Kallea Jidan

Jidan tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Jidan tidak suka Kallea diselingkuhi, tapi Jidan juga merasa akan lebih baik jika Jayden terus sibuk dengan selingkuhannya. Karena dengan begitu Kallea bisa terus berada disamping Jidan.

Jujur saja, Jidan tidak suka Kallea memiliki lebih banyak waktu bersama Jayden dibandingkan dengan dirinya. Seperti sekarang, Kallea belum pulang dan belum mengabari Jidan karena jayden mengajak perempuan itu pergi.

Jidan pikir Kallea hanya akan pergi sebentar bersama Jayden, tapi sudah seharian Kallea pergi dan masih belum juga ada kabar sampai sekarang.

Selama satu bulan setelah Jidan dan Kallea meresmikan hubungan, mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Rasanya ada yang hilang karena hari ini Kallea pergi bersama Jayden.

Cek lek

Jidan langsung beranjak dari tempat duduknya mendengar suara pintu apartemen terbuka, menandakan ada seseorang yang memasuki apartemen itu.

"Oh, Jidan? kamu nungguin kakak?" tanya seseorang yang kini berjalan memasuki apartemen.

Kallea akhirnya pulang setelah berjam-jam Jidan menunggunya di ruang tamu.

"Iya, kakak kemana aja sama Jayden? kenapa baru pulang sekarang?" tanya Jidan cemburu karena hari ini Kallea seharian pergi bersama Jayden dan tidak ada kabar.

Seharusnya Jidan tahu diri karena statusnya hanya selingkuhan Kallea, tapi hati kecilnya tidak bisa menerima itu.

Sudah paling benar Jayden sibuk dengan kuliah dan selingkuhannya, kenapa sekarang Jayden harus mengganggu dan mengajak Kallea pergi?!

"Tadi Jayden cuma ngajak kakak jalan," jawab Kallea ragu melihat wajah Jidan saat ini.

Kallea tahu Jidan sedang cemburu. Padahal, baru hari ini Kallea menghabiskan waktu bersama Jayden. Biasanya Kallea selalu disamping Jidan, kecuali saat mereka sedang kuliah.

"Kemana? kenapa baru pulang?" tanya Jidan lagi masih belum puas dengan jawaban Kallea.

Jidan seperti seorang suami yang mengetahui istrinya selingkuh dengan laki-laki lain, padahal Jidan lah yang berperan sebagai selingkuhan disini.

Demi Tuhan, Jidan sudah berusaha untuk bersikap biasa saja dan berusaha tidak cemburu, tapi Jidan tidak bisa. Kecemburuan di dalam hatinya terlalu sulit untuk dikendalikan.

"Nemenin mamah kamu belanja, terus ketemu sama temen mamah kamu jadi lama," jawab Kallea seadanya.

Kallea baru pulang sekarang karena Kallea harus terlibat obrolan dengan ibu-ibu yang kalau sudah mengobrol suka lupa waktu. Bukan karena Kallea ingin berlama-lama bersama Jayden.

Kallea sudah muak melihat Jayden yang bersikap seolah hubungan mereka baik-baik saja setelah satu bulan lebih Jayden tidak memberi kabar. Tapi status mereka membuat Kallea mau tidak mau harus menjalankan perannya.

Kallea tidak mungkin mencampakkan Jayden disaat mereka masih terikat status. Karena sampai sekarang Jayden belum juga mengakhiri hubungan mereka.

"Sama mamah juga?" tanya Jidan. Seketika tatapan tajamnya berubah setelah mengetahui Kallea tidak hanya jalan berdua bersama Jayden.

Rasa cemburu Jidan terobati dan bahkan sekarang laki-laki itu sudah bisa mengulas senyuman di bibirnya.

"Iya, kan kakak udah bilang tadi sebelum pergi. Kamu lupa?" tanya Kallea membalikkan pertanyaan Jidan karena tadi pagi memang Kallea memberitahu itu pada Jidan.

Jidan mungkin lupa, tapi Kallea ingat dengan jelas sudah memberitahu Jidan.

"Cemburu tuh pasti berondong lo," ucap seseorang tiba-tiba muncul dari belakang tubuh Kallea.

Ternyata Kallea tidak pulang sendiri, Kallea datang bersama sahabatnya, Bianca.

Bianca sahabat Kallea dari SMA, bahkan sekarang mereka satu kampus dan satu jurusan kuliah.

"Padahal gue sampe diminta kesini loh, biar Jayden gak pake acara mampir," ucap Bianca menatap Jidan dan Kallea bergantian.

Bukan hanya Jayden yang memiliki sahabat yang membiarkannya berselingkuh, Kallea juga memiliki sahabat yang bahkan mendukung perselingkuhannya.

