Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
"Ayo Sayang, kita akan ke mall dulu buat belanja" ajak Alisya.
"Let's goo mama" pekik Reva antusias.
Alisya menggelengkan kepalanya melihat tingkah putri kecilnya itu, putrinya itu paling semangat kalau mau di ajak belanja. karena nanti dia akan membeli semua cemilan yang dia inginkan.
sesampain nya di Mall Alisya langsung mengajak putrinya untuk belanja terlebih dahulu. Alisya menaikkan putrinya ke dalam ranjang troli.
"Mama Leva mau beli ini boleh nda" tnya Reva sambil menunjuk beberapa snack.
"Boleh sayang, tapi tidak boleh banyak" jawab Alisya.
"Matacih mama" sahut Reva kemudian memasukan tiga bungkus cemilan yang di sukainya.
Alisya menjalankan trolinya lagi berpindah tempat.
"Mama Leva mau cucu mama" rengek Reva.
"Iya sayang" ucap Alisya lembut.
Setelah trolinya penuh Alisya membawa belanjaan nya di kasir.
"Mama Leva lapal" keluh Reva sambil mengelus perut buncitnya.
"Setelah ini kita makan Sayang" ucap Alisya, Reva mengangguk kecil.
Usai menghitung semua nya Alisya mengajak putrinya memasuki ke sebuah restoran yang ada di mall tersebut.
Alisya memesan menu kesukaan putrinya itu, Anaknya bukan anak yang pilah pilih ketika makan.
"Permisi Nyonya" ucap pelayan Resto membawa pesanan nya.
"Telima kacih ante" sahut Reva tersenyum pepsodent.
"Sama-sama cantik" ucap pelayan itu kemudian berlalu meninggalkan meja Alisya.
"Sebelunm makan apa dulu Sayang" tanya Alisya mengingatkan putrinya.
"Beldoa dulu mama" sahut Reva kemudian membaca doa mau makan.
Alisya menyuapi putrinya itu dengan begitu telaten, karena lagi di kejar waktu Alisya tak membiarkan putrinya itu makan sendiri.
Akhirnya makanan yang mereka pesan habis tanpa sisa. Mereka pergi meninggalkan restoran dan menuju mobilnya yang ada di parkiran.
"Kita temana ladhi mama" tanya Reva setelah di mobil.
"Kita akan pulang ke restoran Sayang, mama ada sedikit pekerjaan" jawab Alisya lembut.
"Ote mama" sahut Reva.
Di sepanjang jalan Reva menyanyikan beberapa lagu anak untuk mengusir kebosanan nya.
"Pelani, pelani, alangkah indahmu.
Melah, tuning, hijau, di lanit yang bilu.
Pelukicmu adung, ciapa gelangan?.
pelani,pelani ciptaan tuhan.
"Balontu ada lima, lupa lupa walna nya, hijau,tuning, kelabu melah muda dan bilu.
Meletuc balon hijau dolll...
hatituu canat tacau, balontu tindal empat tupenggang elat-elat."
Hingga lagu yang terakhir suara Reva makin lirih karena sudah mengantuk, dan tak lama dia tertidur.
Alisya merasa putrinya itu berhenti berceloteh, akhirnya sedikit mengintip dari kaca spion nya.
"Hihihihi..Ternyata dia tertidur, pantas saja dari tadi diam saja, tidak berisik" ucap Alisya terkekeh.
Mobil Alisya tiba di plataran restoran, Alisya menggendong Reva yang masih tertidur.
"Reva tidur Sya" Tanya Dewi ketika melihat Alisya menggendong Reva.
"Iya mbak" jawab aliya.
"Mbak Alisya minta tolong turunin belanjaan Alisya yang ada di bagasi belakang ya, kalau berat nanti mbak minta tolong karyawan laki-laki saja ya." lanjutnya Alisya meminta tolong kepada karyawanya., Restoran Alisya makin hari makin rame, membuat dia menambah beberapa karyawan lagi untuk membantunya.
*
*
*
Malam hari kebetulan keluarga besar Dinata sedang mengadakan makan malam di restoran Alisya. Restoran Alisya merupakan Restoran baru yang berkembang begitu pesat, makanan nya tak kalah dengan kualitas hotel bintang lima.
Semua keluarga Dinata hadir termasuk oma dan opa Erik yang sedang berkunjung ke Indonesia.
Rani beserta Gilang juga hadir bersama orang tua Gilang.
