"I love you, om!!
maaf Tari pergi tanpa pamit, karena ternyata selama ini perasaan Tari, bukanlah rasa sayang seorang ponakan pada pamannya, melainkan rasa sayang seorang wanita pada lawan jenisnya, maaf sekali lagi, Tari pergi tanpa pamit, dan semoga kita bertemu setelah Om menikah."
Itu adalah isi surat dari Mentari Putri untuk pamannya yang bernama Andre tian.
Putri pergi tanpa pamit, karena sungguh jika dia harus pamit secara langsung, rasanya tidak mungkin, Tari tidak akan kuat, sungguh.
Sementara itu yang membaca surat langsung meremas surat tersebut dengan sangat kuat, sampai urat ditangannya terlihat mengeras,-
Dan semoga karya saya kali ini, bisa dinikmati banyak pembaca Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penunggu danau
Mereka semua yang tidak mungkin terus berpakaian basah langsung menuju toko pakaian terdekat dan dengan cepat Mereka membeli pakaian Baru beserta alat mandi dan hal itu dibiayai oleh Mentari, sebagai hukuman karena gara-gara dia semua orang basah kuyup.
Selepas mengganti pakaian. Mereka pun pergi menuju sebuah restoran terdekat, karena perut sudah berteriak minta diisi dan untuk kali ini Bayu lah yang membayar semua makanan yang dipesan.
Hampir semua orang fokus pada makanan Mereka, kecuali Mentari. Ya Mentari tidak fokus karena pikirannya sedang dikacaukan dengan bayangan saat dia memberikan nafas buatan pada Tian tadi.
Awalnya Mentari tidak memikirkan hal itu, tapi saat dia melihat bibir sang Om yang basah karena habis minum, entah mengapa membuatnya terbayang kejadian tadi, dan parahnya saat dia melihat bibir sang Om, tanpa sadar dia terus menelan ludahnya.
"Ah, ada apa dengan ku" batin Mentari sambil menggoyangkan kepalanya, mencoba mengusir pikiran buruknya dan ternyata keresahan Mentari terlihat jelas dimata Tian.
"Tari, kamu kenapa? apa kepalamu sakit?" ucap Tian yang berpikir mungkin Mentari sakit kepala, karena setahu Tian orang yang sakit kepala selain menekan pangkal hidung, Mereka pun sering terlihat menggelengkan kepala mereka.
Tari yang tadi dipanggil tentu menatap sang Om, dan bukannya fokus pada ucapan sang Om, Mentari malah fokus pada bibir tian yang terus bergerak.
"Aaaaa, bisa gila aku" batin Mentari saat sadar jika keterpakuannya salah.
"Tari," ucap Bayu yang kini ikut cemas karena Mentari hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Tian.
"Tari, kamu tidak apa-apa kan, kamu tidak kesambet dedemit penunggu danau kan?" itu pertanyaan yang keluar dari mulut Andini, tentu saja.
Mentari yang mendapat banyak pertanyaan kini malah pamit ke toilet, tanpa menjawab satu pun pertanyaan yang terlontar untuknya, dan tentu saja sikap Mentari membuat semua orang cemas dan dengan terpaksa Aira juga Andini harus mengikuti Mentari.
"Tari, apa kamu baik-baik saja?" tanya Aira setelah mereka berada didalam toilet dan berada didekat Mentari yang sedang bercermin.
"Kalian kenapa kemari?" ucap Mentari yang belum menjawab pertanyaan Aira, karena menanyakan keperluan dua temannya yang tidak masuk bilik toilet dan malah bertanya keadaannya, menurut Mentari itu lebih penting.
"Kami menghawatirkan kamu, jadi apa kamu baik-baik saja?" kini yang bertanya adalah Andini.
"Aku baik, memangnya kenapa?" ucap Mentari yang berpura-pura tidak mengerti akan kekhawatiran kedua temannya juga Om dan abangnya.
"Masih tanya, kamu tahu tidak jika sikapmu itu membuat semua orang kawatir."
"Apa begitu? tapi rasanya aku baik-baik saja" ucap Mentari meyakinkan kedua temannya.
"Yakin?" Aira.
"Ya, aku yakin baik-baik saja."
Andini dan Aira yang tidak mendapatkan jawaban yang mereka inginkan, kini saling tatap seolah sedang berdiskusi lewat mata mereka dan. setelah berdiskusi lewat mata, Aira pun berkata "Baiklah kami hanya bisa mempercayai ucapanmu, walau kami yakin ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu."
"Kalian ini ada-ada saja, aku tidak apa-apa, jika pun aku ada masalah yang besar, aku janji akan bercerita pada kalian." ucap Mentari yang secara tidak langsung memberitahu jika dia memang memiliki masalah tapi masalah yang dia hadapi masih masalah kecil yang menurutnya tidak perlu sampai harus diceritakan pada oranglain.
"Janji?" Ucap Andini sambil mengulurkan tangannya.
Mentari menerima uluran tangan Andini sebagai tanta perjanjian, sambil berkata "Ya, aku janji, akan bercerita pada kalian jika masalah ini sampai berlarut-larut."
"Tuh kan benar ada masalah. Tapi ya sudah kami tidak akan memaksa jika kamu belum mau cerita, kamu tahu tadinya kami berpikir jika kamu kesambet hantu penunggu Danau." ucap Aira
"Ya ampun kalian ini, ada ada saja."
"Ya gimana gak kepikiran kesana coba, perasaan sebelum kedanau kamu baik-baik saja, tapi setelah dari sana kamu terus melamun kaya orang kesambet." ucap Andini menceritakan alasan kenapa dia berprasangka seperti itu.
semangat Thor 💪
makasih 🙏😘
jadi cowok munafik banget, sudah jelas tau kalo mentari mencintai nya dan dia pun mencintai nya kenapa gak mutusin indah saja
Sabar terus mau selebar apa tubuhku ini kalau harus sabar terus hik hik hik/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
plissssssss./Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
ku mohon.....
Jadi plis kasih bintangnya dong biar penulis amatir ini semangat nulisnya /Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
satu lagi jang lupa tinggalkan jejak dengan cara vote, dan like. makasih dan sehat selalu.