The Blood Judgement I : Zero

The Blood Judgement I : Zero

Chapter 1 - Prologue

Semua pengakuan tidak ada gunanya sama sekali. Di dunia ini tidak ada keindahan seperti yang diharapkan. Setiap manusia yang memiliki pemikiran tentang keindahan itu, selalu berakhir dengan kekacauannya sendiri.

Semua ini salahku sendiri yang mengetahui jawaban dunia. Kondisi dunia ini jelas sudah tidak ada harapan untuk bertahan lebih lama. Oleh karena itu, sampai kapanpun, apapun yang kulakukan hanyalah bayangan dari masa laluku. Semua ketakutan yang kualami tak akan bisa diredam untuk melawan berbagai kekuasaan yang ada di alam semesta. Sama seperti orang bijak yang akan dikutuk oleh kebijakannya dan peradaban manusia layaknya bintang yang indah di langit ini pada akhirnya akan jatuh.

Dunia yang seakan-akan tidak bisa melihat masa depanku sendiri ini terasa sudah sangat memuakkan. Sepertinya dunia ini telah menyia-nyiakan pengorbanan yang kulakukan hingga terasa tidak ada gunanya sama sekali. Sudah beberapa bulan berlalu sejak aku tahu jawaban dipikiranku. Segalanya selalu akan kembali pada ketiadaan dan  ketidakpastian.

Aku memang tidak berguna, bisa-bisanya memiliki hidup tanpa  keadilan seperti ini. Aku pikir semua orang tidak ada yang peduli padaku.

Bumi sudah mulai hancur dan sekarat, dikarenakan perang melawan Monster buas emperor dan Erupsi Malaikat terus menerus hingga sekarang. Mereka bisa dikatakan sudah menguasai bumi sepenuhnya, aku tidak peduli dan merasa sepasrah apapun itu tidak penting lagi

Menjadi sosok penyelamat yang dipaksakan bukanlah ide bagus untuk melindungi bumi. Sudah Banyak teman-temanku yang berjuang mati-matian demi umat manusia termasuk diriku sendiri. Tapi, nyatanya itu semua hanyalah kenaifanku belaka, perjuangan yang ku alami sia-sia saja untuk dihormati oleh teman-temanku.

Dunia yang menyedihkan ini sudah menolak takdirku seakan-akan tidak ada gunanya melawan bahkan dalam pikiran batinku.

Aku sudah kehilangan arah dan mental. Melihat semua orang yang sudah kuselamatkan hanya karena kenaifan belaka, tapi berakhir dengan hasil nihil. Mereka pasti mencemoohku. Seharusnya kubiarkan mereka mati saja!

seandainya tuhan itu ada, aku berharap tuhan bisa mengabulkan doa-doaku.

Aku hanya memiliki satu keinginan saja, aku harap bisa lahir di dunia yang berbeda, yang memiliki kehidupan lebih baik dari dunia ini. Tidak apa-apa kalau dunia selanjutnya berbeda dengan dunia ini, akan ku jalani dengan sepenuh hati.

19 April 2137

Sebuah kota metropolitan di asia Timur yang tepatnya di negara china, Korea dan Jepang, kota bernama Neo Metropolitan itu cukup maju. Kota itu memiliki banyak teknologi yang mutakhir dan canggih. Di ketiga negara pastinya ada banyak pengungsi yang harus mereka pilih salah satunya demi kelangsungan hidup sebab ketiga negara menjadi dinding pelindung bagi umat manusia di Neo metropolitan.

Dari seluruh pasukan hanya tersisa sedikit. Insiden ini merenggut banyak korban jiwa, ada banyak monster buas emperor dimana-mana dan menimbulkan banyak korosi bagi bumi.

makhluk ini bukanlah berasal dari luar angkasa ataupun galaksi lain melainkan makhluk yang di kirimkan oleh tuhan di karenakan erupsi dari para malaikat demi menghakimi manusia di bumi karena sudah merusak ekosistem bumi. Sudah tak terhitung jumlah manusia di seluruh dunia yang bertarung sampai akhir namun hasilnya tetap nihil. Banyak juga diantara mereka yang takut akan kematian, terlebih prajurit yang bertarung bukanlah laki-laki.

seluruh prajurit di medan perang 98% hanyalah seorang perempuan yang disebut Valkries dan 2% prajurit laki-laki yang benar-benar cukup langka yang bisa beradaptasi dari korosi.

Penyebab banyaknya perempuan yang menjadi prajurit Valkries karena perjanjian yang ditandatangani menyebutkan bahwa tidak boleh ada diskriminasi, perempuan sudah bisa maju ke medan perang.

seiring berjalannya waktu jumlah reproduksi tidak meningkat sama sekali membuat jumlah manusia hanya tersisa sedikit. Para ilmuwan Society Of Scientiets mencoba merancang teknologi Project Trait yang dimana teknologi tersebut berguna bagi umat manusia setelah dunia gagal di selamatkan untuk bisa bertahan dari akhir penghakiman.

Banyaknya laki-laki yang tidak bisa bertahan karena korosi atau tidak bisa beradaptasi dengan wilayah yang berada di korosi membuat pemerintah dunia membuat aturan ketat bagi laki-laki yang berencana bergabung sebagai prajurit.

******

01 November 2137

Sesosok pemuda berumur 12 tahun yang pendiam dan Cukup tertutup kepada orang-orang bernama Akio Graham, ia hanya mengurung diri dikamar saja semenjak insiden erupsi malaikat ke-68, semuanya menghilang termasuk orang tua nya. Malaikat di golongkan sebagai manusia yang bermanifestasi dari energi korosi terkumpul menjadi satu sebagai Erupsi. Malaikat ke-68 mempunyai Kekuatan petir sama seperti Malaikat ke-3. Malaikat ini telah menghancurkan Banyak peradaban dekat Benteng pertahanan.

