Kecelakaan yang membuatnya cacat dan berakhir menggunakan kursi roda membuat Zenita sang Nona muda gagal menikah dengan kekasihnya. Ia terpaksa harus menikah dengan supir pribadinya karena mempelai pria tidak datang ke pernikahan. Namun bagaimana jadinya jika keduanya sudah memiliki pujaan hati masing-masing namun dipaksa untuk bersama?
Apakah keduanya akan saling jatuh cinta seiring berjalannya waktu? Ataukah berakhir dengan perceraian?
Sementara sang mempelai pria yang tidak datang ke pernikahan itu kembali ke kehidupannya setelah pernikahan itu terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Kakak sudah menikah
Franz keluar dari ruangan itu. Ia mengenakan baju yang super ketat milik istrinya. Lalu bergagas mengganti pakaiannya sendiri karena malu. Terlebih kedua wanita itu terlihat tersenyum dan menertawakannya. Sebenarnya bukan menertawakannya, tapi kagum saja dengan badannya yang super cool itu dan tak pantas memakai baju istrinya.
"Nona aku mau keluar sebentar. Apa tidak papa aku tinggal?"
"Iya keluar saja Mas. Aku juga ingin menghabiskan waktu bersama Alana. Ya kan Al."
"Iya betul sekali. Istrimu akan baik-baik saja bersamaku."
"Ah terimakasih banyak Nona Alana." Franz pun bergegas pergi dengan senyuman kecilnya.
"Bahkan setelah menjadi suamimu dia tetap memanggilku Nona. Apa kau benar-benar membuatnya sekaku itu Zen? Cobalah kau belajar menerimanya. Bagaimana kalau dia sangat tulus? Dia juga tidak kalah tampan dari Devin kan? Hanya saja ia kalah dari segi materi dan hanya seorang supir."
"Jangan menghasut ku ya. Orang sepertimu pasti mementingkan 100 juta itu kan?"
"Astaga aku tidak sepicik itu Zen! Namun boleh juga jika itu terjadi. Haha..Aku bisa bersenang-senang."
Mereka berdua memang ingin menghabiskan waktu bersama sore ini. Alana juga merasa suntuk dirumah jadi ia memilih untuk main kerumah Zenita sekaligus menjenguknya.
Hari masih sore. Suster juga masih memiliki banyak waktu untuk bekerja sampai malam. Jadi Franz tidak perlu khawatir meninggalkan istrinya sebentar.
*
*
"Bu. Aku pulang.." Riangnya suara Fara sambil membawa banyak tentengan makanan di tangannya. Lalu ia langsung meletakkan makanan-makanan itu diatas meja.
"Apa yang kau bawa Fara? Kenapa banyak sekali?"
"Ini makanan dan jajanan pedagang kaki lima Bu. Kebetulan Fara sedang banyak uang hari ini."
"Astaga kenapa kau boros sekali! Uang darimana Ra?"
"Dari kakak. Soalnya tadi aku tuh liat kakak dirumah sakit dengan Nona itu dan mereka malah---" Fara langsung terdiam. Ia baru sadar akan apa yang ia katakan.
Astaga aku hampir saja mengatakan kalo aku habis memergoki kakak berciuman dengan Nona itu. Tapi bagaimana bisa mereka berdua seperti itu? Apa kakak benar-benar selingkuh? Nona itu sangat cantik sih. Ah! Tapi tidak mungkin kakakku melakukan hal itu.
"Hm mulai bengong lagi! Mau alasan apalagi? Kau pasti memalak kakakmu dan merengek minta uang kan?"
"Tidak Bu astagaaa. Aku juga bukan anak kecil lagi. Lagian aku juga tidak ingin selalu merepotkan kakak sekarang. Ini kakak ngasih secara ciuman Bu. Eh! Ma-maksudnya secara cuma-cuma Bu. Kalau Ibu gak percaya tanyakan saja pada kakak."
Aduh gara-gara ciuman itu aku sampai salah ngomong kan!
Kebetulan sekali setelah perdebatan kecil itu mobil mewah datang dan parkir dihalaman depan rumahnya. Siapa lagi jika bukan Franz yang pulang ke rumah.
"Nah kebetulan sekali orangnya datang Bu. Ibu tanyakan saja pada kakak sekarang."Mereka langsung keluar dan berdiri didepan pintu.
"Akhir-akhir ini kakakmu pulang selalu bawa mobil. Apa terlalu banyak mobil nganggur disana??"
"Mungkin." Fara main menganggukan kepalanya. Namun ia langsung tersadar dan teringat akan ciuman itu. Bahkan ini bukan hanya sekedar ciuman baginya, bukan ciuman pipi atau apalah itu. Tapi ini ciuman bibir, sudah pasti membuat pikiran Fara menjadi kotor sekarang.
Ya ampun sepertinya kakak benar-benar berselingkuh dengan Nona. Nona pasti sangat menyukai kak Franz dan memberikan fasilitas apapun termasuk mobil! Iya kan? Astaga kakak aku tidak salah lagi. Kakak benar-benar jahat sekali! Lalu kak Hazna mau dikemanain kak???
