Takdir sungguh begitu menyesakkan bagi diriku . Takdir membuat hidup ku berubah total . Kamu datang membawa kebahagiaan atau luka aku pun tidak tau itu . Tapi saat kehadiran mu , semua nya berubah . Bahagia, hanya di awal nya saja , hingga luka itu datang seiring berjalan nya dengan waktu . . Tapi ini semua bukan salah mu, tapi ini semua salah ku , yang terlalu terburu-buru menilai sesuatu . Bahkan aku tidak pernah peduli dengan nasihat orang . Waktu itu aku terbuai dengan cinta manis mu . . Ini Kisah ku, kisah Khairunnisa yang mengalami kepahitan setelah aku menikah . . Note : cinta itu tidak selama nya indah , jika kamu mencintai seseorang bukan karena Allah , melainkan karena nafsu dunia mu, tapi cinta itu akan berkali-kali indah , jika kamu mencintai seseorang karena Allah . Karya asli ... No plagiat . . Di larang keras meniru . .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
"Rendang nya enak sekali bude . Alhamdulillah masakan bude enggak pernah mengecewakan . " Ucap Nisa saat kedua nya baru saja menyantap masakan dari bude Sira . Nisa juga langsung mencuci piring dan membersihkan meja makan itu , walaupun bude Sira melarang nya . Namun , Nisa tetap melakukan nya .
"Sudah Nis, biar bude saja . Kamu lagi hamil besar juga ." Ucap bude Sira .
Nisa menggeleng kan kepala nya . "Satu piring lagi juga kok bude , ini enggak bakalan capek buat Nisa. Nisa sudah terbiasa bude ." Sahut Nisa sambil terus mencuci piring .
Terbiasa ? Ya , hati bude Sira berdenyut mendengar nya . Wanita malang itu memang terbiasa melakukan nya . Karena di rumah mertua nya tidak ada yang melakukan hal tersebut selain Nisa .
Beruntung nya Mirna mendapatkan menantu seperti Nisa , namun apa , wanita paruh baya itu sama sekali tidak bersyukur . Mirna malah semena-mena dengan Nisa .
"Loh , ibu kok enggak bangunin Tiar sih ?" Seorang pemuda tampan datang menghampiri bude Sira , lalu memeluk bude Sira dengan manja .
Bude Sira tersenyum. "mana mungkin ibu tega bangunin kamu . Kamu pasti kecapean. Yaudah sana mandi habis itu makan . Ibu sudah buat rendang sama sup buat kamu ." Ucap bude Sira .
Tiar tersenyum , mengecup pipi ibu nya itu dengan sayang . Tidak ada hal yang paling membahagiakan hati nya selain melihat ibu dan adik nya bahagia .
Tiar sudah satu tahun lamanya merantau di Kalimantan , pria itu memang memutuskan merantau karena di sana pekerjaan banyak . Bude Sira awal nya tidak setuju, tapi karena Tiar meminta nya , dan mengatakan jika dirinya akan pulang satu tahun , akhirnya bude Sira mengijinkan nya . Lagian kerjaan di desa ini hanya menjadi kuli bangunan saja , itu juga kalau ada , selebihnya mereka serabutan .
"Udah bude , yuk kita ke warung ."
Dan bertepatan pada itu juga , mata Tiar menatap sosok wanita berperut buncit dan berpakaian lusuh yang tengah menatap ke arah dirinya juga .
Tiar mengerutkan kening nya saat menatap sosok wanita yang baginya tidak asing itu .
Sedangkan Nisa , wanita itu langsung menundukkan kepala nya .
"Nis , kenalin , ini anak sulung bude . Nama nya Tiar . Dia baru aja pulang dari Kalimantan . " Ucap bude Sira memperkenalkan Tiar pada Nisa.
Nisa menggigit bibir bawah nya , sungguh dirinya tidak pernah menyangka jika lelaki ini adalah anak dari wanita sebaik bude Sira .
Sedangkan Tiar langsung membulat kan kedua bola mata nya , lalu menoleh ke arah ibu nya . "Nama nya siapa Bu ?"
"Nama nya Khairunnisa . Dia istrinya Doni , sepupu kamu "
Tiar terpaku di tempat nya . .
•
"Wah habis semua bakso nya . Emmm bahan-bahan nya juga habis , kita ke pasar yuk bu. " Ucap Desi saat melihat semua dagangan ibu nya habis ludes hari ini . Dan persediaan bahan-bahan untuk besok juga habis .
"Yuk , ibu juga ada yang mau di beli . Oiya Nis , kamu enggak keberatan kan kalau di sini dulu . Soal nya bude mau pergi ke pasar sama Desi . Kamu istirahat saja dulu , tunggu bude ya , masih siang juga , Doni juga belum pulang. "
Nisa mengangguk kan kepala nya . "Iya bude. Nisa di sini aja . " Sahut Nisa .
Bude Sira tersenyum .
"Mbak kalau mau tidur di kamar aku ya. " Ucap Desi .
"Enggak apa-apa Des . Mbak duduk di sini aja. " Tolak Nisa , mana mungkin dirinya tidur di kamar Desi , segan sekali dirinya masuk ke dalam rumah bude Sira saat tidak ada orang nya.
"Yaaaah , yaudah deh , yuk bu , bay bay mbak Nisa ...."
