Ratunya Sang Mafia

"Sudah tiga hari ini kondisi nona Alana berangsur-angsur membaik, tuan. Sepertinya jeslyn juga melakukan tugasnya dengan baik. "

Hans melaporkan kondisi Alana pada Alex.

Pria itu mengangguk. "Bagus.Bilang pada sellyn untuk tetap mengawasi nya. "

"Baik tuan. "

"Kau boleh pergi, " ucap Alex kemudian pada Hans.

Hans mengangguk memberi hormat lalu berlalu dari ruang kerja pria itu.

Alex menatap gamang ke depan. Memang selain untuk menjaga alana, sebenarnya alex juga memberikan tugas pada sellyn untuk mengawasi nya.

Kenapa tidak orang lain? karna di dunia ini alex hanya bisa mempercayai Hans dan sellyn, dua orang yang sudah ia anggap sebagai kaki dan tangannya.

Di taman mansion yang luas, Alana sedang duduk di bangku yang terdapat di taman, membaca buku yang beberapa hari lalu di berikan Frida padanya, katanya agar dia tidak merasa bosan.

Sementara sellyn duduk di pembatas kolam yang ada di sana, wanita itu mengayun- ayunkan kakinya di bawah air.

"Hah! aku bosan! " ucap sellyn, menopang dagu. "Hei adik kecil, kau tidak ada niatan mau kemana gitu? "

Alana menoleh sesaat lalu menggeleng, kenal selama beberapa hari dengan sellyn membuatnya cukup merasa nyaman dengan wanita itu, selain itu sellyn juga sudah menganggap Alana seperti adiknya sendiri, hingga tak ayal panggilan seperti itu sering sellyn berikan untuknya.

"Tidak." sahut Alana. "Memangnya kita mau kemana?"

"Huftt, kau membosankan, " kata sellyn lalu bangkit dan duduk di depan di kursi hadapan Alana.

"Jika aku membosankan kenapa kamu mau menjadi asisten pribadi ku? " Alana bertanya.

"Ya karna ini suami mu yang meminta mana bisa aku menolaknya. Dan lagipula aku memang bosan dengan hiruk pikuk dunia malam. "

Sellyn lalu mengambil nafas dan mengeluarkan nya perlahan. "Hidup seperti orang biasa seperti ini juga tak terlalu buruk."

Tiba-tiba Alana teringat. Ia mungkin bisa mengorek tentang kisah masa lalu alex pada sellyn, bagaimana pun wanita ini pasti sudah mengikuti alex sejak lama.

"Sellyn."

"Barusan kau panggil aku apa? "

Ah, baiklah Alana lupa.

"Kakak cantik. "

Sellyn tertawa. "Hahaha begitu bagus. "

"Ada apa adik kecil? "

"Hmm, aku ingin tahu bagaimana kamu bisa bekerja dengan alex? bagaimana suami ku itu di masa lalu? "

"Oh akhirnya kau penasaran juga tentang nya ya. " Sellyn tertawa.

Alana cemberut. "Jangan menggoda ku, ini serius. "

Sellyn meredam tawanya. "Baiklah baik, akan ku ceritakan sedikit pada mu. "

"Pertama kali aku bertemu Alexander itu sepuluh tahun yang lalu. Sebenarnya nama asli ku itu bukan sellyn ataupun jeslyn."

"Jadi siapa nama asli mu?" Alana jadi penasaran.

"Itu rahasia. "

Alana mendengus mendengar jawabannya, sellyn sontak terkekeh.

"Baiklah kita skip saja karena aku malas jika harus menceritakan secara detail. "

"Aku dan alex bertemu di sebuah rumah bordir. Di saat itu ayahku yang bodoh dan gila judi, dengan teganya menjual ku ke seorang mucikarii sebagai taruhan, memang ayah yang brengsekk dan tak bertanggung jawab. "

Ada amarah yang Alana lihat saat sellyn menceritakan itu.

"Di saat itu aku sama sekali tak mau menjadi seorang kupu- kupu malam, apalagi pelanggan pertama yang yang harus ku layani adalah seorang pria tua. Pada akhirnya aku di siksa karena terus melawan, meski nyawa ku sudah di ujung tanduk aku tetap kukuh mempertahankan kehormatan ku, "

"Sampai akhirnya Alexander datang yang saat itu menjadi tamu kehormatan di tempat itu, tujuan alex kesana ternyata bukan untuk menyewa seorang wanita malam tapi melainkan untuk merebut tempat itu. "

"Kenapa alex melakukannya? " tanya Alana mulai terhanyut cerita.

"Karna pemilik rumah bordir itu kalah dalam meja judi dengan nya. Itu sebabnya alex merebut rumah bordir itu untuk menjadi wilayah kekuasaan nya, di situ lah aku pertama kali bertemu dengan nya, dialah yang menyelamatkan ku dari percobaan ruda*paksa."

"Alex melakukannya? "

Sellyn mengangguk. "Mungkin dia iba pada ku saat aku memohon di bawah kakinya. Akhirnya dia memberikan sebuah penawaran padaku."

"Penawaran apa? " tanya Alana lagi.

"Dia memberi ku pekerjaan dan aku harus bersumpah setia untuk selalu berada sebagai anak buahnya dengan syarat yaitu apapun pekerjaan itu asal tak merenggut kehormatan ku. "

"Semudah itu? " Alana tak menyangka, pria itu masih memiliki sisi manusia nya.