Fara merasa gregetan sendiri karena tak sabar ingin mengoceh. Namun ia masih menahan suasana yang ada karena ada sang ibu.
"Franz kau pulang. Apa menginap hari ini Nak?"
"Eum tidak Bu. Franz hanya pulang sebentar."
"Kau sibuk sekali akhir-akhir ini Franz. Lalu kau yang membelikan semua itu? Kata Fara dia mendapatkan uang banyak darimu?" Menunjukkan banyaknya makanan diatas meja yang dibawa pulang Fara tadi.
Jangan bilang kau sudah mengatakan semuanya Fara!
Apa kak? Jangan melotot begitu. Kakak kan yang berselingkuh.
"Iya Bu. Aku memang sengaja memberikan uang untuk Fara jajan Bu."
"Kan. Apa aku bilang Bu. Kakak kan sedang baik hati."
"Ya sudah. Ibu akan buatkan teh hangat untukmu."
Kebetulan sekali sang ibu pergi meninggalkan mereka kedapur. Jadi keduanya bisa leluasa untuk berbicara.
"Sini kau duduk!" Franz segera menepuk sofa disebelahnya.
"Kau belom berbicara apapun pada Ibu kan?"
"Belom. Kakak takut ya karena berselingkuh."
"Sudah ku katakan kakak tidak berselingkuh. Kenapa kau ngeyel sekali!"
"Lalu apa semua itu Kak? Astaga kakak kan berciuman!"
"Pelankan suaramu. Dengarkan baik-baik, Kakak itu sudah menikah dengannya."
"Menikah. Kapan kakak menikahinya? Apa!! Menikah???" Syok sendiri setelah menyadari perkataan itu.
Franz sudah mengambil sebuah donat sekarang. Lalu dimasukkannya ke mulut sang adik karena gregetan ia begitu brisik.
"Astaga pelankan suaramu! Kenapa kau brisik sekali nanti ibu dengar."
"Kak apaan si!" Merasa tidak terima namun mencoba mencicipi donat mini berlapis coklat itu. "Tapi aku tidak salah dengar kan Kak? Kakak bohong kan??"
Belom sempat berbicara kembali sang ibu sudah kembali keruang tamu dengan segelas minuman tehnya.
"Apa yang kalian bicarakan? Kenapa kelihatan serius sekali."
"Haha tidak ada Bu. Aku hanya butuh bimbingan kakak saja bagaimana memulai kerja dengan baik."
"Ya. Perbanyak wawasanmu. Dengarkan apa yang kakakmu katakan."
Kakak ini bicara apa. Kenapa jadi pernikahan? Maksudnya kakak sudah menikah dengan Nona itu begitu? Hah! Tidak mungkin.
Lama mereka terdiam.Tentunya sambil menikmati cemilan yang ada karena ibu ikut bergabung untuk mengemil.
Sementara banyak pertanyaan sudah bermunculan diluar kepala Fara saat ini. Bahkan mengemil pun terasa tidak ada rasanya bagi Fara setelah mendengar kata pernikahan.
Akhirnya setelah lama pembicaraan terjeda keduanya memiliki peluang waktu untuk berbicara kembali karena sang ibu pergi meninggalkan mereka untuk mengangkat jemuran.
"Bagaimana maksudnya Kak? Kakak menikah bagaimana? Kakak bohong kan?"
"Ini kakak ceritakan!"
Akhirnya Franz menjelaskan tentang pernikahan itu sedetail mungkin kepada adiknya Fara. Ia juga menjelaskan tentang ciuman yang tak sengaja itu dan lelaki yang berdiri tepat dihadapannya pagi tadi. Ia adalah lelaki yang meninggalkan pernikahan itu, jadi mau tidak mau keduanya harus berciuman untuk membuktikan cinta palsu mereka.
"Ya ampun. Kenapa memusingkan sekali." Fara sendiri yang mendengar semua itu merasa pusing. Ia tidak tahu harus berkata apa dan harus berpihak kepada siapa sekarang.
"Kalau kau tidak percaya juga. Ini kakak tunjukan foto-fofo pernikahan kakak." Franz beralih memberinya bukti foto-foto pernikahan mereka dihotel itu.
"Wah mewah sekali. Lalu bagaimana dengan Kak Hazna dan pertunanganmu Kak?"
"Jika kau tanya pada kakak,kakak tanya pada siapa? Kakak belom bisa menentukan pilihan Fara. Untuk sementara kakak hanya bisa menjalani. Nona muda tidak mungkin menyukai kakak. Sementara Tuan indra begitu memohon agar kakak benar-benar menjaga pernikahan ini. Dan selebihnya kakak tidak sanggup untuk meninggalkan Hazna dan menyakitinya."
"Iya Kak. Dari sekian banyaknya aku baca novel hanya kisah kakak yang paling menarik dan memusingkan. Sungguh aku tidak ingin ikutan Kak. Aku ingin pingsan.."