Bianca ini Kallea Jidan shipper garis keras. Bianca sampai rela jauh-jauh datang ke apartemen Kallea supaya hubungan Kallea dan Jidan tidak sampai diketahui Jayden.

"Beneran?" tanya Jidan menatap Kallea dan meminta kebenaran dari kekasihnya itu.

Jidan tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya mengetahui Kallea menyuruh Bianca datang demi dirinya dan hubungan mereka.

"Ya beneran, makanya gue ada disini," ucap Bianca mewakili Kallea menjawab.

"Minta maaf gak lo udah galak sama sahabat gue?!" Bianca berkacak pinggang.

Bianca tidak terima Jidan galak terhadap sahabatnya, meskipun alasannya karena Jidan cemburu.

"Maaf..." Jidan langsung meminta maaf dan menarik tubuh Kallea ke dalam pelukannya.

Bianca yang jomblo sejak lahir kesal sendiri melihat Jidan memeluk Kallea di hadapannya seperti itu.

"Heh! gue cuma nyuruh lo minta maaf!" Bianca menarik Jidan supaya berhenti memeluk Kallea, tapi nihil karena pelukan Jidan terlalu kuat.

Tubuh pendek dan kecil Bianca harus bertarung dengan tubuh tiang Jidan, tentu saja Bianca tidak akan menang.

"Erat banget meluknya, anjir!" umpat Bianca menatap Jidan kesal.

Ayolah, Bianca datang kesini bukan untuk melihat kemesraan orang lain. Bianca hanya ingin membantu Kallea mengusir hama seperti Jayden pergi.

Bianca sudah dari dulu tidak menyukai Jayden. Sekarang setelah terungkap Jayden selingkuh, rasa tidak sukanya meningkat berkali-kali lipat.

"Sirik aja lo, kak," ucap Jidan malah meledek Bianca.

Memang tidak tahu diri sekali berondong yang satu ini. Sudah dibantu bukannya terimakasih malah enak-enakan pelukan di depan Bianca.

"Maaf ya, kak. Aku gak tahu kalau kakak pergi sama mamah juga," ucap Jidan pada Kallea.

Dengan kata lain, Jidan tidak akan cemburu kalau tahu Kallea tidak hanya pergi berdua bersama Jayden.

"Iya, gapapa," ucap Kallea membalas pelukan Jidan.

Semenjak mereka pacaran dan tinggal bersama, Jidan menjadi semakin manja dan cemburuan. Tapi Kallea tidak mempermasalahkannya karena Jidan berhak untuk manja ataupun cemburu.

"Emang gak ada akhlak berondong lo," Bianca akhirnya pasrah dan menyelonong masuk ke dalam apartemen Kallea.

Daripada melihat pasangan yang sedang pelukan, lebih baik Bianca pergi mencari makanan di dapur. Kebetulan juga perutnya sedang lapar.

"Kakak gak bisa nafas loh, Jidan," ucap Kallea saat Jidan masih terus memeluknya.

Kallea juga merasa tidak enak pada Bianca yang mungkin terganggu mereka seperti ini.

"Maaf," Jidan akhirnya melepaskan pelukan mereka.

Memang harus Kallea yang bicara supaya Jidan sedikit menurut. Kallea pawang terbaik Jidan sejauh ini. Bahkan, Kallea sampai dikenal teman satu tongkrongan Jidan karena masalah ini.

"Kakak pasti capek, mau minum gak?" tanya Jidan pada Kallea membuat Bianca kembali melayangkan protesnya.

"Yang tamu disini gue, heh! kenapa gue gak ditawarin minum?" protes Bianca sambil terus berjalan menuju dapur.

"Bukannya lo mau ke dapur ngambil sendiri?" ucap Jidan sedikit berteriak karena jaraknya dengan Bianca semakin jauh.

Bianca sudah terbiasa mengambil sendiri minuman ataupun makanan di apartemen Kallea, jadi Jidan merasa Bianca tidak butuh untuk dijamu.

"Iya, karena gak ditawarin tuan rumah," balas Bianca sebelum benar-benar pergi ke dapur.

"Ngambekan banget, heran," gumam Jidan menatap Bianca yang sudah hilang dari pandangannya.

"Iya, sama kayak kamu," ucap Kallea membuat Jidan menatap padanya.

Jidan juga ngambekan kalau Kallea pergi bersama Jayden, suka tidak sadar memang berondong yang satu itu.

Oh ya, selisih usia Kallea dan Jidan hanya dua tahun. Kallea kuliah bisnis semester akhir sementara Jidan sekarang baru semester empat.

Tapi, meskipun hanya dua tahun, Jidan tetaplah berondong bagi Kallea.

"Aku gak ngambekan kok, kalau kakak gak jalan sama Jayden," balas Jidan.

BERSAMBUNG

Terimakasih sudah membaca novel ini...

Jangan lupa tinggalkan jejak biar semangat update 😉