"Kamu kenal dengan saya?" tanya Kapten Zayden Khaled kepada gadis itu seraya menatapnya tajam
"Iya,kamu sepupu satu kali saya,kamu anak dari Puang Dewi Anjani,adik Bapak saya,jadi kita bersepupu kan" jawab Ayra tanpa ragu
"Kalau sudah tahu sepupu,kenapa masih mau menikah? kamu memang cinta sama saya?" tanya Zayden Khaled lagi
"Tidak ji,saya tidak cinta sama kamu,tapi Puang Dewi Anjani yang mau,jadi saya menuruti saja" jawab Gadis itu lagi
Zayden Khaled hanya menarik nafas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Ayra Mikayla gadis yang cantik itu fakta yang tidak bisa dipungkiri,tapi jika harus membayangkan menikahi adik sepupunya sendiri,membuat Zayden Khaled pusing. dia frustasi dengan keputusan sang Mama tercinta,tapi apa daya dia, apa yang menjadi keinginan Mamanya itulah yang akan terjadi.
"Bagaimana dengan Emiliana,apa yang harus kusampaikan kepadanya" gumam Zayden Khaled
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7
*Sayang,maaf ya,saya harus berangkat ke Korea Selatan malam ini,untuk mengikuti simposium dan pelatihan Dokter Anak se Asia,mungkin sekitar dua minggu atau gak satu bulan ini* tulis Emiliana dalam pesannya ke Zayden
Jam menunjukkan pukul empat subuh,alarm di ponsel Zayden berbunyi bertalu-talu bergantian dengan bunyi notifikasi whatsapp yang masuk.
Zayden pun terkaget dan bangun,diraihnya ponselnya itu dan mematikan alarm nya, lalu membaca pesan dari sang Kekasih. Zayden hanya menarik nafas panjang dan meletakkan ponselnya kembali tanpa membalas pesan Emiliana,selalu seperti itu jika ada yang tidak sesuai keinginannya pasti pergi. Zayden sudah hapal setiap ada masalah pasti solusinya Emiliana pergi entah kemana yang dia mau dan kembali seolah tak terjadi apa-apa.
Setelah merapikan tempat tidurnya,Zayden segera ke kamar mandi antri bersama penghuni asrama lainnya.
"Hormat Kapten" sapa mereka
"Ya" jawab Zayden singkat
"Kapan ki' masuk asrama Kapten? tidak kudengar ki' datang?" tanya Atthar Agung salah satu tentara
"Jam sembilan sepertinya,langsung ka' masuk kamar memang" jawab Zayden seraya meregangkan badannya
"Bagaimana mi' ini perkembangan ta' dengan anaknya Pak Letkol?" tanya Zuheir Khalis salah satu tentara juga
"Ya begitu mi',seperti biasa ji'" jawab Zayden asal
Setelah selesai melaksanakan shalat subuh berjamaah mereka pun berolahraga.
Kediaman Ibu Dewi Anjani
"Ayra Nak,dua hari lagi Puang sama Etta' berangkat umroh itu,nanti Wa' Tati temani ki' di rumah sama Pak Akbar,daeng ta' Zayden juga mungkin bisa ji' pulang sekali-kali ke rumah" ucap Ibu Dewi Anjani disela persiapan pengajian di rumah mereka itu
"Iye' Puang,berapa hari ini rencana ki' umroh ta'?" tanya Ayra
"Ditanah suci sekitar dua mingguan,baru Puang sama Etta' mau terus ke Turki,sudah lama ini rencana sama Etta' tapi baru dapat jadwal, gak apa-apa ji' Puang pergi sebentar ya" ucap Ibu Dewi Anjani
"Iye' gak apa-apa ji' Puang" jawab Ayra
"Nanti Pak Akbar yang antar jemput ki' ke Sekolah ya" ucap Ibu Dewi Anjani
Dua hari kemudian di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
Rombongan umroh Ibu Dewi Anjani dan Bapak Malik Maulana sedang bersiap-siap.
"Ayra..." sebuah suara memanggil Ayra
Ayra pun menoleh dan tertegun sejenak melihat sang Kakak sepupu dengan tampilan berbeda menggunakan seragam Phd Kaptennya lengkap dengan atributnya.