Mereka membooking semua ruangan yang ada di lantai satu. Mereka sedang duduk dan ngobrol sambil menunggu beberapa menu yang akan di hidangkan.
Namun tiba-tiba ada seorang gadis kecil berlari kecil kemudian mengumpet di dekat pot bunga yang lumayan besar dekat dengan meja makan keluarga Dinata.
Gadis kecil itu berjongkok sambil menunduk supaya tidak ketahuan mamanya kalau dirinya sedang ngumpet. Gadis kecil itu yang tak lain Reva yang sedang kabur dari mama nya. Gilang dari tadi menatap Reva, dia merasa familiar dengan gadis kecil itu, dirinya merasa pernah bertemu sebelumnya.
"Hei gadis kecil, lagi apa kamu ngumpet di situ" tanya Gilang yang sudah mengingat Reva yang dulu pernah menabrak nya ketika di bandung. Ucapan Gilang menarik perhatian Istrinya itu, Rani menengok sambil mengikuti arah mata Gilang.
Deg
Rani merasa tak asing dengan wajah gadis kecil itu, ia merasa pernah lihat.
"Kenapa muka kak Erik begitu mirip dengan wajah gadis kecil itu" pikir Rani dalam hati
"Syutttt...Janan belicik om, nanti Leva ketahuan cama mama" bisik Reva sambil meletakkan jemarinya di depan bibirnya.
"Ngapain kamu ngumpet, pasti kamu lagi melakukan kesalahan ya" sahut Gilang menggoda Reva.
"Hihihi..."Reva cekikikan karna merasa omongan Gilang benar. Membuat Gilang tersenyum
"Dia siapa sayang" tanya Rani penuh selidik.
"Dia gadis kecil yang tak sengaja menabrak ku ketika di bandung sekitar beberapa bulan yang lalu sayang" terang Gilang.
"Lalu kenapa dia ada di sini" tanya nya lagi.
"Entah lah sayang, aku juga tidak tahu" jawab Gilang sambil menaikkan sebelah bahunya.
"Sini Sayang, duduk sama tante" panggil Rani.
"Nda mau ante, ntal tetahua cama mama" sahut Reva.
"gak akan, kan ke halangan sama tubuh tante sama om" rayu Rani. Reva kemudian berjalan menghampiri Rani.
"Siapa itu Ran" tanya Siska yang melihat Reva duduk si sebelah Rani.
"Gak tau Mom, tapi sepertinya muka dia mirip dengan kaka versi perempuan Mom" cletuk Rani. Kebetulan yang di bicarakan orang tua nya belum datang.
"Jangan ngarang kamu Rani" sanggah Siska sambil melihat ke arah suaminya, David yang di tatap hanya menaikan sebelah bahunya, tanda tidak tahu.
"Ngarang gimana sih Mom, coba aja Mommy amati wajah nya" ucap Rani gak mau kalah. Siska mengamati wajah Reva yang duduk di tengah-tengah antara Rani dan Gilang, semua yang di situ mengamati obrolan mereka.
"Hai gadis cantik, siapa nama mu" tanya Siska.
"Nama atu Leva Nyonya" jawab Reva yang sedikit malu.
"Panggil Oma aja ya sayang" pinta siska, Reva mengangguk kecil. Gadis kecil itu tidak takut meskipun berada di keluarga asing tersebut. mungkin karena ada ikatan darah jadi Reva merasa nyaman.
"Kamu sendirian aja kemana mama kamu" ujar nya lagi.
"Syuuuttt...Janan kelas kelas Oma, nanti mama Leva dengel" bisik Reva, membuat orang yang di meja itu tersenyum gemes. Siskan menatap Rani seolah minta penjelasan.
"Rani tidak tau Mom, dia lagi ngumpet dari mama nya katanya" terang Rani.
"Kamu lagi main petak umpet" tanya Siska penasaran.
"No oma. hihihihi" Reva cekikikan tidak mau memberi tahu kesalahanya.
Tak lama dari sudut lain seorang Wanita dewasa sambil membawa kucing nya, ia sedang kesal mencari Putrinya yang entah kemana.
"Kamu kenapa Sya, dari tadi kek kesel gitu"tanya Dewi. Reva menunjukkan kucinya kepada Dewi.
Seketika tawa Dewi pecah lihat hasil karya Reva.
**Bersambung
Jangan lupa Like, koment, vote🙏**
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana