang mulai larut dalam kesedihannya.
Brak... ! Tiba-tiba pintu kamar dibuka secara keras, muncul Linda berlari ke dalam kamar dengan tergesa-gesa.
"Nyonya Soraya ! Nyonya Soraya ! Ini gawat, nyonya !" ucap Linda dengan ekspresi wajah paniknya.
Soraya memalingkan pandangannya ke arah Linda yang datang secara tiba-tiba serta diliputi kecemasan.
"Nyonya !!!" panggil Linda seraya mendekati ranjang tidur Soraya.
"Ada apa, Linda ?" tanya Soraya yang masih belum pulih kesadarannya ketika Linda datang ke dalam kamarnya.
"Tuan, tuan Samuel, nyonya !" sahut Linda.
Jawaban Linda sontak menyentakkan Soraya sehingga dia langsung bangkit berdiri dari atas ranjang tidurnya dan berpegangan pada Linda.
"Samuel ???" tanya Soraya.
Sorot mata Soraya menatap tajam kedalam mata Linda.
"Dimana Samuel ? Dimana kamu melihatnya ? Katakan padaku, Linda !" ucap Soraya sembari mencengkeram kuat-kuat kedua bahu Linda.
Tubuh Linda berguncang keras ketika Soraya menghentakkan bahunya panik.
Pandangan mata Soraya berubah dingin ketika menatap Linda.
"Tiga hari ini, tuan Samuel menjaga nyonya selama anda pingsan, tentu saja saya melihat tuan Samuel dirumah, nyonya", sahut Linda agak kebingungan pada saat Soraya menanyakan perihal Samuel.
"Dirumah ???" tanya Soraya dengan tatapan tak percaya.
"Benar, setiap harinya, saya melihat tuan Samuel dirumah jika tuan tidak berangkat ke kantor, tuan akan menghabiskan waktunya sepanjang hari dirumah karena biasanya sebelum sarapan, tuan Samuel akan sarapan di ruangan makan", sahut Linda.
"Sekarang dimana dia ?" tanya Soraya sambil melepaskan pegangan tangannya pada bahu Linda.
Soraya berlalu keluar kamarnya meski kepalanya masih terasa pusing.
"Tuan disekap, nyonya", sahut Linda.
"Apa ???" ucap Soraya tertegun.
Soraya langsung membalikkan badannya, menghadap ke arah Linda dengan sorot mata tajam.
"Siapa yang telah disekap ?" tanya Soraya seraya menaikkan kedua alisnya ke atas.
Linda menunduk pelan, terdiam sejenak tanpa berani membalas tatapan Soraya.
"Siapa ? Siapa yang disekap ? Katakan padaku ! Siapa ???" teriak Soraya penuh emosi.
Linda tersentak kaget dan hanya bisa mengepalkan kedua tangannya dengan gemetaran.
"Siapa ???" bentak Soraya sembari melotot tajam.
"Tuan Samuel, nyonya !" jawab Linda yang ikut berteriak keras.
"Samuel ?" ucap Soraya dengan bibir bergetar pelan.
"Benar, tuan Samuel, dia telah disekap oleh gangster lorong kucing yang menjebak tuan ketika mereka menagih uang keamanan", kata Linda.
"Apa ?" ucap Soraya termenung.
Linda hanya mengangguk pelan, melirik hati-hati ke arah Soraya yang terlihat berapi-api, penuh emosi.
"Mereka juga meminta uang tebusan dengan menelpon ke rumah karena dikantor, tidak ada yang berani menjawab permintaan para bandit lorong kucing ketika ditelpon", kata Linda.
"Tuhan...", gumam Soraya yang semakin tak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.
Diusapnya kembali, bagian dahinya dengan cepat, menandakan bahwa dirinya sedang kuatir sekarang ini.
"Sedangkan Raymond sendiri sudah menyusul kesana, mencoba bernegoisasi dengan gangster lorong kucing, untuk membebaskan tuan Samuel", lanjut Linda.
"Dimana tempat mereka, maksudku, markas gangster lorong kucing berada dimana ?" tanya Soraya lalu melangkah masuk ke dalam kamarnya kembali.
"Di distrik Utara dekat jembatan, tepat disebuah bungker tua, tempat gangster lorong kucing bermarkas", sahut Linda yang masih gemetaran.
Soraya duduk kembali ke atas ranjang tidurnya seraya menatap kosong.
Linda hanya memperhatikan Soraya tanpa berkata apa-apa, dan memilih menunggu.
"Siapkan aku mobil serta ambilkan magasin peluru milikku yang tersimpan digudang bawah tanah !" perintah Soraya.
"Sekarang, nyonya ?" tanya Linda.
"Ya, sekarang lalu kapan lagi ?" sahut Soraya.
