NovelToon NovelToon
Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Dicerai Suami Dinikahi Mantan Atasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Kaya Raya / Penyesalan Suami
Popularitas:205k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kaisar Biru Perak

Hubungan manis antara Nisa dan Arman hancur akibat sebuah kesalahpahaman semata. Arman menuduh Nisa mewarisi sifat ibunya yang berprofesi sebagai pelacur.

Puncaknya setelah Nisa mengalami kecelakaan dan kehilangan calon buah hati mereka. Demi cintanya untuk Arman, Nisa rela dimadu. Sayangnya Arman menginginkan sebuah perceraian.

Sanggupkah Nisa hidup tanpa Arman? Lantas, berhasilkah Abiyyu mengejar cinta Nisa yang namanya selalu ia sebut dalam setiap doanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaisar Biru Perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Love Action

Satu bulan kemudian ...

"Sayang, kenapa?" Biasanya, Raya akan berlari saat melihat Nisa datang menjemput. Tapi hari ini berbeda karena Raya hanya berjalan dengan wajah tertunduk. "Kamu bertengkar dengan temanmu, hmm?"

"Enggak," jawab Raya.

"Terus?" Nisa menyetarakan pandangannya, menarik tubuh anak kecil yang saat ini memeluk kedua kakinya. "Hari ini ada tugas dari Bu Guru. Tugasnya sulit, Mama!"

Pipinya sengaja dia gembungkan dan itu membuat Nisa tak tahan untuk tidak mencubitnya. "Mama kan bisa ngajarin Raya nanti," ucap Nisa.

"Tapi, Raya nggak suka sama tugasnya!" Tiba-tiba Raya diam. Tugas dari gurunya sebenarnya hanya mengarang, tapi Raya benci karena dia harus menyisipkan foto sebagai kenangan. "Teman-teman Raya mau pergi piknik," lanjutnya.

"Kalau begitu, kita juga pergi piknik." Nisa memegang tangan Raya. Lalu menceritakan apa saja yang akan mereka lakukan nanti. "Kita akan memanggang daging, lalu mengambil foto untuk tugas sekolah, bagaimana?"

"Tapi kan mama sibuk?" kata Raya.

Sibuk?

Ya, tentu saja Nisa sibuk. Baru-baru ini dia membuka toko kue kecil-kecilan di depan rumah. Selain itu, Nisa juga membuka jasa les privat.

Nisa bahkan tidak memiliki quality time untuk dirinya sendiri. Tapi, jika itu untuk Raya, apapun akan Nisa usahakan. Karena itulah Nisa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak. Mama nggak sibuk, kok!"

"Bener?" tanya Raya.

"Iya," jawab Nisa.

Akhirnya, bocah kecil itu pun tersenyum. Tapi, apa bagusnya pergi berdua. Bukankah lebih baik mereka menambah anggota agar piknik itu lebih asyik?

Setidaknya, itulah yang terlintas di pikiran Annisa. Kebetulan, gadis itu baru menyeberang dan tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.

"Oh, jadi kamu mau piknik?" Annisa mengambil Raya dari pelukan Nisa. Lalu menggendong anak manis itu dan menekan kedua pipinya hingga mulutnya maju ke depan. "Butuh sopir buat nganterin, nggak?"

"Sopir?" Raya yang tadinya melihat Annisa kini beralih melihat Nisa. "Mama, apa kita butuh sopir?"

Nisa menggeleng dengan cepat. "Nggak, kita akan menggunakan jasa tour & travel. Mama akan memesan tiketnya nanti."

"Mbak An, mama bilang nggak butuh!" ulang Raya sembari menggeleng.

Mendengar jawaban itu, Annisa mendengus pelan. Untung dirinya tak pernah kehabisan akal. Karena Nisa menolak, dia pun mulai menghasut Raya.