"Bay"
Nisa tersenyum, entah mengapa hati nya selalu menghangat jika bersama keluarga bude Sira . Mereka sangat baik hati, selalu memperlakukan Nisa baik . .
"Ekhm "
Suara dekheman seseorang membuat Nisa menoleh , Nisa langsung menundukkan kepala nya saat menyadari kedatangan anak sulung bude Sira itu.
Tidak pernah menyangka sebelum nya jika dirinya akan bertemu dengan pemuda ini lagi .
"Apa kabar Nis ?" Tanya Tiar , lalu duduk di samping Nisa .
Nisa menggeser duduk nya agak menjauh dari Tiar, tidak baik bukan , duduk berdekatan dengan yang bukan mahramnya , terlebih di sana hanya mereka berdua saja , bude Sira dan Desi tidak ada . Nisa tidak mau terjadi fitnah nanti nya .
"Alhamdulillah baik, bagaimana kabar mas "
Tiar tersenyum kecut saat mendengar nya . Tiar tau , sangat tau bagaimana kabar dari wanita ini , baju nya yang lusuh , kulit nya tidak seputih dulu, bahkan tubuh Nisa kurus kering , hanya perut nya saja yang tampak menonjol .
Sedikit nya , Tiar bisa melihat jika wanita di samping nya dalam keadaan tidak baik-baik saja .
"Alhamdulillah baik, tapi kurang baik setelah kamu memutuskan hubungan waktu itu Nis "
Deg
Jantung Nisa berdentam keras saat pria itu mengatakan hal tersebut , seolah dirinya harus terlempar pada kejadian beberapa tahun silam saat pemuda tampan nan baik di samping nya ini menangis saat Nisa memutuskan hubungan kedua nya.
Ya salah Nisa , karena Nisa terlalu bodoh memutuskan hubungan seseorang sebaik Tiar ini . Tidak ada alasan apa pun saat Nisa memutuskan hubungan mereka dulu .
"Mas emang kelihatan nya baik Nisa . Tapi mas masih sedih aja kalau ingat hubungan kita udah berakhir . Dan tau-tau nya kamu malah nikah sama adik sepupu nya mas . "
Nyeri sekali rasanya, ada sesuatu yang menusuk relung hati Tiar , saat mendengar perkataan dari ibu nya tadi , padahal Tiar berencana saat pulang dari Kalimantan nanti , dirinya hendak datang ke rumah Nisa , melamar wanita ini .
Tapi harapan nya itu hancur seketika , dirinya sudah tidak punya impian lagi mendapatkan wanita pujaan nya itu .
Nisa tersenyum kecut mendengar nya . Dirinya sungguh merasa sangat bersalah . "Maaf mas , Nisa minta maaf kalau udah nyakitin hati mas . Nisa --"
"Sudah . Semua nya juga sudah berlalu . Ya walaupun sulit sih melupakan kamu , tapi akan mas coba . Lagian kan kita ini sekarang saudaraan . Jadi kita harus berhubungan baik-baik bukan , " sela Tiar sambil terkekeh di ujung kalimat nya.
Nisa tersenyum saja mendengar nya , hati nya sedikit lega saat Tiar mengatakan hal tersebut .
"Bapak , sama ibuk gimana kabar nya Nis , mas kangen , boleh kan kalau mas datang ke sana kapan-kapan .? "
"Boleh dong mas , bapak dan ibuk pasti seneng lihat mas datang . "
Ya Tiar itu sangat dekat dengan bapak dan ibu nya Nisa, bahkan ibu dan bapak nya Nisa sangat menyukai sosok pemuda ini .
"Kamu --"
"Nisa !!!" Suara pekikan seseorang membuat kedua nya sama-sama menoleh . Mereka semua nya langsung menatap ke arah Doni yang datang langsung menyentak tangan Nisa .
"Bang !!"
"Pulang ! Dasar enggak tau diri . Ngapain kamu di sini ha ? Kamu mau jadi perempuan gatel ya ? Sama cowok lagi . Dasar enggak tau malu kamu . Kamu itu udah punya suami . " Pekik Doni emosi .
Tadi dirinya memang pulang cepat , karena pekerjaan nya sudah selesai , Doni langsung pamit pulang , namun saat melewati rumah bude nya , Doni tidak sengaja melihat istri nya tengah mengobrol dengan seseorang, dan terlebih itu pria , dan itu sepupu nya Tiar, anak bude Sira .
Meradang lah hati Doni , Doni langsung menghampiri kedua nya .
"Aku enggak gitu bang .."
"Cih enggak , dasar ! Berarti apa yang ibuk ku bilang selama ini benar bukan ? Kamu wanita penggoda ! "
"Bang " Nisa sudah menangis saat mendengar perkataan menyakitkan dari suami nya. Terlebih mereka ribut di saksikan oleh Tiar.
"Don, jangan kayak gitu , saya dan Nisa . --"
"Apa ? Kamu enggak usah ikut campur ya !" Pekik Doni .
"Kamu jangan kasar dengan Nisa "
"Urusan - urusan aku ! Dia istri aku " Doni langsung menarik tangan Nisa dan membawa nya pulang ke rumah . .
Tiar menatap sendu kepergian Nisa . .
jual diri kamu 🤭
setelah 🤰 ditelantarkan Joko gemblung
nyohok Lo
keluarga toxic keluarga semleng 🤦
ayo kakak" yg baik 👍 dipencet
bakal menyedihkan melebihi apa yg Nisa rasakan
Joko edan