"Baik, baik, nyonya..., akan segera saya ambilkan barang yang anda inginkan serta mempersiapkan mobil untuk nyonya", ucap Linda.
"Ya, pergilah cepat !" sahut Soraya.
"Iya, iya, nyonya !" jawab Linda bergegas keluar kamar.
"Linda !" panggil Soraya kembali.
"Ya, nyonya...", sahut Linda seraya menghentikan langkah kakinya lalu menghadap ke arah Soraya.
"Jangan lupa siapkan aku minuman buatku sebelum aku pergi menyusul Samuel !" kata Soraya.
Linda tersenyum sekilas, seperti mengerti dengan yang diinginkan oleh Soraya.
"Siap, nyonya !" jawab Linda dengan anggukkan kepala cepat.
Soraya hanya membalas dengan senyuman tipis kepada Linda, terlihat Linda berlari cepat keluar kamar untuk mempersiapkan barang-barang yang diminta oleh Soraya.
"Ternyata Samuel masih hidup, dan apa yang aku lihat itu bukanlah mimpi, tapi kenyataan", ucap Soraya.
Soraya menghela nafas panjangnya lalu menghentakkan kedua kakinya kuat-kuat.
"Sial !" ucapnya datar, akan tetapi kedua matanya berkaca-kaca penuh terharu.
Soraya mengalihkan pandangannya ke arah lain, berusaha menyembunyikan perasaan dalam hatinya.
"Syukurlah..., kalau dia masih hidup...", ucapnya lagi.
Namun, kali ini, air matanya tak terbendung lagi, mengalir deras diwajah cantiknya saat mengetahui bahwa Samuel ternyata masih hidup.
Beberapa menit kemudian, Linda kembali ke kamar Soraya, membawa barang yang diinginkan oleh majikannya itu.
"Aku akan pergi menjemput Samuel ke tempat para bandit lorong kucing tinggal, jika aku tidak kembali dalam waktu lima jam, tolong segera pindahkan akun keuangan perusahaan serta akun pribadiku ke bank diluar negeri secepatnya", ucap Soraya.
"Baik, nyonya", sahut Linda.
"Dan segera hubungi pengacara Frans secepatnya serta beritahukan padanya apa yang terjadi pada kami", kata Soraya.
"Siap, nyonya", sahut Linda.
"Jangan lupa segera lenyapkan barang bukti keberangkatanku dari rumah yang ada dikamera pengawas, supaya pihak luar tidak mengetahui rahasia ini", kata Soraya.
"Bagaimana dengan pihak aparat kepolisian jika mereka mencari informasi ?" tanya Linda.
"Kau tahu apa yang harus kamu lakukan, Linda", sahut Soraya.
Soraya memasukkan magasin pelurunya pada senjata api miliknya dengan cekatan.
Terlihat Soraya juga mengenakan rompi anti peluru pada bagian tubuhnya sebelum dia menutupinya dengan gaunnya.
"Ingat semua yang aku katakan ini !" ucap Soraya.
"Baik, nyonya", sahut Linda.
"Aku tidak ingin ada kesalahan maupun kebocoran informasi keluar publik", kata Soraya.
Soraya memasukkan senjata apinya kedalam sarungnya yang dia sematkan pada pundaknya lalu menutupinya dengan jaket.
"Pastikan semua terkendali dengan benar !" kata Soraya.
"Ya, nyonya", jawab Linda.
"Baiklah, aku berangkat sekarang, dan jaga dirimu baik-baik di rumah, Linda", kata Soraya sembari tersenyum sekilas.
Linda hanya mengangguk pelan seraya tersenyum akan tetapi senyumannya terlihat tegang.
"Semoga berhasil !" ucap Soraya lalu memasangkan kacamata hitamnya.
"Hati-hati, nyonya !" kata Linda yang terlihat mencemaskan Soraya.
Soraya mengangguk pelan saat Linda mengingatkan padanya untuk selalu berhati-hati.
"Doakan aku agar cepat kembali dalam keadaan selamat, dan berhasil membawa Samuel", ucap Soraya.
"Demi Tuhan Yang Maha Agung, semoga anda pulang dalam keadaan baik-baik saja, tak kurang satupun pada diri anda, nyonya", sahut Linda dengan menangkupkan kedua tangannya.
"Terimakasih", ucap Soraya.
Soraya berlari cepat sembari mengenakan sarung tangannya, menuju ke arah luar kamarnya.
Terlihat Soraya berlari turun dari lantai atas rumahnya ke arah bawah, berniat pergi, menjemput Samuel yang telah disekap oleh gangster lorong kucing.
Beberapa orang berpakaian serba hitam telah berdiri menunggu kedatangan Soraya dari lantai atas lalu bergerak pergi bersama Soraya keluar rumah.