"Ngomong-ngomong, Om Abiyyu pasti sedih!" Annisa memasang wajah memelas. Menunjukkan akting luar biasa di hadapan Raya yang langsung iba begitu mendengar ceritanya.

Raya dan Abiyyu sudah sangat dekat. Tak jarang Abiyyu menjaga anak itu saat Nisa sibuk memberinya les. "Siapa yang akan menemani Om Abi main bola bekel kalau kamu pergi?"

"Yah, Om Abi kasihan banget ya, Mbak An?" Wajah cantiknya tiba-tiba murung dan saat itulah Raya menoleh dan bertanya, "Mama, bagaimana kalau Om Abi diajak?"

"Nggak bisa, sayang!" Kali ini, Nisa mengambil Raya dari pelukan Annisa. "Om Abiyyu sibuk!"

"Enggak, kok!" Annisa buru-buru menyangkal. "Belakangan ini Mas Abi seperti pengangguran. Kerjaannya hanya menghabiskan nasi di rumah. Daripada nggak ngapa-ngapain, kenapa nggak minta dia yang jadi sopirnya?"

Sebenarnya, Annisa tahu. Annisa tahu kalau kakaknya menyukai Nisa. Untuk itulah Annisa mencari cara untuk mendekatkan mereka. Beruntung sekali kesempatan itu datang sekarang.

Gadis itu menatap dengan penuh harap. Berharap Nisa mengatakan iya. Dan, waktu sedang berpihak padanya.

Karena sebelum Nisa membuat keputusan, Raya sudah lebih dulu bersorak. "Horee, Raya mau piknik sama Om Abi!"

"Jangan lupakan aku!" Annisa buru-buru meralat. "Aku juga mau ikut!"

"Kalian?" Nisa melongo. Salah satu alisnya terangkat keatas. "An, sebenarnya kamu kan yang mau ikut piknik?"

Annisa tersenyum lebar menunjukkan giginya yang putih. "Mau bagaimana lagi, Annisa suntuk belajar terus!"

Tentu saja itu hanya alasan. Tidak mungkin Annisa mengatakan alasan yang sebenarnya, kan?

Annisa pun menjauh beberapa langkah. Segera menghubungi Abiyyu sebelum calon kakak ipar idamannya berubah pikiran.

Di sisi lain, Abiyyu yang saat ini sibuk dengan tuts-tuts keyboardnya langsung mengangkat telepon dari Annisa. "Hallo, Dek?"

Pria itu menjawab telepon dengan lembut. Annisa yang tumben-tumbennya dipanggil dengan sebutan 'dek' sampai nyengir dibuatnya. "Mas, Annisa mau pergi piknik sama,-"

"Nggak boleh!" potong Abiyyu.

Tanpa menunggu adiknya selesai bicara, Abiyyu sudah mengatakan tidak. "Tapi kan perginya sama kamu, Mas!"

"Sama Mas Abi?" Dahi Abiyyu mengkerut mendengarnya. Heran, karena tiba-tiba Annisa mengajaknya piknik. "Nggak mau. Mas sibuk!"

Sumpah, ingin rasanya Annisa membanting sesuatu. Setelah susah payah membujuk Nisa, inikah jawaban dari Abiyyu?

Tak apa kalau pria itu menolak, tapi setidaknya bukankah dia harus tahu dengan siapa mereka akan pergi?

"Annisa mau piknik sama Raya dan Mbak Nisa." Di sela-sela obrolan itu, Annisa menoleh. Lalu mengancam Abiyyu dengan suara pelan. "Annisa nggak mau tahu, pokoknya Mas Abi harus ikut. Titik!"

"Piknik sama Nisa?" Abiyyu langsung bangkit dari duduknya. "Kenapa kamu nggak bilang dari tadi, sih?"

Bukannya berterimakasih, pria itu malah mengomeli adiknya. Dan setelah dia tahu dengan siapa mereka akan pergi, Abiyyu pun meralat ucapannya tadi. "Baiklah, kalau begitu kalian siap-siap sekarang. Kita akan berangkat satu jam lagi, okay?"

