Ryo Seorang Idola Boy Band yang merupakan pewaris utama Rumah sakit terbesar di negara yang sedang menikmati masa puncak karirnya sebagai Idola. Ia yang dikagumi kaum hawa bak seorang pangeran pujaan selalu bermain dengan gadis manapun yang mau menyodorkan tubuhnya untuk ia nikmati.
Ciuman dengan seorang gadis biasa yang ia temui saat menari balet, membuatnya merasakan hal yang berbeda. Menemukan adanya seorang gadis yang tak mengidolakan bahkan membencinya, membuat Ryo seakan tertantang.
Penasaran dengan gadis yang menolaknya membuat Ryo justru larut dalam perasaan yang membuatnya merasakan namanya kerinduan.
Namun dihati sang gadis, justru terpatri nama Bams yang merupakan sahabat Ryo. Bams yang justru tak menyadari perasaan sang gadis justru hanya merasa kasihan pada gadis malang itu.
Novel vol.1 telah tamat. Sekarang berlanjut pada vol.2 dimana banyak terungkap hal mengejutkan!
Menguji kembali cara Ryo, Aira, Bams & Kiky mencintai pasangan mereka masing masing
CARAKU MENCINTAIM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafila Asda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekecewaan
Malam itu Aira tidak bisa memejamkan mata. Rasa marah, kesal dan benci menjadi satu di pikirannya. Dadanya terus bergemuruh karena ciuman pertamanya justru dengan bajingan pemain wanita seperti Ryo. Ia masih teringat tatapan Ryo dan ciuman itu. Kebenciannya pada Ryo selama ini bertambah seribu kali lipat dengan kejadian ini.
"Dengan seenaknya ia melakukan itu seperti tanpa berpikir sama sekali!" Gumam Aira sendiri yang berbaring dengan mata tetap terbuka lebar.
Itu ciuman pertama ku, tapi kenapa harus dengan Ryo? benak Aira semakin panas.
Meski terus meracau dan kesal dalam kepalanya, akhirnya ia terlelap dengan sendirinya.
Pagi itu, saat ia gosok gigi, ia teringat kejadian tadi malam. Aira menggosok gigi dengan emosi, dan justru menyakiti dirinya sendiri.
“awww...” ia meringis dan Ia sangat kesal
Berbeda dengan Ryo yang menggosok gigi dengan senyuman. Ia mengingat ciuman itu dan teringat tamparan gadis itu. Menyentuh pipi kirinya yang masih terasa sedikit sakit justru membuatnya sangat penasaran.
“lo gak berangkat pagi ini?” tanyanya yang baru keluar kamar melihat Bams yang baru bangun.
Bams yang masih berada diantara bangun dan tidur melihat Ryo dengan aneh. Ryo sudah siap untuk berangkat pagi ini dengan rapi. Padahal selama ini ia tidak pernah berangkat pagi.
“Bro.. ini baru jam brp?” tanyanya dengan tidak percaya.
Ryo hanya tersenyum melihat temannya yang menatapnya dengan aneh.
“gue ngehindarin wartawan hari ini” Ryo berdalih
“oooo...” Bams menggaruk kepala dan pergi ke kamar mandi.
Ryo berangkat dengan semangat. Hari ini ia akan menemui si hantu karena kesan tadi malam belum bisa ia lupakan.
Saat tiba di agensi. Ryo berusaha menemukan gadis itu. Tapi dia tidak mendapati satu pun penari yang sama atau mirip dengannya.
“Aneh!” bisiknya setelah mencari di setiap bagian agensi itu
Ia pergi ke seluruh bagian ruangan itu untuk mencari, tapi tidak terlihat sama sekali.
“jangan jangan beneran hantu?” Ryo merinding sendiri
Ia penasaran dan ia tidak bisa berkonsentrasi saat latihan hari ini.
Bams berusaha mencari Aira. Ia merasa bersalah setelah membaca pesan Aira yang ia lewatkan kemarin.
‘Juss kamu!’ tulis pesannya
Ia tidak melihat gadis itu hari ini. Dan ini terasa tak biasa.
