NovelToon NovelToon
Antara Cinta Dan Perjuangan

Antara Cinta Dan Perjuangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Terlarang / Cinta Murni
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Raira Megumi

Ahmad Hanafi, seorang laki-laki cerdas dan tangguh yang ikut serta dalam perjuangan memerdekaan bangsa Indonesia dari jajahan negeri asing yang telah menjajah bangsanya lebih dari 300 tahun.
Saat mengabdikan seluruh jiwa dan raganya demi bangsa yang dicintainya, ia dibenturkan pada cinta yang lain. Cinta lain yang ia miliki untuk seorang gadis cantik yang sulit ia gapai.
Rosanne Wilemina Van Dijk adalah nama gadis yang telah memporak-porandakan keyakinan Ahmad Hanafi akan cintanya pada bangsa dan negaranya.
Cintanya pada dua hal yang berbeda memberikan kebimbangan luar biasa pada diri seorang Hanafi.
Pada akhirnya, cinta siapa yang akan dipilih Hanafi? Cintanya pada bangsa Indonesia? atau pada Rosanne? atau ada wanita lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raira Megumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Mencintaimu

“Huh?” Rosanne seketika berbalik, lalu menatap wajah Hanafi.

“Apa maksudmu mengatakan ‘Aku juga’? apakah kita memiliki harapan yang sama?”

Hanafi menggeleng dan itu membuat Rosanne kecewa.

“Oh, aku kira engkau…”

“Tidak ada kehidupan lain di dunia. Di dunia ini, kita hanya hidup satu kali.”

“Aku tahu. Aku hanya berandai-andai saja, Hanafi. Aku menyadari bahwa kita tidak akan pernah bersatu karena perbedaan yang kau katakan. Walaupun aku tidak pernah peduli dengan semua perbedaan itu, tetapi aku menghormati prinsipmu. Aku tidak berhak memaksakan kehendak dan keinginanku. Aku hanya berharap kita tetap bersahabat, tidak peduli dengan status kita masing-masing.”

“Dengarkan aku!”

“Aku hanya ingin kau tahu bahwa kau adalah cinta pertamaku. Mungkin di masa depan aku akan bersama dengan laki-laki lain, tetapi kau adalah laki-laki pertama yang membuatku jatuh cinta, Hanafi.”

“Rosanne,” panggil Hanafi.

“Ah, andai saja aku terlahir sebagai pribumi, mungkin kisah cintaku akan berbeda. Mungkin kau akan membalas cintaku, Hanafi.” Rosanne memuaskan diri dengan melafalkan nama Hanafi berulang-ulang. Ia takut tidak mampu mengucapkan nama Hanafi di kemudian hari.

“Rosanne, aku juga mencintaimu.”

“Aku tidak mampu mengubah takdirku yang terlahir bukan sebagai pribumi, aku … eh, apa yang tadi kau ucapkan, Hanafi?”

Hanafi tersenyum mendengar ocehan Rosanne. Ya, gadisnya itu sangat suka sekali berbicara. Ia yakin ia tidak akan pernah bosan berbicara dengan Rosanne. Kalau saja takdir membuat mereka bersama hingga maut memisahkan, mungkin ia akan menjadi laki-laki paling berbahagia di dunia.

“Bisakah kau mengucapkannya sekali lagi, Hanafi? Aku khawatir salah mendengar. Aku khawatir diriku sudah menjadi gila dan berhalusinasi mendengar kau mengatakan bahwa kau mencintaiku.”

“Kau tidak salah mendengar dan kau pun tidak sedang berhalusinasi,” ucap Hanafi meyakinkan.

“Benarkah?” Rosanne sudah bersiap untuk melompat dan memeluk Hanafi, tetapi ia ingat dengan prinsip Hanafi yang tidak mau bersentuhan dengan perempuan.

“Ah, aku sangat bahagia, Hanafi. Andai saja aku boleh memelukmu, aku akan memelukmu dengan erat.”

“Engkau sangat tahu jika aku tidak akan pernah menyentuh perempuan yang belum sah menjadi istriku.”

“Walaupun hanya berpegangan tangan?” tanya Rosanne polos.

“Hm… begitulah caraku menghormati perempuan, Rosanne.”

“Aku menyukai prinsipmu. Aku yakin prinsipmu berlaku pada semua perempuan. Iya, kan? Kau tidak bersentuhan dengan perempuan cantik itu?”

“Eh? Perempuan cantik?”

“Perempuan cantik yang bersamamu dua hari yang lalu. Aku melihatmu berjalan-jalan bersama seorang perempuan yang sangat cantik. Siapakah dia?”

“Dia kerabat jauhku. Dia anak dari sepupu ibuku. Namanya Rahma. Selain cantik, dia juga baik dan cerdas. Seperti dirimu, dia pun suka mengajari anak-anak membaca dan menulis.”

“Hanafi!” panggil Rosanne.

“Hm?”

“Seorang laki-laki tidak memuji perempuan lain di hadapan perempuannya. Kau tahu itu?”

