Tersisih Dari Nagari Minang

***

semua karyawan perusahaan LGC tengah bergemuruh senang karena satu minggu ke depan mereka menikmati cuti libur termasuk miko. beberapa karyawan menggunakan kesempatan ini untuk pergi liburan bersama keluarganya dan ada pula yang pulang ke kampung halaman. berbeda dengan miko, ia tidak tahu rencana apa untuk menggunakan waktu libur ini. miko tak mungkin akan pulang ke desa karena mengingat perjalanan yang terlalu jauh. kalaupun ingin pergi liburan, dirinya juga tidak tau harus pergi ke mana.

Miko yang terlalu sibuk memikirkan rencana untuk cutinya tiba-tiba dikaget kan oleh Silvia yang menepuk pundaknya.

"kamu kenapa miko?... apa yang sedang kamu pikirkan?... bukankah esok kita mendapatkan cuti satu minggu?... mengapa dirimu tidak terlihat senang??... " tanya Silvia.

"eh... Silvia. aku hanya tidak tahu akan berbuat apa selama cuti ini. terlalu jauh bagiku untuk pulang ke desa. dan juga aku tidak begitu mengetahui tempat rekreasi yang bisa kukunjungi... " keluhnya kepada Silvia.

"hhhmmmm... kalau begitu, bagaimana kalau mengunjungi yayasan panti pelita di desa sungai buloh??... biasanya jikalau aku sedang datang mood buruk, aku selalu mengunjungi panti itu dan bermain bersam anak-anak panti apa kamu tertarik? "

Mendengar saran dari Silvia, terlintas sebuah nostalgia dimana miko mengajar anak-anak mengaji di surau desa. saran Silvia sangat cocok dengan miko yang menyukai anak-anak. keputusan telah miko buat yaitu selama liburan ia akan menyempatkan diri untuk mengunjungi panti Pelita di desa sungai buloh.

Semua perkakas kerja telah dirapikan dan ruangan sudah bersih tertata rapi oleh miko dan Silvia. mengingat kalau satu minggu kedepan ia tak akan datang bekerja, semua karyawan saling bersalaman sebelum pulang kerja. sungguh perusahaan yang mengutamakan norma dan mementingkan jenjang karier para karyawannya. walaupun cuti miko tetap membawa beberapa berkas lembar transaksi karena mungkin ketika ia cuti, miko dapat bertemu dengan pedagang ataupun pebisnis lain yang ingin menjalin kontrak kerjasama.

Miko pun akhirnya pulang bersama Silvia. mereka berpisah didepan kantor karena miko harus segera pergi ke tempat Melissa yang mengundangnya untuk makan malam serta memberikan melissa modal usaha toko kue miliknya sebagai tanda investasi pertama dari kontrak.

"apa mungkin aku juga harus mengajak melissa pergi ke panti pelita besok ya?... tapi apakah dia mau?? "

ia berpikir untuk mengajak melissa bersama-sama datang ke panti pelita untuk berlibur. namun, miko tersadar kalau melissa tidak akan punya waktu untuk hal seperti itu. karena ia pasti sibuk dengan toko kuenya. miko pun mengurungkan niatnya.

setengah jam telah terlewati dan miko telah sampai di lokasi toko melissa. ia pun diantar masuk oleh karyawan toko yang berjada di luar. terlihat melissa yang mengenakan gaun berwarna pink dan riasan wajahnya begitu menawan. bibir yang berwarna sedikit berwarna merah karena lipstik menambah pesona melissa di malam itu. mereka berdua pun duduk berdekatan dan berbincang sembari menunggu hidangan makan malam yang dibuat oleh pelayan toko melissa.

"hei ayolah... jangan bengong menatapku seperti itu. aku jadi malu... " ucap melissa dengan wajah yang memerah karena sedari tadi miko terpaku melihat penampilannya.

"ehh... maafkan aku. sudah sangat lama aku tak melihatmu berdandan seperti ini. memangnya kamu mau pergi kah?... " tanya miko.

"hahaha tidak kok... mungkin hanya perasaanmu saja karena kita juga sudah lama tidak bertemu kembali setelah pergi dari desa. "

"oh iya, Ngomong-ngomong ambilah kartu ini. didalamnya telah terdapat modal usaha untuk mengembangkan usahamu dan sebagai tanda awal dari kontrak kerjasama. " ucap miko sembari memberikan kartu ATM kepada melissa.

melissa pun menerimanya dengan senang hati. ketika hidangan telah tersedia, segera mereka menghabiskan makan malam bersama saat itu. sesekali mereka bercerita nostalgia saat masa SMA di desa. namun tanpa disadari oleh miko, sebenarnya alasan melissa yang berdandan lebih cantik hari ini karena melissa menyukai miko dan jatuh cinta terhadap dirinya. perasaan itu hanya bisa melissa pendam sendiri karena ia tahu bahwa miko yang sekarang sudah memiliki pujaan jatinya yakni elya sahabat melissa sendiri...

***

Ketika mentari mulai menampakkan diri, miko terbangun karena tetangga kontrakan disebelah sedang terjadi adu mulut meributkan sesuatu. mereka adalah sepasang kekasih yang baru saja pindah beberapa hari lalu bernama pak Mahmud dan istrinya Irina.

bukan hanya miko saja yang terganggu oleh keributan itu, semua penghuni kontrakan termasuk ibu Lina selaku pemilik kontrakan juga keluar merasa penasaran dengan kebisingan mereka diagi buta ini. terlihat pak Mahmud dengan kesal keluar dari kontrakan dengan kesal lalu pergi meninggalkan istrinya yang terus mengomel. setelah pak mahmud tak terlihat lagi, semua orang datang menghampiri Irina.

"maaf atas keributan yang terjadi pada kami pagi ini sehingga membuat semua orang terganggu.. aku tak tahan melihat perilaku suamiku yang gila akan judi sampai membuat rumah tangga kami berantakan... "jelas Irina.

semua orang paham dan memaklumi apa yang terjadi. ibu Lina pun mencoba menghibur Irina yang tampak sedih dengan kehidupannya. bahkan untuk berbelanja dapur saja Irina harus berhutang kesana kemari. ia menyesal karena menikah di usia muda dan terlalu gegabah. miko yang mendengar cerita itu merasa iba dan bergegas kembali kekamarnya mengambil sesuatu lalu memberikan kepada Irina.

"bu Irina... ini ada beberapa bahan masak dan sayur-sayuran. terimalah pemberian ini karena kebetulan beberapa hari kedepan saya berencana akan menginap di yayasan panti pelita desa sungai buloh. jadi daripada mubazir lebih baik saya berikan saja kepada anda... " ucapnya sambil memberi sekantong belanjaan dapur kepada Irina.

melihat ketulusan miko, Irina bersyukur dan berterimakasih atas bantuan miko yang benar-benar ikhlas dari sorot matanya. terlebih lagi di dalam kantong itu terselip sedikit uang dan ketika ia pikir miko lupa mengambilnya. namun, ketika Irina ingin mengatakan hal itu, miko langsung mengedipkan mata tanda kalau dirinya juga memberikan uang itu kepada Irina. sungguh begitu mulia apa yang dilakukan miko terhadap dirinya.

Semua orang yang melihat takjub oleh perbuatan baik miko. dan akhirnya semua orang kembali beraktivitas masing-masing. ketika miko hendak beranjak pergi, Irina mengatakan sesuatu kepada miko.

"jikalau ada kesempatan, aku pasti akan membalas kebaikanmu... " ucap Irina.

Miko pun hanya tersenyum lalu melambaikan tangan kepada Irina. irina menatap punggung miko yang mulai menjauh dari pandangan mata. entah mengapa tiba-tiba wajah Irina berubah menjadi pucat ketika terlihat sebuah siluet yang begitu menakutkan dari belakang miko. bayangan itu tampak menyeramkan dan menyerupai manusia berkepala harimau. aura tersebut memancarkan cahaya kebiruan dan begitu gelap.

"apa itu??... mengapa ada sosok mengerikan dibalik punggungnya??... siapa dia sebenarnya...?"

Itulah kalimat yang ada dibenak Irina setelah melihat kejadian itu...

***

Desa sungai buloh

Setelah menempuh perjalan yang lumayan jauh, kini miko tiba di depan gerbang yayasan panti pelita. semua barang-barang perlengkapan sudah ada di bagasi mobil. semakin jauh memasuki area panti, mobil berhenti di titik akhir jalan. terlihat sebuah gedung tua dengan papan nama menggantung di teras. kondisi panti nampak memprihatinkan karena bangunan itu usang dan tidak terawa.

Untuk menghilangkan rasa penasarannya akan kondisi panti, miko langsung pergi masuk kedalam gedung panti tersebut. ia bertemu seorang pria paruh baya dengan tongkat bantu tersenyum kearah miko.

"assalamu'alaikum... apakah bapak pengurus panti pelita ini?? " tanya miko sambil mengucap salam kepada bapak itu.

"waalaikumsalam... iya benar. kalau boleh tau ada keperluan apa kamu datang kemari anak muda? " jawab sang bapak.

"ahhh... perkenalkan nama saya miko. saya kemari atas usul dari Silvia dan berencana untuk menginap di sini selama beberapa hari. dan jikalau bapak mengizinkan, saya dengan senang hati membantu bapak pemilik yayasan mengajar anak-anak mengaji... "

"waahhh syukur alhamdulillah... kebetulan disini sedang membutuhkan guru mengaji untuk anak-anak. saya dengan senang hati menerima nak miko mengajar di sini. tapi... "

"ada apa pak? apa ada sesuatu masalah? "

"tidak... hanya saja panti kami belum bisa membayar seorang guru mengaji sesuai honor... "

"bapak tenang saja... saya tidak minta bayaran karena sudah kewajiban saya yang mempunyai sedikit ilmu harus mengajarkannya kepada anak-anak. saya ikhlas untuk mengajarkan anak-anak disini mengaji... "

"baiklah jikalau seperti itu penjelasannya. semoga nak miko nyaman selama tinggal di sini...oh iya panggil saja saya pak zhorif. mari saya antarkan nak miko ke kamar istirahat yang akan digunakan nak miko. "

Miko pun diantar ke ruangan tempat dirinya akan menginap dan beristirahat selama berada di panti. walau bangunan luar gedung tampak usang, bagian dalam gedung jauh berbeda dari luar. ruangan istirahat dan beberapa tempat lain sangat rapi dan bersih. miko kagum melihat struktur bangunan kokoh dari dalam. mungkin inilah yang disebut oleh pepatah 'jangan menilai sebuah buku hanya dari kulit sampulnya'.

Setelah menaruh barang-barangnya, miko pun berjalan-jalan dengan tas kecil berisi Alquran dan buku kecil mengelilingi area gedung sambil melihat beberapa anak sedang bermain. di sudut gedung terdapat sebuah pohon besar nan rindang menjadi tempat berteduh dan beristirahat maupun melakukan hal lain. sorot mata miko seketika fokus terhadap anak perempuan yang sedang serius membaca buku pelajaran. iapun segera menghampiri anak itu lalu duduk di sampingnya.

"hai... kulihat adik sedang serius membaca buku itu. kalau kakak boleh tau buku apa itu? " tanya miko sembari tersenyum.

"ini buku pelajaran komputer kak... soalnya Anita bercita-cita untuk menjadi perakit komputer agar bisa membantu keuangan panti... " ucap anak itu bernama Anita.

Mendengar jawaban Anita kecil membuat miko terharu. ia tak menyangka kalau pemikiran anak itu begitu luas dan hebat. di zaman sekarang sudah sangat jarang ada anak sekecil itu paham akan namanya balas budi. dalam hati, miko mengaminkan apa yang anak itu impikan.

"waahhh sungguh cita-cita yang sangat keren dik. tapi kalau hanya membaca buku itu saja tetapi tidak membaca Alquran bagaimana tuhan akan mengabulkan permintaan adik? "

"kakak benar. namun, masalahnya guru disini tidak ada yang bisa mengajarkan anak-anak disini mengaji. gur disini hanya bisa mengajarkan materi pendidikan sekolah... "

"hhhmm bagaiman kalau biar kakak yang ngajarin dik nita dan teman-temannya untu mengajari mengaji?? "

"waahhh kakak bisa mengajarkan kami mengaji?? yeayyy!! teman-teman!! kita telah menemukan kakak guru mengaji... "

Seruan anita membuat anak-anak lain berkumpul dengan senang. miko pun mengambil Alquran dan mulai mengajar anak-anak. tak butuh waktu lama untuk melakukan pendekatan. miko pun mulai mengajarkan anak-anak mengaji. mereka sangat antusias dan senang ketika miko. sekarang, bukan hanya di surau tapi juga di panti pelita ini ia mendapatkan teman dan bisa becanda riang dengan mereka.semua hal miko ajarkan kepada merekan. mulai dari mengaji, bermain maupun buku pelajaran lain.sungguh pria yang dapat diandalkan.....