Pria itu mematikan teleponnya, lalu menutup laptopnya. Soal pekerjaan, dia bisa mengerjakannya nanti.

Sekarang, yang terpenting adalah mengemasi barang dan pulang ke rumah. "Terimakasih ya, An? Mas Abi janji akan memberimu uang jajan lebih banyak mulai besok," kata Abiyyu berbunga-bunga.

Sementara itu di seberang sana ...

"Wah, apa-apaan sikapnya ini?" keluh Annisa.

"Kenapa?" Nisa tertawa melihat tingkahnya dari kejauhan. "Kakakmu pasti sibuk, kan?"

"Enggak kok!" Annisa menggeleng. "Mas Abi minta kita siap-siap karena kita akan pergi satu jam lagi."

"Satu jam lagi?" Nisa memelotot. "Kita kan belum siap-siap?"

Tentu saja Nisa kaget. Mereka belum mempersiapkan apapun. Akan pergi kemana saja juga belum di putuskan.

"Sudahlah Mbak!" Annisa menenangkan Nisa. "Kalau Mas Abiyyu sudah bilang begitu berarti dia sudah mengatur semuanya. Kita hanya perlu memasukkan baju ke dalam koper!"

.

.

.

Satu jam kemudian ...

"Aku tidak menyangka sampai melakukan hal ini!" Annisa menghela nafas panjang. Lalu memakan obat anti mabuk yang dia beli secara dadakan.

Setelah obat itu berpindah ke perutnya, Annisa pun meminta Raya memakan obat yang sama. "Kamu minum juga, ya?"

Raya menggeleng dengan cepat. "Nggak mau. Raya nggak akan muntah, kok!"

Soal itu, Annisa juga tahu. Annisa sendiri bukan tipe orang yang suka mabuk. Alasannya minum obat anti mabuk adalah agar Abiyyu dan Nisa memiliki banyak waktu untuk ngobrol berdua.

"Sini!" Annisa pun melambaikan tangannya dan Raya mendekat. Entah apa yang Annisa bisikkan di telinga anak kecil itu, tapi yang jelas Raya buru-buru meminum obatnya dan melakukan tos dengan Annisa.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Nisa ketika melihat mereka berdua tertawa cekikikan.

Sementara itu, Abiyyu yang baru menaikkan koper meminta mereka segera naik ke mobil. "Ayo naik. Kita berangkat sekarang!"

"Horee!" teriak Raya dan Annisa bersamaan.

***

1
Jio
Luar biasa
Rina Rina
makan tu cinta plakor
retiijmg retiijmg
lanjut kak...
Merica Bubuk
🤭🤭🤭
sweetpurple
Luar biasa
Lusia Tanti
abiyu..... bikin aku gemeeees saja
ada ada saja kamu tuuuuuuuu
Lusia Tanti
kasihan si Arman.... jadi calon om yang pengertian dan siap siaga ☺☺
Lusia Tanti
aduuuuh.... aku jadikan sama abiyu... tapi aku juga pingin ketawa keras keras 🤣🤣🤣🤣
Lusia Tanti
bikin ketawa ngakak
pak darmawan bikin aku pingin cubit kamu lho pak
Bojone pak Lee
😂
Bojone pak Lee
😂🤣😂🤣
Bojone pak Lee
kami para readers berharap kamu jadi suami Nissa😊
Achmad Yuli
sudah berbab bab..tp kok gg ada crita kehidupan sarah istrinya armand
Aurora
Luar biasa
Ila Lee
Alhamdulillah Abi dan Nisa
@train
alasan saja si abi ini/Facepalm//Facepalm/
Nur Fatihah
seru
Yuli Purwati
lanjut
Ila Lee
Abi ada anak kamu tu jgn keras2 Dong
Welas Trianingsih
😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!