“Aku tidak memujinya. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya tentang perempuan yang kau lihat dua hari lalu,” jawab Hanafi santai. Ia tidak menyadari bahwa Rosanne sebenarnya cemburu mendengar ia memuji perempuan lain.

“Bagaimana kalau aku bilang Marco adalah seorang laki-laki yang tampan, bijak, baik, dan juga kaya raya?”

“Apakah kenyataannya memang seperti yang kau katakan?” tanya Hanafi datar.

“Tentu saja. Kau pernah bertemu dengan Marco. Dia adalah seorang laki-laki tampan dan baik. Kau tahu, saat aku melihatmu dengan perempuan itu, aku sedang bersama dengan Marco di café miliknya yang baru saja ia bangun. Pria yang memiliki sebuah café adalah pria yang kaya raya. Kau tahu itu?”

“Yang kau katakan benar. Marco seorang laki-laki yang tampan, baik dan kaya raya. Aku mengakuinya.”

“Kau tidak marah aku memuji laki-laki lain di hadapanmu?” tanya Rosanne sedikit kecewa dengan sikap Hanafi.

Sejujurnya, Hanafi sangat geram saat melihat Rosanne duduk bersama Marco sambil bersenda gurau dan tertawa riang. Ingin rasanya ia memukul Marco dan menarik Rosanne menjauh dari laki-laki manapun. Hanafi ingin Rosanne tercipta hanya untuk dirinya. Namun, untuk mengakui kekesalan hatinya pada Rosanne bukanlah sifatnya. Ia pantang memperlihatkan rasa cemburu pada Rosanne.

“Kalau kau mengatakan yang sebenarnya tentang Marco, kenapa aku harus kesal atau marah?”

“Kau memang laki-laki yang aneh, Hanafi. Ayahku sangat marah saat mendengar ibuku memuji laki-laki lain yang lebih tampan dari ayahku. Kenapa kau tidak marah aku mengatakan Marco tampan.” Rosanne menggeleng-gelengkan kepala.

“Ayahmu marah karena ibumu memuji laki-laki lain karena laki-laki lain itu lebih tampan dari ayahmu. Aku sangat percaya diri bahwa aku tidaklah kurang tampan dibandingkan Marco. Kau mencintaiku dan aku percaya dengan perasaanmu padaku. Kau tidak akan berpaling pada laki-laki lain karena kau mencintaiku. Kau boleh memuji ratusan laki-laki lainnya, tetapi selama kau mencintaiku, kau tidak akan pernah berpaling dariku.”

“Kau sangat percaya diri, Hanafi!” dengus Rosanne kesal.

“Tentu saja. Kalau aku tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, bagaimana mungkin kau jatuh cinta padaku?”

“Kau memang sangat mengesalkan, Hanafi!” Rosanne memanyunkan bibir karena kesal.

“Kau sangat cantik saat sedang merajuk seperti itu, Wina.”

“Hah? Kau panggil aku dengan sebutan apa?”

“Wina.”

“Kenapa kau memanggilku Wina?”

“Aku menyukai nama Wina. Namamu Rosanne Wilemina Van Dijk dan kau pernah memintaku untuk memanggilmu Wina.”

“Kau masih mengingat namaku?”

“Tentu saja. Bagaimana mungkin aku melupakan namamu.”

“Ah, jadi kau sudah menyukaiku sejak pertama kali kita bertemu?”

“Tidak!” sanggah Hanafi.

“Iya!”

“Tidak! Aku tidak menyukaimu. Alih-alih menyukaimu, aku malah membencimu.”

“Membenciku? Kenapa kau membencimu?” tanya Rosanne sedih.

“Aku membencimu karena kau telah mencuri hatiku. Kau telah mengganggu konsentrasiku dalam perjuanganku mengusir kalian dari tanah air kami. Kau telah…”

“Maafkan aku, Hanafi. Aku…”

“Sudahlah. Bukan keinginanmu untuk merampas kebebasan kami.”

“Aku tidak tahu kau begitu menderita hanya untuk mencintaiku. Andai saja aku tahu kalau kau berkorban begitu banyak hanya untuk membalas cintaku, mungkin aku…”

“Sudahlah, Wina. Aku memang tidak bisa lagi menahan perasaanku. Karenamu, aku tidak bisa mengendalikan hati.”

“Terima kasih, Hanafi. Terima kasih karena kau telah mencintaiku. Aku sangat mencintaimu, Ahmad Hanafi.”

“Bagaimana kau tahu nama lengkapku. Aku tidak pernah mengatakan nama lengkapku kepadamu.”

“Aku mencari tahu segala hal mengenai laki-laki yang kucintai.”

“Aku mencintaimu, Rosanne Wilemina Van Dijk. Sangat mencintaimu,” ikrar Hanafi dalam hatinya.

*******

to be continued...

1
Nurgusnawati Nunung
Hanafi mulai berubah, jd luluh
Nurgusnawati Nunung
Hanafi orang yang tegas..
Nurgusnawati Nunung
hadir...
Anna Kusbandiana
lanjut ya, thor...👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!