"Perhatian!"
Agar tidak bingung dengan cerita ini, baca dulu cerita "Cinta Sembunyi-sembunyi dengan bos"
Elang dan Merpati adalah sepasang anak kembar berbeda karakter. Elang seorang pria dingin dan cuek sama lawan jenis. Bahkan hingga saat ini pun belum memiliki pacar.
Sementara Merpati, seorang gadis bar bar, namun juga sulit untuk mendapatkan cintanya. Meskipun gampang bergaul dengan lawan jenis tapi sangat sulit untuk didekati.
Namun pada suatu hari mereka jatuh cinta pada seorang gadis dan seorang pria.
Siapakah yang bisa meluluhkan hatinya? penasaran? ikuti yuk kisahnya dan baca jika berkenan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
Semua sudah selesai mempresentasikan hasil proyek mereka masing-masing. Dan Wijaya pun menilai dengan seksama.
Namun dari tujuh perusahaan yang mempresentasikan proyeknya, hanya dua yang bagus menurut Wijaya.
"Mohon maaf sebelumnya, disini saya sudah mendapatkan dua calon yang layak menurut saya. Namun, saya harus memilih satu di antara keduanya ini. Jadi yang tidak disebutkan, mohon jangan berkecil hati karena saya tidak mungkin untuk menerima semuanya. Jadi untuk memutuskan diantara keduanya, layak atau tidak, saya meminta untuk mempresentasikan ulang, untung ruginya dari proyek ini, dari segi keselamatan nya juga," ucap Wijaya dengan bijaksana.
Karena ia juga bingung harus memilih yang mana? Sedangkan keduanya sama-sama bagus.
Dari perusahaan Albert terlebih dahulu, sang sekretaris mempresentasikan seperti yang diminta oleh Wijaya.
Namun hasilnya sangat mengecewakan bagi Wijaya. Karena semuanya tidak sesuai keinginan Wijaya.
Saat giliran Merpati, ia dengan lugas dan gamblang menjelaskan sehingga mudah dipahami oleh Wijaya.
Semua orang yang hadir disini bertepuk tangan, termasuk Wijaya yang sangat berpuas hati dengan profesional Merpati dalam menyampaikan sesuatu.
"Sekarang sudah jelas, proyek ini di menangkan oleh Tuan Al, selamat kepada tuan Al yang mempunyai anak yang cerdas diusia muda. Bagi yang tidak memenangkan proyek ini, saya harap jangan ada pertikaian apapun. Sekian terima kasih," ucap Wijaya.
Akhirnya kesepakatan pun terjalin, kontrak tanda tangan akan di laksanakan di acara ulang tahun perusahaan Wijaya minggu depan.
Mereka semuanya pun membubarkan diri. Saat dilantai bawah, Albert menghampiri Alvaro dan menepuk pundaknya.
"Selamat Tuan Al, saya tidak menyangka anda memiliki anak cerdas seperti ini. Saya juga punya seorang putra yang kuliah di luar negeri dan sebentar lagi akan pulang. Setelah menyelesaikan studinya."
Alvaro tersenyum. "Urusan anak-anak, saya tidak ingin ikut campur. Apalagi soal pasangan. Saya dan istri hanya mendidik anak sesuai kemampuan kami, tapi bukan sesuai keinginan kami. Permisi Tuan Albert."
Alvaro segera berlalu menyusul Dary yang sudah didalam mobil. Sementara Elang dan Merpati sudah pergi terlebih dahulu.
Albert tersenyum, ia sangat bangga dengan klien nya yang satu ini. Prinsipnya tidak boleh di pandang remeh.
"Tuan, Tuan tidak apa-apa?" tanya sang sekretaris.
"Mari!" ajak Albert tanpa menjawab pertanyaan sang sekretaris.
.....
Sementara Elang dan Merpati sudah tiba di perusahaan, baru saja mereka keluar dari mobil, Abbey menelepon.
"Sayang, sudah sore kok kamu belum pulang?" tanya Abbey.
"Aku lagi di perusahaan papa, Ma, maaf tidak beritahu Mama sebelumnya," jawab Merpati.
"Ya sudah kalau begitu, Mama cuma khawatir, jadi Mama menelpon mu," ucap Abbey.
Kemudian panggilan pun terputus. Keduanya sengaja tidak masuk terlebih dahulu. Mereka menunggu Alvaro datang.
"Kalian tidak langsung pulang?" tanya Alvaro saat ia sudah datang ke perusahaan.
"Kami ingin pulang bersama papa, tadi mama nelpon," jawab Merpati.
"Oke, jika begitu kita langsung pulang saja, kebetulan pekerjaan papa sudah selesai," kata Alvaro.
"Bos, bagaimana dengan saya?" tanya Dary.
"Pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Alvaro balik. Dary mengangguk.
Alvaro pun meminta Dary untuk pulang, Alvaro tahu jika asisten nya itu juga ingin pulang awal.
Tanpa membuang waktu, merekapun pulang setelah memberitahu kepada pegawai resepsionis.
"Kok bisa barengan pulangnya?" tanya Abbey.
