Tanpa disadari Bella, anak kembar di dalam rahimnya ternyata punya ayah yang berbeda.
Satu bayinya berayahkan suaminya. Satu bayinya adalah orang tak dia sangka.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Apakah suami Bella mau menerima anak yang bukan darah dagingnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hana_story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14 uang yang menipis
Bella membuka kopernya dan mengambil satu bungkus camilan kesukaan Meme. Dia memberikannya ke Meme. Untung saja tangisan Meme mulai mereda.
Meme sekarang asyik memakan jajan favoritnya itu. Meme menuju ke pintu ia hendak membuka pintu.
“Koko Thee.” Meme masih mencari Timothee.
Koko Thee sudah tidak bisa kita lihat lagi. Papa nggak ijinin kita untuk bertemu koko Thee.
Bella mulai merindukan Timothee. Putra kandungnya yang sudah dipisahkan dari dirinya.
Mama juga kangen Timothee.
Bella mulai menitikkan air mata. Isak tangisnya terdengar Meme. Meme mendekat lalu jari-jari mungilnya mengusap air mata Bella. Seolah berkata mama jangan menangis lagi.
Bella berhenti menangis saat perutnya berbunyi menandakan minta diisi. Pikiran yang kalut membuat pencernaannya bekerja lebih cepat dari biasanya.
Bella keluar dari guest house dan membeli makanan untuk sarapan. Ibu dua anak itu membeli satu bungkus nasi campur untuk dimakan berdua dengan Meme.
Dia memakannya di kamar.
Sementara itu di rumah Jerry di kamar Timothee. Timothee juga sudah bangun. Dia tidak melihat ada Melody. Biasanya Melody selalu bangun paling telat. Meme mana?
Timothee keluar dari kamarnya untuk mencari Melody. “Meme. Meme.” Timothee mencari ke seluruh penjuru rumah. Melody juga tidak ada.
“Meme sudah pergi,” kata Jerry.
Meme kok nggak ajak Thee? Adiknya itu selalu mengajak dirinya kemanapun perginya.
“Mama?” tanya Thee.
“Mama Thee juga sudah pergi.”
“Pergi ke mana?”
“Thee ingat ya. Mama Thee itu wanita yang busuk. jahat. Mama Thee sudah tinggalin Thee.” Jerry mulai mencuci otak Thee. “Thee nggak boleh ketemu mama lagi.”
Mama bukan orang jahat. Thee yang masih kecil tidak tahu apa sebab ibu dan adiknya tidak ada di rumah lagi.
Thee berangkat sekolah sendirian. Di kelas ia meminjam ponsel temannya. “Thee boleh pinjam hp? Thee mau telpon mama.”
Beruntung teman Thee mau meminjamkan ponselnya.
“Terima kasih.” Thee memencet nomor hp Bella. Panggilan tersambung.
Di ujung telepon Bella melihat ada panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Apa tawaran kartu kredit lagi? “Halo.”
“Mama.”
“Thee.” Bella merindukan putranya itu. Mereka melakukan panggilan video.
“Koko.” Melody senang bisa melihat kakaknya.
“Mama pergi kok nggak ajak-ajak Thee?” tanya Thee.
“Mama ...” Bella bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin dia berkata jujur mengatakan jika dia dan Meme diusir Jerry.
“Mama di mana? Thee mau ke sana.” Thee berencana meminta supir mengantarkannya ke tempat Bella dan Meme berada.
“Mama ada di guest house. Tapi Thee jangan ke sini. Nanti Thee dimarahi papa.”
“Thee mau ketemu Mama. Thee mau ketemu Meme.” Thee tidak pernah berpisah dari Bella apalagi Melody. Sejak dalam kandungan mereka selalu kemana-mana berdua.
“Thee, Mama belum bisa jelaskan apa yang terjadi.”
“Thee! Matikan hpnya,” perintah guru sekolah.
“Mama. Ada bu guru.” Thee terpaksa mematikan panggilan video. Thee mengembalikan ponsel ke temannya. “Terima kasih.”
“Sama-sama.”
Thee mendengarkan gurunya.
Kembali lagi ke tempat Bella dan Meme berada.
Bella berencana untuk mencari kamar kos supaya bisa mengirit pengeluarannya. Bella mulai mencari postingan di facebook untuk kamar kos.
Satu bulan satu juta lima ratus ribu rupiah dengan ac dan kamar mandi dalam. Ini termasuk mahal.
Bella melihat postingan lainnya. Yang ini harganya lima ratus ribu tanpa ac tapi kamar mandi luar. Nggak pa pa. Yang penting murah.
Bella menghubungi yang empunya kos. Mereka janji bertemu.
Bella melihat-lihat kamar kos yang terlihat bersih itu. Kawasan kamar kos juga sepertinya juga cukup aman. Bella memutuskan untuk menyewa kamar.
Bella keluar dari guest house dan mulai tinggal di kamar kos. Penghuni kamar lainnya ada yang kepo, ada juga yang cuek. Ada yang bertanya tentang suaminya. Bella hanya bisa mengatakan jika ia janda. Benar ia sudah janda.
Di dalam kamar kos.
Bella melihat Meme yang berkeringat. Terbiasa dengan kamar yang dingin berAC membuat Meme berkeringat di ruangan yang tidak berAC. Bella mengambil kertas dan mengipasi Meme.
“Mama pulang.” Meme ingin kembali ke rumah besarnya. Meme merengek. Dia tidak betah tinggal di tempat yang masih asing.
Kita tidak bisa pulang. Papa sudah nggak ijinin kita kembali ke rumah.
Bella sibuk dengan ponselnya. Ia harus mendapatkan uang. Bella mencari lowongan di media sosial. Dia melamar dan melamar. Sempat ia melakukan wawancara via zoom tapi gagal.
Pengalaman kerja Bella tidak ada. Selama beberapa tahun ini ia hanya menjadi istri yang baik dan duduk manis di rumah, menerima uang bulanan dari Jerry.
Bella melamar lagi. Sepertinya kali ini pemberi kerja tertarik untuk merekrut Bella. Di akhir wawancara Bella bertanya, “Apa saya diperbolehkan membawa anak saya saat bekerja?”
“Anakmu usia berapa?” Pewawancara itu mulai berubah raut mukanya.
“Empat tahun,”jawab Bella.
“Maaf. Anda tidak diperbolehkan membawa anak saat bekerja.” Pewawancara itu mencoret nama Bella. “Apa tidak ada orang yang bisa dititipi anak Anda selama Anda bekerja?”
“Tidak ada.” Bella bisa saja meminta bantuan keluarganya tetapi ia tidak mau membebani keluarganya dan tidak ingin keluarganya tahu alasan yang menyebabkan dirinya berpisah dari Jerry.
Bella lagi-lagi ditolak karena tidak diperbolehkan membawa anak kecil saat bekerja.
Siapa yang bisa jagain Meme saat aku kerja? Kalau Meme bersekolah, aku juga tidak mampu bayar uang sekolahnya yang mahal itu.
Bella melihat Meme yang tidur siang seperti tanpa beban.
Mama harus cari kerja apa? Uang kita sudah menipis.