NovelToon NovelToon
Tu Es Belle

Tu Es Belle

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Bepergian untuk menjadi kaya / Romansa
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kanian June

Harap bijak dalam membaca.
kesamaan nama keadaan atau apapun tidak berkaitan dalam kehidupan nyata hanya imajinasi penulis saja.

Seorang wanita muda kembali ke tanah kelahirannya setelah memilih pergi akibat insiden kecelakaan yang menimpanya dan merenggut nyawa sang Kakek.
Setelah tiba ia malah terlibat cinta yang rumit dengan sang Manager yang sudah seperti Pria Kutub baginya. Belum lagi sang Uncle dan mantan kekasih yang terus mengusik kehidupan asmaranya.

Lalu di mana hati Alice akan berlabuh? Dapatkah Alice menemukan pelaku pembunuh sang kakek..
Yuk ikutin kisahnya...
jangan Lupa Like Vote Komentar maupun Follow terimakasih..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanian June, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14

Waktu seolah berputar seperti roda yang berjalan pada jalan menurun tanpa sebuah rem, mengusir satu persatu bintang yang menghiasi semesta. Sang rembulan yang telah sampai di ujung waktu memilih beranjak menuju peraduan.

Tinggal sang surya yang kemudian menggantikan dengan sinarnya yang hangat, mengusik satu persatu insan penghuni bumi untuk segera beranjak meninggalkan sang mimpi.

GLEG

Seperti terhipnotis, netranya memandang lekat pada seseorang yang terlihat di ujung pandangannya. Tanpa sekat meski di ujung belahan bumi lain tapi nampak seseorang tersebut terlihat dengan jelas.

Pikirannya terusik kala netranya tak ingin sedetik pun teralihkan dengan yang lain, meski lalu lalang orang-orang berjalan silih berganti.

Sial! Kenapa terlihat berbeda, padahal hanya ganti kostum saja.

Terus meronta sang hati dan imajinasi, bermonolog tiada henti tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya. Tak terasa dua sudut bibirnya saling menarik membuat sebuah simpul yang tidak di sadarinya.

Ia pun seolah tidak menyadari ada deguban aneh dalam hatinya, sangkalnya mungkin karena hatinya yang sedang kosong setelah di tinggal oleh mantan kekasih.

Sang pria yang merasa seseorang terus memandangi segera menoleh pada yang menatapnya. Akhirnya pandangan mereka bertemu sebentar di satu titik, meski setelahnya mereka sama-sama memutusnya demi keamanan satu sama lain.

"Hei! Kamu kesurupan ya?

Tegur William yang melihat Alice masih dengan senyum di wajahnya. Lalu iapun berjalan menghampiri Alice yang duduk sendiri di kursi taman. Setelah penat melakukan aktivitas joging nya, kini disinilah Alice berada.

Duduk di pinggir jalan taman menunggu William yang masih sibuk olah raga.

"Eh! Mana ada setan datang pagi-pagi begini, yang ada mereka lagi ikutan tidur sama orang-orang yang libur hari ini. Ah beruntungnya mereka bisa menikmati waktu libur."

Gerutu Alice mengiba dengan nasibnya sendiri yang awalnya ingin bangun siang namun gagal dan apa daya malah berakhir di tempat joging.

Setelah lima hari kerja dengan setumpuk pekerjaan yang membuatnya harus over time Alice berniat untuk malas-malasan di ujung minggu.

Namun naas keinginannya harus pupus lantaran sang paman yang membuat keributan di pagi hari merengek minta untuk di temani.

Alice pun menyenderkan tubuhnya pada sebuah bangku taman, kepalanya yang ia rebahkan pada sandaran kursi membuat pandangannya leluasa melihat rindangnya pepohonan yang terbawa angin.

Seperti saat sang angin yang menyapu rambut seorang laki-laki yang tadi sempat membuat pikirnya traveling.

Seolah sang alam memahami, terik matahari yang mulai menyinari tubuh sang lelaki tersebut menghasilkan bulir-bulir bening.

Entah kenapa bulir yang membasahi wajah dan tubuhnya terlihat memiliki daya tarik tersendiri.

Dengan setelan Jersey atasan berwarna putih dan celana hitam mampu memancarkan aura sang pemiliknya.

Begitulah bayangan yang tersirat dalam benak Alice kala ingatannya muncul begitu saja pada sosok tersebut.

"Eh! Steven! Kamu joging juga?" Sapa William setelah melihat sosok yang di amati dari kejauhan untuk beberapa saat. Akhirnya William pun memberanikan diri menyapa dengan sedikit berteriak. Karena feeling nya mengatakan dia adalah seorang yag ia kenal.

Menyadari namanya di panggil Steven pun menoleh pada sumber suara, setelah ia mengedarkan pandangannya ke segala arah. Ternyata suara tersebut berasal dari seorang laki-laki yang duduk di bawah pohon rindang di kursi taman bersama seorang wanita di sampingnya.

Steven pun berjalan menghampiri mereka, dengan senyum tipis setipis tissue.

"Iya pak, tempat favorit kalo weekend." Jawab Steven dengan raut seperti biasa, dingin dan kaku tentunya tapi kadang ekspresi nya tidak bisa di tebak.

"Kamu sendiri?" Lanjut William.

Menyadari satu pertanyaan yang membuat penasaran, Alice pun mengangkat kepalanya ikut celingukan melihat sekeliling Steven.

Saat Steven datang sebenarnya Alice enggan untuk menoleh atau menyapa, karena dia malu tertangkap basah telah memperhatikan Steven saat joging.

"Iya!" Jawab Steven singkat. Lantas ia meneguk air mineral yang berada dalam genggaman untuk sekedar membasahi tenggorokannya yang kering.

DEG

Jantung Alice kembali berdetak tak karuan mungkin bisa loncat kalo gak di pegang. Susah payah ia menelan Salivanya hanya dengan melihat jakun Steven yang naik turun akibat aliran air yang menerobos masuk ke tenggorokan nya. Wanita mana yang tidak terpesona melihat ketampanan Steven.

Tapi jika William dan Steven sedang berdiri bersebelahan mereka sedikit mirip, entah sama-sama memiliki tubuh atletis atau ada hal lain yang membuat mereka seperti serupa.

Drrttt... Drrttt...

Tiba-tiba ponsel dalam saku celana William berbunyi, membuyarkan pikiran Alice yang terus berjalan mengitari Steven.

"Ya! Tunggu di sana aku akan segera menyusul."

Jawabnya sembari menutup panggilan seseorang, lantas ponsel tersebut ia masukkan kembali ke saku lalu memandang Alice dan Steven secara bergantian seperti ingin memberikan sebuah kode.

Mereka yang di pandang hanya saling tatap dengan kebingungan, akhirnya satu kalimat mampu menerobos keluar karena sebuah rasa penasaran.

"Siapa Uncle? Apa ada masalah? Tegur Alice dengan segala rasa penasarannya.

"Oh bukan siapa-siapa hanya urusan dengan teman ku saja." Jawab William seadanya, khawatir Alice curiga atau sedih ia akhirnya mengurungkan niatnya untuk memberikan penjelasan secara detail.

Mungkin nanti ketika waktunya tiba ia bisa segera menceritakan apa yang di rencanakan.

"Steven, maaf tapi apa saya boleh merepotkan mu?" Pinta William yang akhirnya berdiri dari kursinya mendekati Steven.

"Ya pak?" Jawab Steven dengan bingung.

"Tolong antarkan Alice pulang ya, saya khawatir kalo dia pergi sendiri nanti nyasar yang ada saya bisa di sate sama nyonya Rochelle. Maklum dia masih kecil lama juga gak pulang ke indo." Jelas William dengan ledekan di kalimat terakhir nya.

"Uncle! Gak usah lah Alice bisa pulang sendiri!" Teriak Alice mengetahui ke jailan sang paman, lantas ia ikut berdiri dengan tangan yang bersedekap di dada.

"Ups maaf? Jangan ya Alice kamu pulang sama Steven ya uncle khawatir kalo kamu sendirian. Maaf uncle ada urusan mendadak." Mohon William dengan wajah yang memelas, sebenarnya ia bingung jika harus mengantarkan Alice terlebih dahulu akan menyita banyak waktu.

Namun ia juga khawatir jika meninggalkan Alice dengan Steven, ia merasa tidak enak terlalu banyak merepotkan Steven.

Akhirnya ia mengutus orang kepercayaan nya untuk mengawasi Alice dari kejauhan.

"Huh terserah deh!" Ucap Alice dengan bibir mengerucut menahan kesal, membelakangi Steven dan William yang masih terlibat sedikit obrolan.

"Baik pak, saya pastikan aman sampai di rumah!" Tegas Steven

"Makasih ya Steven, ya sudah uncle jalan dulu ya. Kalian hati-hati di jalan, dan kamu jangan nakal ya Alice!" Seru William.

Lantas ia segera bergegas pergi setelah mengacak anak rambut Alice yang masih dengan tampang kesal.

Hening keduanya setelah punggung William perlahan menghilang, tak ada satupun pembicaraan terlontar dari keduanya. Duduk di bawah pohon dengan fikiran masing-masing.

Namun di tempat mereka berdiri masih ramai dengan orang-orang yang sedang memanfaatkan fasilitas taman, atau mereka yang sekedar menikmati weekend untuk berkumpul dengan keluarga atau rekan-rekan.

Bahkan banyak juga anak-anak kecil yang bermain sepeda di taman ini.

1
Almora
lanjut Thor,
Kanian June
Maafkan aku anak lagi sakit gak bisa di tinggal /Sob/
Choi Jaeyi: astaga, semoga cepat sembuh🥺🤲🏻
total 1 replies
Choi Jaeyi
lanjut thor, yg semangat yaaa. btw lama nih kamu nggk mampir di tempatku, sibuk kh beb😭
Choi Jaeyi
ngeri ancamannya😭
Fatma Kodja
wah Oma berlian ternyata jahat, jangan" kecelakaan yang terjadi pada Kakek Antoni dan Alice juga ulahnya Oma berlian
Kanian June
Thankyou kak /Whimper/
Kanian June
ok aku edit thankyou yaaaaa /Grin/
Kanian June
Astaga efek sambil gendong bocil lagi sakit ini ketik nya pada ngawur/Facepalm/
Kanian June
tunggu ya
オーロラ79
William ini ternyata adiknya si Jhon kayanya...😁😁😁
オーロラ79
Darren, bukan Darah...
オーロラ79
Hampir, bukan Hamil.kak...😂😂😂
Choi Jaeyi
lanjut syangku, ttap semangat yaaa😍
Kanian June
ada udang di balik bakwan /Joyful/
Kanian June
semangat kembali /Grin/
Kanian June
biar sekali kali loh /Shhh/
Kanian June
Terimakasih support nya /Grin/
Choi Jaeyi
bisa aja kamu wkwkk
オーロラ79
Semangat kak...😊🍻
Choi Jaeyi
kiw kiw, dilirik cewek nih wkwkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!