“liat Aira gak?” tanyanya pada salah satu rekan Aira
“Aira off hari ini” jawab si teman
Biasanya Aira memberitahu setiap tidak berada di agensi. Bams berpikir, apa Aira kesal padanya karena masalah juss itu?
‘kamu gak masuk?’ Bams menunggu tapi pesannya belum dibaca Aira
‘sorry soal kemarin, aku baru liat pesan kamu barusan’ jelasnya
Tapi belum dibaca Aira juga. Bams tersenyum sendiri menyadari dirinya.
Mungkin seperti ini Aira kemarin menunggu pesannya dibalas! Benak Bamas. Bams meletakan ponsel dan kembali latihan. Ia pun melupakan semua itu.
Selesai berbenah tempatnya, Aira sangat lelah. Beruntung hari ini ia tidak berangkat keagensi. Ia tidak tahu harus bagaimana jika bertemu Ryo. Ia juga pasti akan diejek Bams habis habisan, karena Ryo pasti menceritakan kejadian itu padanya. Aira melihat ada dua pesan dari Bams. Ia mulai gugup. Ia ketakutan jika Bams menanyakan kejadian itu. Mungkin Aira adalah fans bagi Bams. Tapi tidak dengan perasaaan Aira padanya.
Ia melihat pesan itu dengan cemas. Tapi setelah ia melihat, Aira merasa lega. Ia pun membalas pesan Bams ‘its OK’
Aira menyiapkan bahan bahan masakan. Ia ingin membuat acar. Sudah dua bulan ini Aina tidak meminta tambahan uang. Aira berpikir mungkin gaji Aina ditempat baru mencukupi untuk biaya hidup adik kesayangannya itu. Namun ia tidak pernah tau apa yang sebenarnya terjadi.
Ryo menunggu hingga malam. Tapi tidak menemukan sosok hantu yang ia tunggu. Hingga hampir tengah malam, sang hantu tidak juga terlihat.
“Saya pikir semua sudah pulang mas” sapa sercurity yang berjaga
Ryo hanya tersenyum
“Kasian ya!” bisik temannya sambil berjalan
“iya, pasti sakit banget dikhianati kaya gitu” jawab sercurity yang satunya
Ryo mendengar pembicaraan itu dan ia tersenyum. Ia bukan sakit hati karena Mona, tapi hari ini ia kecewa karena tidak bertemu dengan ‘hantu’nya.
Ryo tiba tiba berhenti berjalan. Belum lagi ia sampai pada parkiran mobil. Ia terpikir untuk menanyakan gadis itu pada mereka berdua.
Apa mungkin mereka mengenal gadis itu? benaknya
Tapi ia berpikir lagi, bagaimana kalau yang ia temui tadi malam memang benar benar sosok dari alam lain. Ia pasti akan dibilang sudah gila karena Mona. Ia pun mengurungkan niatnya untuk menanyakan itu. Ia pun pulang dengan tidak semangat.
-------------
Latihan dalam minggu ini sangat intensif. Anak anak asuhan Boman memang selalu memiliki penampilan dan performa yang terbaik. Awalnya Aira merasa gugup ketika bertemu Ryo. Akan tetapi Ryo justru tidak melihat ke arahnya sama sekali. Ia seperti orang yang tidak mengenal Aira seperti selama ini. Aira memberikan minum ke Ryo seperti biasa.
Dasar congkak, berengsek tengik!! sumpah serapah Aira di dalam hati
Ia seperti melupakan kejadian itu begitu saja. Sedang Aira masih memendam kemarahan akan kejadian itu.
Beberapa kali Aira bersama Ryo hanya berdua saja. Baik di ruang latihan atau pun di dalam lift, tapi Ryo seperti tidak mengetahui dirinya.Aira merasa kesal sekaligus bersyukur. Paling tidak Ryo melupakan kejadian itu dan tidak ada yang mengetahui.
Gosip Mona mulai mereda. Ryo kembali ke apartemennya lagi. Ia mulai melupakan sosok hantu yang ia cari karena dalam minggu ini ia tidak melihatnya lagi.
Hantu itu kemana ya? Benaknya sesaat saat melewati ruang dimana ia mencium hantunya
Aira yang melihat Ryo pergi dengan mobilnya merasa tenang. Akhirnya ia bisa menari lagi.