"Mana Puang sama Etta'?" tanya Zayden
Ayra yang gagal fokus pun terkejut.
"Ehh... ohhh... sudah masuk didalam Kak" jawab Ayra terbata
"Kenapa grogi ki' Ayra,ayo masuk kedalam lagi" ucap Zayden
"Tidak bisa Kak,saya tadi disuruh keluar sama petugasnya" ucap Ayra
"Kesini saja" ucap Zayden lalu menarik tangan Ayra
Zayden Khaled pun memperlihatkan id card pengenalnya kepada petugas bandara,yang langsung memberi hormat dan mempersilahkan Zayden dan Ayra masuk kedalam area penumpang Bandara.
Mereka pun langsung menuju ke lounge pemberangkatan jemaah umroh.
"Mama... Etta'..." seru Zayden
"Anakku... dari tadi Mama menunggu,Mama kira tidak bisa ki' datang kodong" ucap Ibu Dewi Anjani seraya memeluk sang putra
"Etta'..." ucap Zayden seraya mencium tangan Ayahnya
"Sehat-sehat ki' di sana Ma,salama' ki' pergi dan datang kembali di' " ucap Zayden
"Aamiin..." ucap Ibu Dewi Anjani diikuti Etta' dan Ayra
"Kamu juga Zayden Nak,sering-sering pulang liat Ayra ya" ucap sang Etta'
"Iya Nak,sendiri Ayra itu di rumah,pulang ki' kodong temani sekali-kali na' " ucap Ibu Dewi Anjani lagi
"Siap... Puang,siap... Etta' " ucap Zayden
Setelah kedua orangtuanya berangkat, Zayden pun mengajak Ayra untuk singgah di asrama nya sebentar.
"Saya singgah dulu ambil barang,baru pulang sama-sama,biar Pak Akbar pulang duluan nanti" ucap Zayden
"Iye Kak" ucap Ayra
Asrama Tentara Lanud Hasanuddin Makassar
Ayra nampak duduk di ruang tunggu para tamu. wajah manis Ayra menarik perhatian para Prajurit yang lalu lalang.
"Apanya Kapten itu di',cantiknya" puji mereka bergantian
"Bubar gerak" seru Zayden memberikan aba-aba
"Siap Kapten" jawab mereka
"Ngapain kalian berkerumun disini haaa...,sana bersiap apel sore" ucap Zayden
"Ededeee... Kapten,kita juga mau menikmati pemandangan indah sedikit ji',siapa ta' itu Kapten? manis nya deh,bisa kah kenalan tipis-tipis" ledek Atthar Agung
"Sembarang nya ini,gak bisa,adikku itu,kalian gak boleh ganggu apalagi kenalan,sudah sana persiapan apel sore" bantah Zayden seraya melangkah mendekati Ayra
Para Prajurit itu pun bubar dengan wajah kecewa.
"Ayo mi',pulang ki',saya bonceng pake motor ku ya" ucap Zayden seraya menyerahkan helm kepada Ayra
"Ha... naik motor Kak,tapi Kak..." ucapan Ayra terputus seraya menatap rok yang dia gunakan
Zayden pun menepuk jidatnya.
"Tunggu disini" ucap Zayden seraya berlari kembali kearah kamar asrama nya
Sesaat kemudian dia pun kembali dengan membawa celana trening olahraga.
"Ganti rok mu di kamar mandi tamu sana" ucap Zayden seraya mengulurkan celana trening kepada Ayra
Ayra meraih celana trening itu dengan bingung.
"Sini,Kakak antar... kamu kok hobby betul bengong sih Ayra" ucap Zayden gregetan
Ayra pun masuk ke kamar mandi. sesaat kemudian dia keluar dengan mengenakan celana trening kebesaran dan kepanjangan.
Melihat itu Zayden pun tertawa kecil,membuat Ayra cemberut.
"Sini,Kakak bantu,celana ini kan ada talinya Ayra" ucap Zayden lalu mengencangkan tali celana trening itu hingga sedikit pas dibadan mungil Ayra
"Sudah kan,ayo..." ucap Zayden
Zayden pun menyalakan motornya.
"Pegang Kakak ya" seru Zayden lalu menarik gas motor dengan kencang
Ayra yang tidak siap pun,refleks memeluk pinggang Zayden dengan erat.