NovelToon NovelToon
My Fantasy Came True

My Fantasy Came True

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

aku sangat terkejut saat terbangun dari tidurku, semuanya tampak asing. Ruangan yang besar, kasur yang sangat luas serta perabotan yang mewah terlihat tampak nyata.
aku mengira semua ini adalah mimpi yang selalu aku bayangkan sehingga aku pun tertawa dengan khayalanku yang semakin gila sampai bermimpi sangat indah.
namun setelah beberapa saat aku merasa aneh karena semua itu benar-benar tampak nyata.
aku pun bergegas bangun dari kasur yang luas itu.
"kyaa!!" teriakku sangat kencang saat aku menatap cermin yang besar di kamar itu.
wajah yang tampak asing namun bukan diriku tapi aku sadar bahwa itu adalah aku.
semuanya sangat membingungkan.
aku pun mencubit pipiku dan terasa sakit sehingga aku tahu itu bukanlah mimpi.
"wajah siapa ini? bukankah ini sangat cantik seperti putri kerajaan" gumamku merasa kagum.

apakah semua ini benar nyata atau memang hanya sebuah mimpi indah?

🌸🌸🌸
nantikan kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Akhirnya Ivander mulai membuka pembicaraan dengan ekspresi yang enggan.

Menurut yang kudengar darinya. Casandra dan Vernon adalah teman dekat dari mereka kecil, sama halnya dengan Ivander namun dia selalu tidak suka jika melihat kedekatan mereka. Menurutnya, saat aku sedang bersama dengan Vernon, semua perhatianku hanya akan tertuju kepadanya sehingga Ivander memilih untuk tidak bersama Casandra jika sedang ada Vernon di sekitarnya.

Saat tumbuh dewasa dan sudah mencapai waktu untuk menikah, Vernon bersikap seolah tidak menginginkan pernikahan dan hanya berfokus kepada Casandra. Meski banyak sekali perempuan yang cantik di kekaisaran namun tak ada satu pun dari mereka yang mampu menaklukkan hatinya.

Semua orang sudah mengetahui betul tentang hubungan persahabatan antara Casandra dan putra mahkota sehingga banyak perempuan di kekaisaran iri bahkan membenci Casandra.

Namun semuanya sedikit berubah saat Casandra sudah menikah dengan Ivander. Meski putra mahkota sering memanggil Casandra ke istana namun Ivander selalu mendampingi istrinya sehingga desas desus mengenai hubungan mereka pun sudah berkurang.

“Oh… jadi begitu?” ucapku mengerti. Kini aku mengerti bagaimana perasaan Ivander hingga mengernyit dan tampak kesal. Namun aku tidak memahami satu hal yang Casandra pikirkan karena setahuku tidak ada pertemanan di antara pria dan wanita yang murni karena pasti salah satunya ada yang menyimpan perasaan.

Aku pun menyentuh tangan Ivander yang sedang menyentuh tembok pembatas balkon tersebut. “Suamiku, maaf aku tidak bermaksud membuatmu merasa tidak baik. Aku sepertinya sudah mengerti dan aku pasti tidak akan melakukan hal yang bisa membuatmu kesal. Aku janji” ucapku menghiburnya sambil mengelus punggung tangannya.

Ivander menggenggam tanganku lalu mengelusnya dengan ibu jarinya. “Terimakasih istriku” katanya dengan senyum yang muncul kembali. “Cup” Ivander mencium tanganku kembali.

Bersama dengannya selalu terasa damai dan nyaman. Meski kami tidak seharusnya pergi lebih lama namun rasanya sangat singkat berada di tempat yang sejuk itu.

“Istriku, mari kita kembali ke dalam” ajaknya sambil tersenyum dan menggandeng tanganku.

“Iya suamiku” jawabku mengiyakannya lalu berjalan bersamanya.

Kami kembali ke aula pesta yang ramai dan penuh dengan orang yang tampak asing bagiku.

Kemudian tak lama setelah kami masuk. Terdengar alunan musik yang asing bagiku dan semua orang terlihat antusias dan bersiap melakukan dansa.

Aku tidak punya kesiapan apapun saat tiba-tiba Ivander pun mengulurkan tangannya dan memintaku untuk berdansa.

“Kyaa!! Gila! Gila! Gila! Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku sama sekali tidak memikirkan hal penting yang satu ini. Aku bahkan tidak bisa menari karena tubuhku kaku di kehidupanku sebelumnya. Hah.. tamat sudah” dalam benakku.

Selama ini aku selalu sangat antusias saat membaca novel ataupun komik di bagian berdansa karena terlihat menyenangkan dan indah saat di lihat.

Saat itu aku sudah tidak bisa mundur lagi karena Ivander sudah mengulurkan tangannya begitu lama dan menarik perhatian orang lain di sekitar. Akhirnya aku memutuskan untuk meraih tangannya dan bersikap seolah aku bisa melakukannya.

