NovelToon NovelToon
PRIA

PRIA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Novel ini menceritakan tentang seorang pria bernama Raka yang berusaha untuk memperbaiki pandangan orang lain terhadap dirinya.

Raka yang sudah pernah mendekam di penjara, mendapat banyak cemoohan dari orang sekitar bahkan keluarganya sendiri.

Apakah mungkin Raka bisa memulihkan nama baiknya yang sudah buruk di pandangan orang-orang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

Sebab Raka begitu merasa yakin jika sebenarnya anak kembarnya itu masih hidup, karena dia mengingat ekspresi Laras yang sebenarnya menyimpan kerahasiaan kepada Raka.

Sehingga membuat Raka menjadi merasa curiga, apalagi dia tidak menemukan kuburan kedua putranya di pemakaman yang dimaksud oleh Laras.

Setelah satu jam Raka menunggu di depan ruang Instalasi Gawat Darurat itu. Kemudian ada seorang dokter yang menghampirinya.

"Apakah Anda suami dari pasien?" tanya dokter itu. Raka hanya terdiam sejenak.

Bagaimana kondisi Laras, Dokter? Apakah dia baik-baik saja beserta bayi yang ada dalam kandungannya?" tanya Raka yang begitu mencemaskan Laras.

Dokter tersebut terdiam sejenak, wajahnya merasa semakin khawatir.

Laras kembali merintih kesakitan, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. Raka sebenarnya merasa iba kepada mantan istrinya itu. Tetapi dia masih menanti Jawaban dari Laras.

"Jika kamu tidak ingin mengatakannya saat ini tidak mengapa, Laras. Yang terpenting adalah kamu bisa sembuh seperti sedia kala," kata Raka dengan nada tulus. Namun Laras menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Raka. Mungkin sudah seharusnya kamu mengetahui hal ini agar hatiku juga bisa merasa tenang," balas Laras sambil kembali mendesis kesakitan.

"Memangnya apa yang ingin kamu sampaikan kepadaku, Laras? Di manakah sebenarnya kedua anak kembarku itu?" tanya Raka lagi.

Dia berusaha untuk mencari jawabannya terhadap Laras masih mendesis kesakitan. Lalu dia pun mengambil napas panjang agar bisa berbicara lagi dengan Raka.

"Begini, Raka. Kedua anak kembarmu itu sebenarnya masih hidup," Pengakuan Laras membuat Raka terkejut bukan main.

"Ya Allah, benarkah apa yang kamu katakan, Laras?" tanya Raka memastikan. Laras menganggukkan kepalanya sambil terus merintih.

"Benar sekali, Raka. Kedua anak kembarmu itu masih hidup. Mereka tidak dikuburkan di manapun," jawab Laras lagi.

Hal itu membuat Raka sangat senang, karena dugaannya selama ini benar adanya.

"Lalu di mana mereka saat ini, Laras?" tanya Raka.

"Mereka kuserahkan ke panti asuhan, Raka. Sebab saat itu aku merasa malu karena sudah melahirkan dua bayi yang ayahnya berada di penjara," ungkap Laras.

"Sehingga aku memutuskan untuk tidak mau merawat mereka," Penjelasan Laras sebenarnya membuat Raka merasa terluka.

Bahkan ada raut rasa bersalah di wajah Laras saat ini. Namun Raka tidak ingin lagi menyalahkan Laras. Sebab saat itu nampaknya Laras sudah kepayahan melawan rasa sakitnya.

"Maafkan aku, Raka. Atas semua kekeliruanku selama ini. Aku menjadi semakin yakin kamu sebenarnya adalah orang yang tulus dan baik," ucap Laras.

"Terbukti saat kamu membawaku ke rumah sakit, ketika tak ada seorang pun yang membantuku," imbuh Laras. Raka menggelengkan kepalanya.

"Sudahlah, Laras. Hal itu tidak perlu dipikirkan! Yang terpenting adalah kamu bisa segera tertangani dan bisa pulih seperti sedia kala," harap Raka.

Meski sebenarnya Raka sangat senang dengan apa yang dikatakan oleh Laras. Bahkan dia tidak sabar lagi untuk menemukan kedua putra kembarnya itu Panti Asuhan.

Saat Laras kembali mendesis kesakitan, Raka mulai merasa cemas dan kembali menenangkannya. Raka meminta Laras untuk terus berdoa. Setelah Laras tenang kembali, Raka memberanikan diri bertanya kepadanya.

"Maaf, Laras. Di manakah kamu menitipkan kedua anakku itu?" tanya Raka dengan nada pelan Sarah terhenyak mendengarnya

"Aku menyerahkan mereka di Panti Asuhan Harapan Bunda," jawab Laras lagi.

Raka pun bertekad untuk bisa menemukan kedua putra kembarnya dan merawat mereka.

Sebab naluri sebagai seorang ayah membuat Raka merasa begitu bertanggung jawab dengan kehidupan kedua anak kandungnya itu.

"Sekali lagi maafkan aku, Raka. Jika terjadi sesuatu kepadaku. Aku tidak lagi memendam rahasia kepadamu," tutur Laras.

Dia begitu merasa menyesal, karena sudah menyia-nyiakan Raka selama ini. Bahkan malah membuang kedua anak kembar Raka.

Sebab saat itu Laras juga dibujuk oleh kedua orang tuanya untuk melakukan hal tersebut.