Pemuda itu depresi melihat kedua orang tuanya terbunuh oleh serangan malaikat ke-68. Yang ia miliki hanyalah ingatan tentang keduanya terbunuh di depannya saat ia masih berumur 4 tahun. Ingatan terakhir Bersama orang tuanya cukup samar, walaupun dia berencana melupakan ingatan pasca insiden. Sesekali ia mencoba tidak mengingat kejadian itu lagi sesudah orang tuanya mati.

Dia tidak punya rumah sama sekali. Tempat yang ia tinggali sekarang adalah rumah dinas di Benteng pertahanan demi melindungi pengungsi dari serangan Monster Emperor. Dia tidak punya kenalan sama sekali ditempat ini.

Pemuda itu adalah... aku. Diriku masih trauma pasca insiden yang menimpa keluargaku. Terlepas dari masalah kedua orang tuaku pergi meninggalkanku selamanya di dunia ini, kadang mencoba berani namun pada akhirnya tetap tidak berani mengingat kejadian itu. Sambil merenung dan berpikir untuk memberitahu seluruh valkries, hanya saja entah kapan mereka datang.

Saat itu aku hanya berusia 10 tahun. Tidak banyak pekerjaan yang bisa aku lakukan. hanya mencoba berdagang di wilayah kelas bawah dari hasil Bansos. Selain itu juga diriku melihat Kondisi pengungsi yang terkena diskriminasi Sesama Pengungsi lainnya. Sepertinya kehidupan di wilayah ini Tidak terpikirkan lagi.

Semenjak pekerjaan ini kujalani setahun lalu. Aku berencana tidak ingin keluar dari kamar dinas, ketakutanku pada dunia luar seperti suatu hal yang mengakar.

Tanpa sadar ada Seorang valkries mengetuk pintu dengan begitu lembut. Sosok valkries itu mengetuk  begitu lembut namun terus-menerus sampai membuat ku terganggu memainkan Dampak Gadis 3rd kebetulan Story kujalani Masih chapter 34 tepat arc Moon apalagi MC nya cukup cakep dan imut berinsiatif "Kiana". Tapi, Ketukan Di pintu Kamar ku mulai Lebih keras dengan suara Lembut dari valkries tersebut.

"Apa kau ada di kamar?" Tanyanya sambil mengetuk pintu sedikit keras.

"Cih... Menganggu Saja." Aku yang tidak senang dengan Ketukan pintu di kamar ku.

Karena cukup terganggu, aku beranjak untuk membukakan Pintu sedikit pelan. Setelah ku bukakan ternyata seorang gadis berparas cantik Dan rambut Coklat.

"Ada apa?! Aku sedang tidak butuh bantuan mu." Aku memilih mengintip dipintu saja dengan menggunakan sebuah masker agar wajahku tidak terlihat oleh siapapun.

"Kebetulan kau sedang menganggur mungkin kau bisa membantuku, aku sedang kesulitan." jawabnya dengan memberikan senyuman Manisnya.

"Tidak, aku tidak ingin keluar Kamar sedikitpun. Saat ini aku sedang sibuk ini." ucap ku sambil mengerutkan Kening.

"Masa sih, aku mendengar suara kau lagi main game." jawab nya sembari mendekati ku dengan menatap ku.

"Sudah kubilang, aku tidak mau ikut untuk membantu mu." Ucap ku dengan lantang.

Tak kuduga valkries itu mulai menarik tanganku saat aku lengah. Tangannya begitu lembut dan halus. tetapi ini pengalihan saja apalagi dia benar-benar membuatku keluar dari kamar dengan pakaian Pengangguran seperti ini.

Sontak pikiranku mulai memegang tangan Gadis yang pegang tangan ku yang lain sedang membawaku pergi membantu. Kejadian ini tidak pernah ada sesaat itu juga, diri ku belum mematikan Komputer yang sedang menyala saat memainkan Dampak Gadis apalagi di situ ada Valkries berinsiatif "Kiana" dengan outfit putih ada api nya, padahal itu kubeli dari hasil kerja keras sebelum menganggur.

Valkries tersebut menoleh kepada ku saat tangannya di pegang Balik.

"Sudah kubilang, aku tidak ikut."

Valkries Menatap wajah ku saat tangannya dan tangan ku bersentuhan satu sama lain antara kedua tangan kita berdua mulailah ada keraguan padaku. Sepertinya diri ku memang bodoh atau apa kok seberani itu menantang Valkries yang memiliki kehormatan tinggi di Benteng pertahanan.

Saat itu juga ia berkata denganku lalu melepaskan tangannya dari tangan ku.

"Pemuda seperti mu pasti pengungsi yang trauma memikirkan Kejadian pasca Erupsi." Ucapnya.

"Jangan khawatir kau akan Aman di sini selagi masih mematuhi Peraturan." lanjutnya sambil memegang Kedua pundak ku.

Apaan ini? Kenapa dia terlalu dekat? Terlebih perasaanku mulai tidak enak. Dia cukup cantik hanya saja payudaranya membuatku tidak bisa  menahan diri. Ini benar-benar godaan bagi ku.

......BERSAMBUNG......

Terpopuler

Comments

LyanaLyrashiaa_1805

LyanaLyrashiaa_1805

bagus ni, semangat ya kak!!

2024-06-22

2

ChiArt_27

ChiArt_27

dia pasti trauma liat orang tuanya tewas di depan mata

2024-06-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!