"Ya begitulah. Dan bar yang kau kunjungi waktu itu adalah miliknya. Lalu Alex memerintahkan ku untuk mengelola nya."

Ah pantas saja, Alana harusnya tak merasa heran lagi.

"Jadi meskipun kamu di cap sebagai wanita kupu- kupu malam sebenernya kamu tidak pernah melayani pria manapun? begitu?"

"Ya kamu benar, Alex menepatinya janjinya dia hanya menyuruh ku untuk mengelola nya saja tanpa harus aku terjun bersama wanita-wanita malam itu. "

"Sebenarnya Alexander masih memiliki sisi baiknya sendiri, " lanjut sellyn kemudian.

"Apa Hans juga sama dengan mu? " tanya Alana kemudian.

Sellyn diam sejenak lalu mengangguk. "Yaaa... rata-rata orang-orang yang setia di sampingnya adalah orang-orang yang pernah Alex selamatkan di masa lalu."

Jadi, perkataan Frida waktu itu memang benar, tentang Alex yang masih memiliki sisi baik. Tapi kenapa Alex seolah ingin menyangkal itu semua?

"Jadi apa rasa penasaran mu kini sudah terjawab? " tanya sellyn pada Alana.

"Sebenarnya belum, tapi terimakasih sudah menceritakan nya pada ku, " ucap Alana sambil tersenyum.

"Hahaha baiklah. " Sellyn kembali tertawa, tiba-tiba ia salfok pada bekas jahitan di baju Alana.

"Ada apa dengan baju mu? kenapa ada bekas jahitan nya? "

Alana mengikuti arah pandang sellyn ke bajunya yang terdapat jejak jahitan itu.

"Aaa ini, sebenarnya baju ini milik Frida, aku meminjamnya. Memang sobek sedikit tapi tak masalah," ucap Alana mengulum senyum.

"Apa?! " tiba-tiba sellyn memekik membuat Alana terkejut.

"Yang benar saja, apa si ketua mafia itu tak bisa membelikan mu baju? kenapa harus meminjam baju orang lain?! "

Alana bingung, sellyn tiba-tiba jadi sewot sendiri.

"Tidak apa- apa sellyn, memang aku yang tidak ingin merepotkan nya. " sergah Alana.

"Merepotkan apanya? kamu ini istrinya, masa beli mansion elit ini saja dia bisa tapi beli baju istrinya dia tak mampu. " cerocos wanita itu.

"Ayo ikut dengan ku! " sellyn menarik lengan Alana.

"Eeh kemana? " Alana menahan langkah.

"Ayo ikut saja. "

akhirnya Alana hanya pasrah saat di tarik oleh wanita itu.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Sellyn membawa Alana ke ruangan kerja milik Alex, kebetulan memang seharian ini Alex berada di mansion.

Saat tiba di depan pintu yang tertutup, Hans yang berdiri di sana tiba-tiba menghadang.

"Mau kemana? " tanya Hans pada kedua perempuan itu.

"Kau masih bertanya? ya bertemu dengan tuan mu itulah," ucap sellyn dengan ketus.

Alana menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kenapa Sellyn jadi berubah cerewet begini sih?kemarin- kemarin saja dia masih terlihat sebagai bawahan patuh untuk Alex tapi sekarang dia seperti ibu yang cerewet pada anaknya sendiri.

"Tidak bisa. Tuan lagi tidak ingin di ganggu! " ujar Hans memberi peringatan.

"Hah? kenapa begitu, perasaan tadi ku lihat dia hanya duduk di meja kerja nya saja, " ucap sellyn, tak mau kalah.

"Ya itu kan tadi, sekarang beliau sedang ada urusan dengan klien penting dan tidak ada yang boleh menganggu nya. "

Sellyn berdecak. "Aku tahu kau berbohong Hans! minggir, ada sesuatu penting yang harus ku sampaikan! "

Namun Hans tetap tak memberikan jalan, ia tetap kukuh menjaga amanah yang di titipkan tuannya.

Akhirnya dua orang itu terlibat cekcok sengit. Alana berusaha melerai namun mereka seolah tak menganggap kehadiran nya di sini.

Karna sudah muak Alana pun berteriak. "Diamm! "

Sontak teriakan Alana membuat keduanya hening seketika.

"Hans diam, " kata Alana pada pria itu.

"Dan sellyn ayo kita pergi, aku sungguh tidak meminta ini, Hans benar jangan menganggu Alex saat ini. "

Alana menarik tangan sellyn untuk pergi.

"Tapi Alana--"

Sellyn tak bisa berkutik.

Tepat di saat itu pintu tiba-tiba terbuka, membuat kedua perempuan itu menengok kembali.

Saat itulah keduanya terkejut ketika tahu siapa yang ternyata berada berduaan saja bersama Alex di ruang kerja nya.

Dia, Monica.

Wanita yang di cintai Alex.

Alana melihat nya berjalan begitu anggun.

Sama seperti mereka, Monica pun menatap mereka secara bergantian.

Dia seolah tak terpengaruh sama sekali dan tetap berjalan dengan percaya diri, sambil kedua tangannya yang sibuk merapikan penampilan nya yang berantakan.

Alana yakin telah terjadi sesuatu di antara Alex dan wanita itu di dalam, apalagi hanya mereka berdua di sana.

Mendadak ada perasaan tak nyaman yang timbul dihati Alana, tapi kenapa?

****

Bersambung...