NovelToon NovelToon
Kekasihku Dokter Tampan

Kekasihku Dokter Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:duniahiburan / Berbaikan / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Wahyu

Jasmine Abelia dan Dandelion Fiorello Rosen adalah dua manusia yang tidak tahu bagaimana caranya menjadi mantan. Mereka sudah putus, namun keduanya masih saling mencintai.

Sampai di suatu malam saat Jasmine pergi ke apartemen Lion untuk mengambil buku miliknya yang tertinggal pasca putus, keduanya tak sengaja menemukan bayi dan dengan terpaksa harus merawatnya dan tidak melapor pada polisi setelah membaca surat yang ditinggalkan oleh ibu si bayi.

Disisi lain Jasmine sudah memiliki pacar baru, namun seiring berjalannya waktu keduanya kembali jatuh cinta karena setiap hari bertemu hingga romantisme itu tercipta lagi.

Hubungan keduanya yang ditentang keluarga membuat semua menjadi serba salah. Mampukah keduanya bertahan dan kembali seperti dulu? lantas bagaimana dengan nasib bayi yang diasuh oleh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Wahyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Calon ipar beban

* Apartemen Lion *

"Harusnya ini ditaruh di sini!"

"Lalu ini juga!"

"Jangan sembarangan meletakkan barang-barang!"

"Aku kan sudah bilang jika ada yang kotor langsung dimasukkan saja!"

"Kau ini becus bekerja atau tidak?!"

Suara-suara itu terus membuat si pengasuh merasa serba salah karena di apartemen ini dirinya tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan leluasa karena pemilik apartemen terus saja mengomel tidak jelas.

"Maaf, Pak."

"Aku bukan bapak-bapak! Jangan panggil aku seperti itu!" marahnya.

Memanggil nama pun juga salah, hingga kini 4 jam setelah dirinya bekerja mungkin ia akan mengajukan pengunduran diri dan kembali ke lembaga yang masih bisa menampungnya sampai menemukan majikan yang baru lagi daripada harus seperti ini.

"Maaf, Tuan."

"Aku juga bukan tuanmu!"

Semua yang dikatakan oleh pengasuh ini serba salah dan malah membuat suasana menjadi tidak nyaman, belum lagi Nolan yang rewel dan membuat kepala Lion terus berkecamuk dan sang pengasuh ikut pusing. Mungkin bocah itu sedang beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga kerap kali menangis seperti itu.

"Apa kau tidak bisa membuatnya diam? Aku tidak membaca laporan jika dia terus menangis!" Lion kembali marah dan membuat si pengasuh langsung membawa bayi itu ke balkon untuk menenangkannya.

Sebenarnya Lion bukan orang yang seperti itu, dirinya juga tidak bermaksud membentak si pengasuh hingga sedemikian rupa. Ia hanya ingin Jasmine tinggal di apartemennya dan mereka bisa merawat bersama bayi ini secara bergantian, meski dirinya tahu bahwa pengasuh sangat dibutuhkan.

"Mari kita lihat! Apakah Jasmine akan turun tangan jika aku terus marah-marah?" Lion menyunggingkan senyuman liciknya karena dirinya memang sengaja melakukan ini agar Jasmine turut memikirkan bagaimana perkembangan Nolan.

Tak masalah baginya menyembunyikan sang keponakan dari orang tuanya, dirinya juga akan mengajak Jasmine untuk melihat bagaimana keadaan Ivy nantinya.

Menjadi orang tua untuk Nolan sementara tidaklah buruk, hitung-hitung belajar sebelum memiliki anak sendiri meskipun dirinya tidak tahu kapan hal itu terjadi.

"OEEE... OEEE..."

Suara bocah itu memenuhi apartemen dan membuat Lion memandangi keponakannya yang rewel itu dari sofa.

"Bagaimana keadaan ibumu, Nolan?"

Dirinya juga khawatir jika saja Ivy memiliki penyakit yang cukup kronis dan membutuhkan banyak biaya, mengingat bahwa mantan pacar kakaknya itu juga merupakan orang yang berkecukupan.

"Uncle akan mencarinya nanti!" janjinya.

~

Rumah sakit

"Kau tidak mengangkat teleponku semalam?"

Jasmine melihat ke arah Amar yang saat ini memandanginya dengan tatapan heran karena tidak biasanya dirinya mengacuhkan telepon pria itu.

"Semalam aku ketiduran. Hehe..."

Amar menghela nafas karena ketiduran bukan gaya kekasihnya sama sekali. Biasanya Jasmine akan berpamitan sebelum tidur atau tertidur sampai ponsel mati.

"Kau sudah tidak berhubungan dengan mantanmu itu, kan?" Amar memberikan pertanyaan pada Jasmine yang membuat gadis itu langsung gelagapan dan berusaha untuk membuat alasan.

"Ha? Haha... Mana mungkin aku berhubungan dengannya!"

Bohong. Jasmine baru saja berbohong karena pagi tadi saja dirinya berangkat dari apartemen Lion dan bahkan mantan pacarnya itu tidur dengan memeluknya.

Amar kembali mengajukan pertanyaan dan membuat Jasmine ketar-ketir mendengarnya, "Tabungan kita sudah cukup, kan?"

Jasmine kemudian mengangguk karena tabungan mereka sudah terkumpul cukup sehingga keduanya bisa melangsungkan pernikahan tahun ini atau tahun depan.

Amar mengambil nafas dalam lalu berkata pada kekasihnya itu, "Rozy sakit, butuh perawatan intensif dan tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan. Aku ingin meminjam sedikit tabungan kita untuk membantu pengobatannya."