Karena mereka merasa malu dengan kenyataan pahit yang sudah dibuat oleh Raka dan juga berakibat dengan kelahiran kedua anak kembarnya.

Raka memang masih merasa sakit hati dengan apa yang dilakukan oleh Laras dan keluarganya.

Tetapi dia berusaha berbesar hati untuk membuka pintu maafnya kepada Laras, karena saat itu kondisi Laras sudah sangat memprihatinkan.

Bahkan Raka merasa khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk kepada Laras, apabila dia tidak segera tertangani lewat jalur operasi.

Raka berusaha mengiklaskan semuanya yang sudah terjadi, walaupun hatinya masih begitu terasa lara. Raka harus menyingkirkan sakit hatinya demi kesembuhan Laras.

Kemudian Roy masuk untuk menghampiri Laras. Dia sebenarnya kaget ketika melihat Raka yang menemani istrinya saat itu

"Hei kenapa kamu ada di sini?" seru Roy. Raka terperanjat melihat kehadiran Rio.

"Aku sengaja menemaninya sementara keluarga Laras belum datang," jawab Raka.

"Sebaiknya kamu keluar, kamu tidak perlu lagi menunggu istriku!" usir Roy.

Dia merasa tidak suka dengan sikap Raka. Sebenarnya Raka merasa tersinggung karena niat baiknya tidak dihargai sama sekali oleh Rio.

Bahkan Laras juga merasa tidak enak hati dengan sikap sang suami di saat dirinya merasa sedang sangat kesakitan.

"Baiklah kalau begitu," jawab Raka pendek.

Dia kemudian keluar dari ruang Instalasi Gawat Darurat tersebut. Tetapi di lain sisi Raka merasa sangat lega.

Karena sebentar lagi Roy akan melakukan penanda tanganan di surat pernyataan operasi untuk bisa menangani Laras segera.

Namun Raka merasa heran, di manakah keberadaan orang tua Laras saat ini. Biasanya mereka begitu sigap dengan apa yang terjadi kepada putrinya. Lalu Raka pun menemui Sarah dan Rama.

"Syukurlah kalau kalian berdua sudah bisa membawa suami Laras ke rumah sakit ini. Sebab sudah seharusnya dilakukan langkah operasi, karena pendarahan yang dialami Laras begitu hebat," Papar Raka.

"Sayangnya aku bukan keluarga Laras, sehingga aku tidak bisa menanda tangani surat pernyataan itu," jelas Raka.

"Aku juga harus sedikit berdebat dan membujuk pria itu sebelumnya, Raka. Sebab tadinya dia tidak percaya dengan apa yang kukatakan," timpal Sarah.

Raka menjadi tidak habis pikir dengan pemikiran Roy. Tetapi dia merasa lega karena saat ini Laras sudah bersama dengan suaminya.

Kemudian Raka pun mengungkapkan apa yang dikatakan oleh Laras kepada Sarah.

"Apa kamu tahu, Sarah? Laras memberi tahukan sesuatu yang amat penting bagiku saat kami berada di ruangan tadi," ungkap Raka.

Sarah pun merasa penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh Raka.

"Memangnya apa yang dikatakan mantan istrimu itu, Raka? Kuharap bukan sebuah cacian apalagi penghinaan terhadapmu," ujar Sarah. Raka menggelengkan kepalanya.

"Bukan itu, Sarah. Bahkan nampaknya Laras sudah berubah drastis. Dia juga sempat meminta maaf kepadaku tentang semua yang sudah dilakukannya selama ini," tandas Raka.

"Lalu apa yang disampaikannya kepadamu, Raka? Apakah terkait dengan keberadaan makam kedua anak kembarmu itu?" tanya Sarah. Raka menganggukkan kepalanya.

"Benar, Sarah. Tadi Laras mengatakan jika sebenarnya kedua anak kembarku itu tidak dimakamkan di Pemakaman Pohon Karet," ungkap Raka.

"Lalu di mana dia mengebumikan kedua anak kembarmu itu, Raka?" Sarah kembali bertanya kepada Raka dengan nada penasaran..Raka kemudian tersenyum sehingga membuat Sarah semakin heran.

"Kenapa kamu malah tersenyum, Raka?" ujar Sarah, dia sangat penasaran dengan ekspresi Raka saat itu.

"Ternyata kedua anak kembarku masih hidup, Sarah," Penuturan Raka tentu membuat Sarah terperanjat mendengarnya.

"Benarkah itu, Raka? Laras yang mengatakan hal itu kepadamu?" ujar Sarah memastikan. Raka menganggukkan kepalanya.

"Benar, Sarah. Dia mengakui jika kedua anak kembar itu sebenarnya masih hidup, dan Laras sengaja menitipkan mereka di Panti Asuhan," Penjelasan Raka membuat Sarah kembali terperangah mendengarnya.

"Astaga, kenapa Laras tega sekali berbuat demikian kepada kedua anakmu itu?" pikir Sarah.

"Hal itu tidak perlu aku pikirkan lagi, Sarah. Yang terpenting sekarang adalah aku harus menemukan kedua anakku di Panti Asuhan Harapan Bunda," tandas Raka.

1
@Tie
ini diucapkan apa cuma dlm pikiran?tp ada ditimpali sm raka,apa raka bs baca pikiran?
@Tie
hatinya
siskaa putri
sepertinya menarik
Tester
Saya adalah pemberi komentar pertama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!