NovelToon NovelToon
About Me (Alshameyzea)

About Me (Alshameyzea)

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Murid Genius / Teen School/College
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Febby Eliyanti

Saksikan perjalanan seorang gadis yang tidak menyadari apa yang telah disiapkan takdir untuknya. Seorang gadis yang berjuang untuk memahami konsep cinta sampai dia bertemu 'dia', seorang laki-laki yang membimbingnya menuju jalan yang lebih cerah dalam hidup. Yuk rasakan suka duka perjalanan hidup gadis ini di setiap chapternya.


Happy Reading 🌷
Jangan lupa likenyaa💐💐💐
Semoga kalian betah sampai akhir kisah Alsha🌷 Aamiin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Eliyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Dia Lagi

...Assalamualaikum guys!! Sebelum baca, bantu support yaa dengan follow, Like dan komen di setiap paragraf nya!! Karena support kalian sangat berarti bagiku💐Makasiiii!🌷...

...••••...

...🌷Happy Reading 🌷...

...•...

...•...

...•...

...Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan, kita tidak pernah tau apa maksud Tuhan merencanakan ini semua. ...

...°°°°°...

Aku dan Aline baru saja sampai di depan kelas, di lantai dua, tapi pandangan kami tertuju ke bawah sana, ternyata banyak siswa dari sekolah lain yang sudah datang, padahal ini baru setengah 7 pagi.

Banner ucapan selamat datang terpampang jelas di depan gerbang SMA Cendana. Hari ini, sekolah kami sedang mengadakan  Olimpiade MSains tingkat Kabupaten. 

SMA Cendana dari dulu menjadi salah satu sekolah favorit di Jakarta, banyak peminatnya karena selain prestasi siswanya yang luar biasa juga fasilitas sekolahnya yang memadai sehingga membuat muridnya betah sekolah disini.

Di SMA Cendana jurusannya hanya ada dua, IPA dan IPS. Kelasnya pun juga cuma dua di setiap jurusan, IPA 1 dan IPA 2 juga IPS 1 dan IPS 2.

Di sekolah kami juga sedikit siswanya, tapi mereka yang berhasil sekolah disini merupakan siswa yang memiliki prestasi. Baik di bidang akademik maupun non-akademik.

Kenapa aku bilang fasilitas nya memadai, karena di sekolah kami ada gedung olahraga, ada laboratorium Komputer dan IPA, selain itu ada ruang musik dan ruang teater, ada Aula dan Musholla, ada perpustakaan yang sangat luas, ada kelas sampai 3 lantai yang setiap lantainya itu sesuai dengan tingkat kelasnya. Ada lapangan yang luas juga, separuh bisa cukup untuk tempat upacara, separuhnya untuk sepak bola. Dan ada tempat yang paling disukai siswa, yaitu kantin yang luas, modelnya seperti kafe, membuat kami betah duduk disana sampai bel pulang. Tapi karena peraturan di sekolah ini sangat ketat, ketika bel pelajaran bunyi, kami sudah masuk di kelas masing-masing, tanpa harus dipanggil oleh guru pengajar. Karena resikonya jika ada yang melanggar maka siswa tersebut akan langsung diancam untuk dikeluarkan dari sekolah ini. Bayangin aja, udah susah-susah masuk kesini eh malah gampang banget ditendangnya.

Hal itu membuat kami sudah terbiasa, jika kami sedang menjadi perwakilan dari sekolah, kami selalu menjadi pusat perhatian, guru-guru dari sekolah lain selalu memuji tingkah laku kami yang taat akan aturan. Prestasi di sekolah ini masih belum bisa sirna sampai saat ini. Gak kaget kan kalau banyak siswa yang mati-matian berjuang untuk bisa sekolah ini.

Ruang olimpiade diadakan di kelas XI, jadi kami semua berkumpul di lantai 2.

"Aline, ayo masuk kelas." ajakku

Padahal Aline sudah mengangguk setuju, tapi langkahnya tiba-tiba berhenti ketika melihat dua anak laki-laki yang baru datang. Aku akui bahwa penampilan mereka selalu rapi, terutama cowok itu.

Langkah kaki mereka berhenti ketika semua siswi yang ada di lantai 2 memperhatikan mereka, kecuali aku. Males banget pagi-pagi udah ngeliat cowok aneh itu.