"Karena pekerjaanku sudah selesai, sayang," jawab Alvaro lalu memeluk Abbey dan mencium keningnya.
Sementara Abbey mencium tangan suaminya. Elang dan Merpati sudah terbiasa melihat kemesraan kedua orang tuanya.
Dari mereka kecil, tidak pernah sekalipun mendengar pertengkaran diantara kedua orang tuanya.
Jadi mereka juga berharap begitu jika suatu saat nanti menemukan pasangan masing-masing.
Pertengkaran kecil dalam rumah tangga itu biasa, tapi tidak sampai menimbulkan cekcok yang berkepanjangan.
"Ayo Dek, kita tinggalkan pasangan bucin ini," ajak Elang.
"El, nanti bila kamu jatuh cinta, akan lebih bucin daripada papa," ucap Alvaro.
"Jelaslah, papa yang ngajarin," jawab Merpati.
Abbey hanya geleng-geleng kepala, begitulah jika anak-anak sudah berkumpul dengan papanya, saling menggoda dan bercanda.
Namun itu suatu kebahagiaan tersendiri bagi keluarga mereka. Ardina dan Billy pun keluar dari kamar saat mendengar suara cucunya sudah datang.
"Loh, sudah pulang rupanya, belum waktunya pulang kerja kok sudah pulang?" tanya Ardina.
"Itu karena berkat cucu Mama, dia memenangkan tender proyek sebesar 50 miliar," jawab Alvaro dengan bangga.
"Sayang?" Ardina langsung memeluk kedua cucunya.
"Benarkah hubby?" tanya Abbey. Alvaro mengangguk, tanpa malu-malu ia mengecup bibir istrinya. Beruntung kedua anaknya tidak melihatnya.
"Adek yang menangkan tender itu, Oma. Gak nyangka di balik wajah jelek nya ada otak yang cerdas," ejek Elang.
Merpati yang dikatakan jelek pun sontak melepaskan pelukannya dari Ardina. Melihat gelagat adiknya, Elang segera berlari.
Merpati tidak tidak tinggal diam, ia langsung mengejar kakaknya. Elang yang berkaki panjang tentu lebih cepat larinya.
"Ada apa ini?" tanya suara yang baru masuk.
Mereka semua menoleh, Elang dan Merpati menghentikan aksinya. Ternyata Sunita dan Azri datang.
"Ada apa sayang?" tanya Sunita lagi pada Merpati.
"Kakak jahat Nek, bilang aku jelek." Merpati mengadu sama neneknya.
"Duh sayang, cantik begini dibilang jelek, siapa yang bilang jelek itu tandanya iri." Azri menimpali.
"Ma, Pa," Alvaro dan Abbey langsung mencium tangan kedua orang tuanya.
"Bagaimana jika malam ini kita barbeque demi merayakan keberhasilan Merpati?" tanya Billy.
"Keberhasilan?" tanya Azri.
"Iya Pa, Merpati memenangkan tender proyek sebesar 50 M," jawab Abbey.
"Sayang?" Sunita kembali memeluk cucunya itu, kemudian bergantian dengan Azri.
"Opa belum ucapin selamat ke kamu," ucap Billy. Kemudian ia juga memeluk Merpati.
Abbey langsung menelpon Dea untuk segera datang kemari. Karena mereka akan mengadakan pesta kecil-kecilan.
Kemudian Abbey memesan makanan mentah berupa ayam dan daging juga ikan. Setelah makanan laut lainnya.
Sangat gampang jika mereka ingin mengadakan pesta dadakan. Tinggal telpon saja dan pesan sesuai keinginan.
Para pelayan pun diminta untuk mempersiapkan semuanya. Tidak berapa lama datang Marvel menyusul orang tuanya.
"Sayang, seperti yang Papa janjikan padamu, kamu mau minta apa?" tanya Alvaro.
"Motor keluaran terbaru, dan bonus untuk para karyawan di perusahaan tanpa terkecuali," jawab Merpati.
Alvaro melongo, putrinya ini memang unik. Malah meminta untuk memberikan bonus untuk karyawan.
"Hanya itu? Tidak ingin rumah atau barang mewah lainnya?" tanya Alvaro memastikan.
"Cukup itu saja, aku tidak ingin kemewahan," jawab Merpati.
Sebenarnya jika ingin membeli sendiri, Merpati juga bisa. Sebenarnya uangnya juga banyak. Belum lagi kartu pemberian Alvaro dan uang saku dari Abbey.
Semua itu tidak Merpati gunakan untuk berfoya-foya. Bahkan ia akan membantu orang lain tanpa harus berkoar-koar di luaran sana.
Pesanan Abbey pun datang, pengantar makanan mentah pun menurunkan barangnya dari mobil khusus.
Nanti giliran penjaga dan pelayan laki-laki yang akan membawanya masuk.
Duuuhhh....almt msk rs tu ank orng....
Smngt merpati....km pst mnang.....
jangan lama2 up nya
𝐧𝐞𝐱𝐭 𝐤𝐤... 𝐠𝐤 𝐬𝐛𝐫 𝐤𝐮 𝐧𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐢𝐧