Hello, Mas Duda!

" Ngomong-ngomong, ada apa kamu ajak aku ketemu, Ria? Ada sesuatu yang penting? " tanya Sandi yang belum mengetahui tujuan gadis itu mengajaknya bertemu.

Jujur, Sandi cukup penasaran karena sebelumnya tidak pernah sekali pun Ria mengajaknya bertemu seperti. Biasanya gadis itu selalu datang diam-diam dan dari jauh jika hanya ingin melihatnya saja.

" Hem, sebenarnya tidak terlalu penting, tapi aku mau kasih sesuatu untuk kamu, Kak " jawab Ria.

Kemudian Ria segera melepaskan tas ransel yang masih digendongnya, lalu mengeluarkan sebuah paper bag kecil dari dalamnya. Itu adalah paper bag yang berisi sapu tangan yang disulamnya sendiri untuk Sandi.

" Ini untuk kamu, Kak " ucap Ria memberikan paper bag itu pada Sandi.

" Apa ini? " tanya Sandi mengerutkan keningnya, tetapi menerima paper bag itu.

" Buka saja, nanti juga tahu " jawab Ria tersenyum.

Tanpa menunggu lama-lama, Sandi langsung membuka paper bag itu karena sudah sangat penasaran dengan sesuatu yang diberikan oleh Ria itu. Ternyata sebuah sapu tangan berwarna biru muda dengan sulaman inisial nama mereka berdua dan sebuah hati di tengah-tengahnya.

" Sapu tangan? " ucap Sandi mengeluarkan sapu tangan itu dan menatap Ria.

Ria pun langsung menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. " Iya, sapu tangan untuk kamu, Kak " jawab Ria.

Gadis itu sangat berharap sekali jika Sandi menyukai sapu tangan itu dan bersedia untuk menyimpannya.

" Sapu tangan itu aku sulam sendiri semalaman penuh khusus untuk kamu. Sampai jari-jari tanganku terluka karena tertusuk jarum " ucap Ria menunjukkan jari-jari tangannya yang terluka.

Mendengar itu, hati Sandi pun menghangat, terlebih lagi dia bisa melihat luka-luka di jari-jari tangan Ria. Pria itu merasa sangat terharu karena ada seseorang yang memberikan sesuatu dari tangannya sendiri, bahkan sampai terluka seperti itu. Bisa dia bayangkan betapa besar usaha Ria untuk menyulam sapu tangan untuknya itu.

" Sebesar itu cinta Ria untukku? Sampai dia rela tidak tidur dan tangannya terluka hanya untuk memberikan aku sebuah sapu tangan " batin Sandi menatap sapu tangan itu.

Seumur hidupnya, tidak ada wanita yang memperlakukannya sebaik ini selain Ria. Dengan mantan istrinya dulu pun, selalu Sandi yang memberikan hadiah dan mencintainya lebih besar.

" Terima kasih ya, Ria. Aku sangat menyukainya dan akan selalu menyimpannya " ucap Sandi pada Ria.

" Iya Kak, sama-sama " jawab Ria menganggukkan kepalanya.

Sesuai dengan harapan dan tentunya Ria merasa sangat senang. Tidak sia-sia hampir semalam tidak tertidur dan jari-jari tangannya terluka jika Sandi menyukainya.

" Lain kali, jangan membuatkan aku apapun kalau melukaimu seperti ini. Aku tidak ingin kamu terluka hanya karena aku, Ria " ucap Sandi memasukkan kembali sapu tangan itu ke dalam paper bag.

" Tidak apa-apa, Kak. Lagipula hanya luka kecil kok " jawab Ria tidak masalah sama sekali harus terluka kecil seperti ini.

Tanpa di sangka, pria itu meraih kedua tangan Ria untuk melihat luka-luka di jari gadis itu lebih jelas. Ditiupnya jari-jari tangan Ria, berharap akan menyembuhkannya walaupun sebenarnya tidak berpengaruh apa-apa sama sekali.

Tentu Ria sangat terkejut tapi tidak menarik tangannya dari Sandi, malah menikmati tiupan pria itu di jari-jari tangannya. Meskipun ada getaran-getaran aneh dalam tubuhnya karena itu, Ria tetap membiarkannya.

Tes, tes, tes.

" Loh? Hujan? " gumam Ria mendongakkan kepalanya ke atas.

Tetesan air dari langit turun mengenai Sandi dan Ria yang sedang duduk di taman. Tidak ada mendung ataupun tanda-tanda lainnya, tiba-tiba hujan turun membasahi bumi. Sandi dan Ria pun sangat panik, terlebih lagi tidak ada tempat berteduh di sekitar sana.

" Ria, sekarang sebaiknya kita ke rumahku saja. Di sekitar sini tidak ada tempat untuk berteduh " ajak Sandi karena hujan sepertinya akan semakin deras.

" Iya Kak " jawab Ria menurut.

Keduanya pun bangkit dari posisi duduk mereka dan langsung berlari menuju motor masing-masing. Mereka berdua menaiki motor masing-masing, lalu melajukannya ke rumah Sandi yang tidak terlalu jauh dari sana. Tempat teraman dan ternyaman saat ini untuk menghindari hujan adalah memang rumah milik Sandi.

***

Tidak sampai lima menit, Sandi dan Ria menghentikan motor mereka di depan rumah. Sandi segera membuka pagar rumahnya, lalu meminta Ria untuk memasukkan motornya ke dalam dan meletakannya di teras rumah agar terlindung dari hujan.

Hujan yang turun secara tiba-tiba itu ternyata sangat deras, hingga membuat Sandi dan Ria basah kuyup. Padahal hanya sebentar saja mereka mengendarai motor menuju rumah Sandi, tapi seluruh pakaian mereka sudah basah.

" Ayo masuk, Ria " ajak Sandi setelah membuka pintu rumahnya.

Ria pun menurut dan mengikuti Sandi untuk memasuki rumah itu. Pria itu membawa Ria ke kamar mandi yang berada di samping ruang tamu. Angin di luar sangat kencang dan hujan juga sangat deras sehingga tidak ada pilihan lain selain masuk.

" Tunggu sebentar ya, Ria. Aku akan mengambil handuk dan pakaian ganti untuk kamu " ucap Sandi pada Ria.

" Iya Kak " jawab Ria mengangguk kepalanya.

Dengan kedua tangan yang memeluk tubuhnya sendiri, Ria menunggu Sandi yang sedang pergi mengambilkan handuk untuknya. Rasanya sangat dingin sekali, bahkan terlihat Ria sudah mengigil karena kedinginan.

Tak lama kemudian, Sandi sudah kembali dengan membawa handuk dan pakaian ganti untuk Ria. Satu hal yang membuat Ria salah fokus, yaitu Sandi hanya menggunakan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Bisa Ria lihat dengan jelas dada bidang dan perut kotak-kotak milik pria itu.

" Wow! Sangat seksi! Idaman sekali!" gumam Ria tanpa sadar dengan mata yang tidak berkedip.

Demi apapun Ria sangat terpesona dan kagum dengan tubuh atletis Sandi yang sama persis seperti bayangannya. Benar-benar sosok pria idaman yang diimpi-impikan Ria dari segi fisik, ditambah lagi dengan sikap dan sifat Sandi yang masuk dalam kriteria itu. Sungguh, Ria sampai kesulitan untuk menelan salivanya sendiri melihat penampilan Sandi itu.

" Ini handuk dan pakaian ganti untuk kamu. Hanya itu yang sepertinya cocok untuk kamu, soalnya aku tidak memiliki pakaian perempuan di rumah ini " ucap Sandi memberikan handuk dan pakaian ganti itu.

Hal itu tentu langsung membuat Ria tersadar dan langsung menundukkan kepalanya. Wajahnya sudah sangat memerah karena menahan malu melihat penampilan Sandi, tapi juga suka.

" I-iya, Kak, terima kasih " jawab Ria gugup.

Ria pun langsung menerima handuk dan pakaian ganti itu, lalu segera masuk ke dalam kamar mandi. Tidak lupa Ria menutup pintu kamar mandi itu dengan benar dan menguncinya dari dalam.

" Aaaa, malunya aku, tapi tubuh Kak Sandi memang sangat seksi. Dia memang sosok laki-laki idaman deh " pekik Ria pelan sembari menutup wajahnya yang terasa panas dengan kedua telapak tangannya.

***

Kalau kalian di posisi Ria gimana nih? Malu juga?

Btw, hari ini sudah memasuki eps 20. Mohon doa dan dukungannya supaya bisa mengajukan kontrak serta lolosnya juga cepat ya.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