...

...

"Tumben Arshaka pake kacamata?"

"Eh, tapi tetep ganteng kok."

"Buset, ini mah ganteng bangettt."

"Kadar gantengnya nambah, cuyyy!"

"Bisa-bisanya dia ganteng banget."

"Tapi Rey juga ganteng."

"Manis lagi."

Ucap para siswi yang melihat Rey dan cowok aneh itu lewat.

Cowok aneh itu memang populer di sekolah ini, tidak sedikit yang ingin menjadi pacarnya, tapi katanya mereka ditolak mentah-mentah, entah karena dia sudah punya cewek atau karena seleranya terlalu tinggi? Entahlah, aku juga tidak peduli, aku bahkan baru tau namanya cowok aneh itu.

"Eh eh coba deh liat, itu siapa kok ganteng banget"

"Cowok yang disampingnya juga ganteng."

"Iya dong, gila! Murid sekolah sini isinya cogans semua weh!" timpal siswi sekolah lain, mereka juga terpesona dengan cowok aneh itu.

Di satu sisi gadis di sampingku sudah jingkrak-jingkrak daritadi, ketika pertama kali melihat cowok aneh itu.

"Aduh All, sayang banget ini mah." ucapnya, matanya tidak berkedip sedikitpun

"Sayang kenapa line?" aku menoleh ke Aline

"Sayang kalo gak digodain." Aline telah pergi meninggalkanku, aku terkejut, dia menghampiri Arshaka dong, temenku itu, dasar ya, gak ada kapok-kapoknya setelah dicuekin sama cowok aneh itu. Terpaksa aku menghampirinya juga, jaga-jaga, takut Aline diapa-apain.

"Hai ganteng, tiap hari gantengnya kok nambah terus sih" Ucap Aline gak tau malu

"Jadi ingin memiliki" Tambahnya, aku menepuk dahi pelan

"Ekhem" Rey berdeham pelan.

"Loh, ada si ganteng juga" Cengir Aline menatap Rey

"Jadi yang ganteng yang mana nih? " Tanya Rey

"Dua-duanya dong! hehe" jawab Aline.

Aku ber-hm pelan

"Lo, lucu ya" Ucap Rey pada Aline.

Yang dibilang lucu malah senyum-senyum sendiri.

"Lebih lucu mana sama kejelasan hubungan kita"

Aku melihat Rey terkekeh pelan, sedangkan cowok di sampingnya tetep membeku layaknya es kutub Utara. Tatapannya..

...

...

Membuatku ingin cepat pergi dari sini, "Aline, ayo ke kelas." bisikku, yang entah kedengaran juga oleh Rey dan cowok aneh itu. Kalau Aline dibiarkan lama-lama disini bisa bahaya.

"Duh Al, kesempatan ga datang dua kali" timpal Aline

Tapi aku ga akan biarin Aline terus-terusan disini.

"Cewek gila" akhirnya suara dari cowok aneh itu keluar

"Iya, aku gila karena kamu..." ucap Aline lirih

Tapi aku gak mau tinggal diam, enak aja temanku dikatain gila. "Apa kamu bilang? Jaga ucapanmu ya!" emang dasar cowok aneh, sekali ngomong nusuk banget.

Tiba-tiba dia menghampiriku, lalu mendekat dan membisikkan sesuatu, "Bawa pergi temen Lo ini"

Aku menatapnya, jarak kita hanya setengah meter. Wajahnya terlihat jelas di mataku, membuatku membeku sejenak.

"atau Lo bakal--"

"Bakal apa? Aku ga takut sama kamu!" lamunanku buyar ketika mendengar kalimatnya lagi

"Eh? Udah udah, kalian ngapain malah berantem, malu diliatin anak-anak tuh" Rey ikut bicara, pandangannya menunjukkan kepada seluruh siswa yang sedang memperhatikan kami

"Temen kamu tuh." ucapku pada Rey

"Udah Al, kok kamu jadi emosi gini sih" Sergah Aline

"Makanya ayo pergi dari sini line!" Aku menarik paksa tangan Aline. Sebelum pergi aku melihat cowok aneh itu berdecak malas. Siapa juga yang peduli.

"Eh ada neng Alsha." sapa Abhi yang mencegat langkah kami di lorong menuju kantin, padahal aku niat awal mau ke kelas, kenapa malah ke kantin?

"MAU APA LO? " sebelum aku merespon sapaan Abhi, Aline udah bicara dulu

"Buset si Aline nge-Gas mulu perasaan" Ucap Nevan

"Waduh, kenapa yang jawab nenek lampir sih." Abhi sedikit terkejut

"HEH, CANTIK CANTIK GINI LO BILANG NENEK LAMPIR? BUTA LO?" emosi Aline semakin bertambah.

Kafka yang melihat dua temannya diserang Aline hanya bisa terkekeh pelan

"Emang lo cantik?" Tanya Kafka pada Aline.

"Ya iyalah, selama ini lo liatnya gimana??? "

"Cantik" Jawab singkat Kafka, membuat kami semua tercengang mendengarkan jawabannya

"Tapi...kalo diliat dari ujung sedotan" tambah Kafka.

Abhi dan Nevan tak dapat menahan tawanya lagi. Akupun ikut tertawa. Sedangkan Keenan, dia hanya diam memperhatikan ku sedari tadi.

"kok Lo ikut ketawa sih All, bukannya belain temen sendiri" kesal Aline

"Abisnya lucu sih, maaf." ucapku sambil nyengir, tapi Aline sudah memasang wajah masam, sedangkan aku masih belum bisa menghentikan tawaku.

Keenan berdehem pelan, "Shenaa, wajah kamu kenapa?" sela Keenan, membuat kami berhenti tertawa

Wajahku? Kenapa? tanganku langsung menyentuh wajahku

"Kenapa emangnya?" tanyaku, yang membuat semua memperhatikan ku

"Kok cantik sih." ucapnya sambil tersenyum simpul

"Wuuuuuuuaaaa gila banget pemirsahhh!" ucap Abhi

"Salting gak salting gak? Ya salting lah masa enggak." Nevan tertawa, sedangkan Kafka terkekeh geli

"Cielah." sahut Aline sambil menyikut lenganku

Aku tau, pasti saat ini pipiku kembali memerah.

"Eh Sheena, kali ini wajah kamu kenapa-kenapa tuh." goda Nevan

"Merah merona kek tomat." timpal Keenan, dia terkekeh pelan sambil memperhatikan aku.

Enak aja malah aku yang kena. Aku gak bisa diam saja.

"Eh Keenan, permen kapas yang di depan gerbang sekolah itu gimana rasanya?"

"Kenapa Sheena? Kamu mau? Aku beliin ya" jawab Keenan dengan wajah seriusnya

"Ng-ngga sih, emang enak?" tanyaku

"Manis kok" Jawab Keenan sambil mengangguk pelan

"Tapi kayaknya lebih manis senyuman kamu deh, Keenan!" ucapku sambil tersenyum menatap Keenan, yang disenyumin langsung beku seketika. Wajahnya mulai berubah jadi kepiting rebus.

"Keenan, kamu gapapa? Muka kamu merah banget loh" Aku masih tersenyum ke arahnya, di satu sisi Kafka, Nevan, dan Abhi sedang menahan tawa mereka.

"Dih, pak ketu kalo salting lucu juga ya" Ucap abhi

Keenan melotot ke Abhi.

"Bales dong pak ketu! Jangan mau kalah sama Alsha" Tambah Nevan membuat hawa sekitarku semakin panas, padahal ini masih belum jam 7 pagi.

"Al, lo belajar dari mana trik kayak gitu?" Bisik Aline

"Nanti malem ajarin gue ya" tambahnya, aku terkekeh pelan.

"Definisi pemain ketemu pelatih" ujar Kafka

Tiba-tiba Keenan menarik tanganku, dia membawaku jauh dari Aline dan teman-temannya. Aku terkejut, tapi mereka pasti lebih terkejut.

Kami berhenti di taman sekolah, Keenan menyuruhku duduk di bangku taman panjang. Dia berjongkok di depanku.

"Kamu belajar gituan dari siapa, hm?"

Sial, jantungku kembali berdetak kencang.

Keenan mendekatkan wajahnya padaku, aku melihat sangat jelas ketampanannya. "Kan kamu dulu yang mulai" Jawabku, berusaha tidak gugup

"Terus kamu ikut-ikutan gitu? Siapa yang nyuruh, hm?" Wajah kami semakin dekat

"Emang ngga boleh?"