Jasmine membuang wajahnya karena ini bukan pertama kalinya Amar meminjam tabungan mereka untuk kebutuhan orang lain.

"Rozy punya orang tua, bukan tugas kita untuk memenuhi kebutuhan mereka termasuk dalam keadaan darurat seperti ini. Seharusnya kakakmu sudah memiliki tabungan sendiri untuk keperluan mendesak, kan?" Jasmine membuat protes karena dirinya ikut kesulitan dengan tabungan mereka yang seharusnya telah terkumpul cukup banyak namun pada akhirnya selalu minus karena sering dipinjam.

Amar tidak setuju dengan apa yang kekasihnya katakan, "Rozy akan jadi keponakanmu juga. Apakah tidak menyukai keponakanmu sendiri?"

Selalu seperti itu dan membuat keduanya bertengkar di jam makan siang.

Sementara jasmine sudah muak lantas berkata, "Berikan saja berapa banyak yang kakakmu minta! Tapi aku tidak janji akan memasukkan uang lagi ke rekening yang sama!"

Amar tidak percaya jika kekasihnya ini akan marah seperti itu, "Jasmine!"

Jasmine langsung mengangkat kotak makannya dan berdiri sembari berkata, "Kau selalu mementingkan kebutuhan kakakmu atau keponakanmu itu tapi kau sama sekali tidak memiliki tujuan untuk memiliki anak bersamaku, Amar! Apa seumur hidup kau mau membiayai mereka dan memanfaatkan aku?!"

Amar melihat sekeliling yang saat ini menyaksikan keduanya dengan bertengkar, "Jasmine! Pelan kan suaramu!"

Namun, gadis itu sudah muak dan segera pergi dari kantin rumah sakit karena dirinya tidak mau berdebat lagi dengan Amar. Rasanya percuma saja mengemukakan pendapatnya karena pria itu selalu menuruti pendapat sendiri daripada perasaannya.

Amar pun bergegas mengejar Jasmine karena dirinya juga harus meluruskan hal ini. Bukan pertama kalinya dan ia selalu membuat kekasihnya itu marah perihal uang yang telah dikeluarkan dari rekening, Jasmine tidak rela jika tabungan yang susah payah mereka kumpulkan hanya menjadi dana darurat untuk kakaknya.

"Jasmine!"

Gadis itu terus berjalan menjauhi Amar karena merasa semuanya percuma saja jika diperdebatkan, sudah jelas jika Amar terlalu memprioritaskan keluarganya dibandingkan dirinya nantinya.

"Jasmine!" Pria itu memegang lengan kurus Jasmine dan gadis tersebut langsung berhenti.

"Dengarkan aku!"

Jasmine menatapnya dengan marah, "Apa? Tanggung saja seluruh kebutuhan itu untuk kakakmu dan kita tidak perlu menikah!"

Kemudian Amar membalas perkataan itu, "Apa kau merasa bahwa aku hanya menjadi beban dalam hidupmu hingga kau tidak mau meminjamkan sedikit uang kita untuk kakakku?"

Sekali tidak pernah merendahkan kekasihnya ini karena hanya bekerja sebagai petugas laboratorium sedangkan dirinya adalah dokter spesialis gizi dan sudah jelas memiliki gaji yang lebih besar jika dibandingkan.

"Aku tidak pernah berkata seperti itu! Tapi setidaknya kau bisa memilah prioritas antara kita dan juga kakakmu!"

Pertengkaran itu tidaklah ramai, hanya saja keduanya saling menekankan bahwa pendapat mereka sama-sama benar dan belum ada yang mau mengalah.

"Terserah padamu! Aku tidak mau lagi memikirkan hal lain!" Jasmine lepaskan pegangan tangan pria itu dan berjalan menuju ruangannya karena sudah muak dengan pertikaian mereka itu-itu saja.

Amar melihat Jasmine yang berjalan meninggalkannya, merasa bahwa kekasihnya itu sulit sekali menerima keluarganya. Dirinya juga terasa direndahkan jika bertengkar tentang uang, padahal Jasmine juga tahu bahwa dirinya adalah tulang punggung keluarga.

"Ada apa dengannya? Hanya meminjam kenapa harus marah?"

~

1
Yani Cuhayanih
ivy sangaaat mengejutkan....
Yani Cuhayanih
bilang saja macan liar adalah lion
Yani Cuhayanih
sebaiknya lion cepat menikah dengan jasmine walaupun hanya di saksikan oleh tuan dion sendiri
Assyifa Nabila Saputri
up donk thor
Yani Cuhayanih
semoga berahir baik
Assyifa Nabila Saputri
up thor
Yani Cuhayanih
lion kau memperkeruh suasana....gawaaaat runyaaaam boleh kah aku paketkan nyonya dahlia ke taman bunga di afrika dekat gurun pasir sekalian..jd orang sombong amaaaaat ....
Sahduati
lanjutt😘
Olny Julia N
cepet lanjutin ga thor!!!
Olny Julia N
gue suka gaya lu jasmine!!
Olny Julia N
karna ulah kau kanaa!!!!!
Yani Cuhayanih
kenapa harus berpisah hanya karena masalah beda status kekayaan
Yani Cuhayanih
menarik cuuus lanjuuut
Maito
Jatuh cinta 💖
Habibah Habibah
Karakter-karakter dalam cerita ini memiliki dinamika yang menarik.
Pena_Penantian99
kak dian.... semangat 🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!