Malam itu ia kembali menari balet. Saat Aira menari yang di iringi lagu Boys. Ia teringat kejadian itu. ia menjadi sulit untuk berkonsentrasi dan membuatnya jatuh terhempas.
“aaaahh!!” ucap Aira kesal sendiri
Gara gara si bajingan tengil itu aku jadi susah fokus deh!! benaknya terus menyumpah pada Ryo
Aira pun pulang dengan kesal, mengayuh sepedanya bututnya dengan amarah.
Malam itu ia ngobrol dengan adiknya di telepon. Aina menceritakan tentang kiriman uang selama dua bulan ini. Aira baru mengetahui bahwa selama Aina tidak meminta uang, ternyata Bams mengirim uang untuk adiknya tanpa sepengetahuannya.
Pagi itu Aira menunggu Bams. Ia merasa sangat malu. Ia merasa benar benar dikasihani.
‘aku perlu ngomong! Penting!’ tulisnya pada Bams
Bams hanya melihat pesan Aira. Ia mulai merasa curiga. Ia tidak mungkin bisa menutupi masalah itu selamanya.
“Aku bener bener gak bisa ngomong sama kamu B” ucap Aira memecah kesunyian balkon itu
“apa aku harus berterima kasih, atau ...” Aira berusaha menutupi kekesalannya dan terdengar sedih
Bams hanya menatapnya tanpa ekspresi. Ia sendiri bingung harus menjelaskan apa kepada Aira yang memang sangat menolak bantuannya.
“aku bahkan gak bisa tidur mikirin gimana aku bakal balikin uang sebanyak itu ke kamu” jawabnya terbata bata dengan mata berkaca kaca
“aku tulus ai!” jawab Bams singkat
“aku tau!” jawabnya lagi “tapi B?” Aira tidak bisa menahan tangisnya
Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Bams tidak bisa berbuat apa apa. Ia sendiri bingung ingin mengatakan apa.
“aku sangat berterima kasih atas semua kebaikan kamu pada kami selama ini” ucap Aira setelah sedikit tenang
“aku minta tolong, berhenti mengasihani ku” ucapnya lagi
“aku gak punya maksud kaya gitu! Kamu tau itu!” Bams mengelak keras
“tolong berhenti membantuku!” ucapnya lagi
“aku akan minta Aina untuk menutup rekening itu” lanjutnya
“gak perlu ai.. gak perlu!” Bams langsung menyergah ucapan Aira yang belum selesai
“pliss ai!” pinta Bams lagi
“stop! Pliss stop! Aku bahkan gak punya muka saat ini” lanjut Aira menatapnya dengan memelas
“aku minta maaf karena gak bilang ke kamu, aku senang melihat beberapa bulan ini kamu seperti tenang. Aku punya sedikit kelebihan .. dan aku gak kepikir kalau kamu tersinggung!” Bams menjelaskan dengan nada rendah. Ia takut menyinggung perasaan Aira.
“aku akan balikin uang itu!” ucapnya tegas
“aku berharap justru kamu bisa menerimanya!” tatap Bams kecewa pada Aira
“aku bener bener minta maaf gak bisa nerima kebaikan kamu kali ini” jawab Aira tegas
“dan ... aku sangat malu B!” tunduknya
“apa yang bikin kamu malu?”
“aku malu.. aku tidak mampu menjadi seorang kakak yang baik untuk adikku. Aku malu gak mampu berjuang sendiri untuk dia. Aku malu ada orang lain yang tau masalah kami. Dan itu justru masalah uang yang ...” Aira tidak bisa melanjutkan kata katanya. Ia membalikan badan melihat kearah luar. Ia tidak ingin Bams melihat air matanya lagi. Ia tidak akan mampu melihat ekspresi wajah Bams yang kasihan padanya. Ia benar benar merasa sangat hina.
“aku minta maaf...” ucap Bams lirih
“aku akan bayar uang itu.. aku janji!” ucapnya membalikan badan
“kalau itu bisa bikin kamu merasa lebih baik!” ucap Bams dengan sangat kecewa
“iya..itu akan lebih baik” Aira tersenyum terpaksa pada Bams
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~