"Gak boleh Sheena, yang boleh begitu cuma aku." tiba-tiba tangannya mengelus kepalaku, membuat rambutku sedikit berantakan. Kemudian dia pergi meninggalkan aku sendirian.

Keenan Aksara. Anak ini, memang benar-benar keterlaluan. Di jam sepagi ini, dia sudah menguji cara kerja jantungku.

Tiba-tiba bel berbunyi, menandakan olimpiade akan segera dimulai. Aku berusaha melupakan kejadian barusan, berlari menuju Aula. Karena ternyata tadi ada pengumuman bahwa peserta olimpiade diminta untuk kumpul di Aula terlebih dulu.

Ketika sampai, pandanganku langsung menyapu isi aula, mencari seseorang. Ketika hendak menghampirinya, langkahku terhenti.

Eh? Aline duduk sama Rey? Gak masalah sih, Disana masihh tersisa satu kursi kosong, tapi...

"Aline.." ucapku

"Eh Alsha" Aline tersenyum, "Aku duduk bareng Rey, hehe." Aline nyengir lebar, sedangkan aku sedikit kesal..

"Kamu mau duduk sini?" Rey berdiri, hendak pindah

"Eh, enggak gapapa kok Rey. Alsha biar duduk di bangku yang kosong, tuh masih ada kursi yang kosong." Aline yang jawab, aku melotot padanya

'Yang bener aja, masa iya aku duduk bareng cowok itu.' batinku

"Gapapa Alsha, dia gak gigit kok." ucap Rey sambil menoleh pada temennya itu, "Lo gak bakal ngapa-ngapain Alsha kan?" ucapnya lagi, yang ditanya hanya diam, seperti biasa, tatapannya selalu mematikan. Tapi Rey tetap santai, mungkin sudah terbiasa

Anak ini, Rey, sejak kapan dia nyebelin juga kayak Aline. Kesal banget, cuma karena kepala sekolah sudah masuk ke dalam Aula, aku terpaksa duduk di samping cowok aneh itu.

Sambutan dari kepala sekolah pun dimulai. Aku sejak tadi diam, tidak ada percakapan sama sekali diantara kami, memang tidak perlu dan aku gak mengharapkan itu. Sedangkan di sisi lain, aku menoleh ke bangku sebelahku, Aline dan Rey.. mereka asik ngobrol, 'cepet banget akrabnya.

Setelah sambutan kepala sekolah selesai, kami disuruh langsung masuk ke ruang olimpiade, di lantai 2. Duduknya pun tetep diacak, entah disesuaikan dengan apa. Tapi yang jelas, lagi-lagi aku dibuat kesal. Heh? Bisa-bisanya aku duduk dengan cowok ini lagi. Aku menangis dalam hati, entahlah, kenapa hari ini aku merasa lebih sial. Padahal tadi pagi sempat dibuat melayang oleh sikap Keenan.

...BERSAMBUNG...

#alshameyzea

#alsha

#keenan

#aboutme

#fiksiremaja

#arshaka

------

Assalamu'alaikum, Hellow guys!! Bantu support yaa dengan follow, Like ❤️ dan komen di setiap paragraf nya!! Makasiiii!🌷💖

Mari kepoin cerita kami di ig: @_flowvtry

Salam kenal dan selamat membacaa. Semoga betah sampai akhir kisah Alsha! Aamiin.💖

Komen sebanyak-banyaknya yaaa!!!

Eh? Kalian mau kasih saran dan kritikan? Boleh banget!!

Thanks udah mau bacaa bab iniii sampe akhir!!💐

1
Sodiri Dirin
jujursi ceritanya bikin binggung tp bagus 🤔
_flowvtry: Makasii kaaa🥹🥹🥹🌷
total 1 replies
Sodiri Dirin
up tor jangan lama2,,sejujurnya aku ngrasa binggung sama ceritanya kaya GK nyambung lompat2 GK jelas tp seneng aja bacanya 🤗
_flowvtry: makasii kaaa, update terbaru ada di aplikasi wp kaa🙏🏻😭
total 1 replies
lilyflwrsss_
kerennnn bangett, alurnya bener-bener ga ketebak.
jd pengen baca terus menerus.
ditunggu updatenya kaak
_flowvtry: makasiiii kaaaa huhuu🥹🥹❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!