Saat tangan kami menempel dan sedikit di angkat ke atas dan salah satu tangannya yang lain menyentuh pinggangku. Ivander menariknya dan membuat tubuh kami sangat dekat. Saat itu aku berfikir untuk mengatakannya dengan jujur mengenai kondisiku. “Suamiku, aku lupa cara berdansa” bisikku dengan suara yang lembut.

Ivander tersenyum dan menarik pinggangku hingga menempel ke tubuhnya, ia mencondongkan tubuhnya lalu mendekat ke arah telingaku. “Tidak apa-apa sayang, kamu hanya perlu menempel seperti ini, bila perlu kamu bisa meninjak kakiku dan biarkan aku yang memandumu bergerak” bisiknya dengan suara rendah. Ivander kembali ke posisi awal lalu tersenyum menggodaku.

Dia benar-benar berbahaya bagi jantungku. Senyumannya menarik perhatianku dan bahkan membuatku berdebar.

Tubuh ini seakan sudah terbiasa dan mengikuti gerakan Ivander dengan baik mengikuti alunan musiknya.

Aku merasa seperti terhanyut oleh suasananya dan juga aku merasakan kehangatan tubuhnya yang sangat menempel kepadaku bahkan aku merasakan sesuatu yang aneh dari tubuhku. Ivander memutar tangannya dari atas kepalaku agar aku berputar dengan indah lalu ia meraih kembali pinggangku dan mendekap ku kembali.

Gerakan yang terlihat santai namun sangat indah membuatku merasa senang. Di tengah-tengah musik yang masih terdengar indah, Ivander tiba-tiba saja menurunkan tangannya lalu menggenggam pinggangku dengan kedua tangannya yang besar lalu mengangkat tubuhku dengan mudahnya.

Aku hampir berteriak namun hanya bersikap seolah baik-baik saja namun sangat terkejut dengan gerakan yang tidak biasa.

Dia tersenyum sangat cerah saat menatapku dari bawah. Dia mengangkat tubuhku lebih tinggi dari kepalanya seolah mengangkat kapas yang ringan.

Kemudian dia menurunkan ku kembali dan berdansa lagi dengan gerakan sebelumnya. “Suamiku, apa memang ada gerakan yang seperti itu? Sepertinya di samping kita tidak ada yang begitu, huh!” bisikku bertanya.

“Mereka hanya tidak mampu mengangkat tubuh wanitanya saja sayang. Kamu beruntung mempunyai suami sepertiku” katanya dengan senyum puas di wajahnya.

Aku pun ikut tersenyum dan bahkan hampir tertawa dengan kepercayaan dirinya yang memang benar adanya. Saat aku menatap orang-orang di sekitar kami, tidak ada yang bisa di bandingkan dengan tubuh yang dimiliki oleh Ivander.

Di akhir dansa, aku tidak sengaja mendongak ke atas karena seperti sedang di perhatikan oleh sepasang mata yang tajam.

Set!

Rupanya putra mahkota sedang memperhatikanku dengan tatapan yang tajam namun begitu mata kami bertemu, dia mengubah pandangan matanya menjadi lembut dan tersenyum.

“Huh! Apa yang dia lakukan sih” dalam benakku. Aku langsung memalingkan wajahku dan fokus kembali kepada Ivander.

Saat itu dia melepaskan tangannya dan kami berdiri dengan adanya jarak satu langkah kemudian saling memberikan hormat di akhir dansa kami.

Aku sengaja tidak melihat ke atas ke arah putra mahkota karena pasti dia masih melihat ke arahku.

Ivander mengajakku ke tempat lain dan memberikan minuman untukku. “Sayang, minum dulu. Kamu pasti lelah” ucapnya. Dia melihat ada rambut yang hampir menutupi mataku lalu tangannya langsung membenarkannya agar tidak menggangguku.

Sentuhan tangannya lembut dan berhati-hati namun aku bisa merasakan tangannya yang kasar namun terasa hangat.

Saat kami sedang minum dan berbincang. Alunan musik kedua pun terdengar, mereka yang masih ingin melakukan dansa kembali ke tengah aula lalu berdansa di sana sedangkan aku tidak mau melakukannya lagi karena rasanya mendebarkan.

Namun ternyata hal itu tidak bisa sesuai dengan kehendak ku. Tiba-tiba putra mahkota datang dan berdiri tepat di belakangku.

Aku pun menoleh ke arahnya dan berbalik. “Maukah Lady memberikan kehormatan untuk berdansa denganku?” pintanya sambil membungkuk dan mengulurkan tangannya.

Saat itu Ivander terlihat sangat kesal namun ia tidak bisa berbuat apapun karena tidak bisa seenaknya menolak tawaran dari keluarga kekaisaran karena di nilai lancang. Aku pun menatap ke arah Ivander lalu dia pun mengangguk meski enggan.

“Baiklah” aku pun meraih tangannya dan berjalan berdampingan dengannya menuju ke tengah aula. Aku merasa telah menelan ludah sendiri saat menatap Ivander. Dia tampak sangat kesal hingga meminum wine di depannya dengan sekali teguk.

1
Riss Si Author
semangat ya
Riss Si Author
ini keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!