NovelToon NovelToon
Kau Adalah

Kau Adalah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: TaurusWoman

Sebenernya cerita kesekian yang memang saya baru buat. Tapi untuk disini, cerita ini jadi cerita pertama yang saya rilis disini...

SO PLEASEEEE TINGGALIN JEJAK KALIAN YAA READERS. PLEASE TINGGALIN LIKE DAN COMMENT KALIAN DI CERITAKU INI...
BIAR DAPET INTI CERITA DAN ENDING CERITA YANG EPIK BANGET AKHIRNYAA...


ThankYou...

..........

Emril yang sempat berkuliah di London kembali pulang ke Jakarta dan melanjutkan kuliah di Kampus yang sama dengan kedua saudara laki-lakinya.

Di kampus barunya, selain ada kedua saudara laki-lakinya Emril juga bertemu kembali dengan sahabat semasa kecilnya, beberapa teman lamanya, teman nongkrongnya, teman olahraganya dan mantannya.

Tapi ternyata bukan hanya mereka yang membuat Emril betah kuliah di Jakarta dibanding di London. Ada satu orang diantara mereka yang selalu menarik perhatian Emril, bahkan Emril sering menolak apa yang dirasakannya, tapi Emril tidak bisa menghindar untuk selalu memikirkannya, mencarinya dan berbincang dengannya.

Dia Tami

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TaurusWoman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernyataan

Emril Pov

Sepulang dari kampus gue melajukan motor gue ke cafe tempat gue sama temen-temen kumpul. Sepanjang jalan gue terus keinget sama omongan Maliya.

"Ariq tiba-tiba minta gue jadi pacarnya, entah saat itu dia dari mana. Tiba-tiba dia telepon gue dan nanya kalo dia minta gue jadi pacarnya, gue mau apa enggak. Ya gue speachles, gue cuma bisa jawab mau. Tapi gue ngerasa sikap Ariq ke gue masih berjarak. Bahkan gue rasa dia enggak sebucin waktu sama Tami. Kayanya waktu sama Tami, dia mencintai Tami secara ugal-ugalan deh. Tapi kali ini gue yang malah cinta sama dia ugal-ugalan sedangkan dia hanya menerima. Entah dia trauma dari apa yang dia lakuin ke Tami atau...."

Maliya menggantung kalimat itu dan tidak meneruskan lagi sampai kita terpisah. Gue balik dan dia juga balik. Tapi gue paham terusan kalimat itu. Belom selesai pikiran gue dipenuhi sama pernyataan Yesa tadi siang. Eh ketemu Maliya, gue dikasih PR lagi soal Ariq. Jadi sewaktu Tami menolak untuk balikan lagi sama Ariq. Ariq langsung hubungin Maliya, jadi apa sebenarnya yang Ariq rasakan ke Maliya atau juga Tami.

Tanpa gue sadar, gue sudah memasuki area parkiran cafe. Guepun langsung memarkir motor, dan setelahnya gue masuk ke cafe untuk segera menemui seseorang. Saat masuk ke cafe, gue udah bisa liat sosoknya sedang duduk sendirian dengan satu gelas minuman di depannya. Gue jalan menghampirinya, jantung gue cukup berdegup kencang saat berjalan kearahnya.

"Hai..." sapa gue dan langsung duduk di hadapannya.

"Mmm..." jawabnya acuh.

"Enggak pesen makanan?"

"Enggak, lo mau pesen makan?" tanya nya berusaha menatap gue.

"Enggak, gue baru makan tadi di kampus..." jawab gue menatap balik dia.

"Sama siapa? Chandra Faril?"

"Bukan, Maliya....."

"Oh, kenapa dia enggak diajak kesini?"

"Enggak lah, kan tadi lo wa gue mau ada yang lo omongin sama gue. Masa kita mau ngobrol, gue ajak Maliya kesini..."

"Hmmm..." responnya singkat.

"Yuk kita selesein obrolan kita tadi siang..." ucap gue to the point.

"Jadi sekarang lo jatuh cinta sama gue?" tanya gue menatap Yesa yang melihat ke arah lain. Mendengar pertanyaan gue, Yesa hanya menatap gue sekilas.

"Katanya mau ada yang lo omongin. Hayu kita obrolin. Gue enggak mau lo terus ngediemin gue cuma karena lo enggak bisa ungkapin perasaan lo yang sebenarnya, dan gue jadi serba salah enggak tau harus gimana ngadepin lo. Lebih baik kita obrolin sampai kita sama-sama nemuin solusi untuk kita berdua..."

"Solusi?" tanya Yesa menoleh ke arah gue.

"Ya...entah solusi apa yang kita dapet nanti, sekarang kita obrolin..."

"Apa pikiran lo soal perasaan gue?"

"Enggak tau, gue masih enggak ngira aja lo bakal bilang gitu ke gue..."

"Kalo soal yang gue rasain?"

"Ya gue juga engak ngira sih walaupun terkadang gue ngerasa ke arah sana. Tapi gue selalu menampiknya karena gue selalu berpikir itu enggak mungkin..."

"Dan sekarang setelah mungkin, apa gue jadi mengkhianati kepercayaan lo?"

"Enggak, karena gue enggak pernah bilang kalau kita enggak boleh saling jatuh cinta. Tapi berhubung apa yang gue rasain ke lo selama ini emang cuma bisa dibatas sayang sebagai saudara. Ya gue jadi bingung ternyata lo jatuh cinta ke gue. Sejak kapan?"

"Emang lo harus tau?"

"Gue rasa iya..."

"Buat apa?"

"Supaya gue lebih bisa memperkirakan apa yang harus kita jalanin kedepannya...."

"Kenapa begitu?"

"Karena gue enggak mau nyakitin lo Yes..."

"Jadi?"

"Ya gue harus tau sejak kapan lo jatuh cinta sama gue?"

"Sejak lo putus sama Shara dan lo ada di London..."

Mendengar jawaban Yesa, gue hanya terdiam menatap Yesa. Sedangkan Yesa mengalihkan tatapannya dan melihat ke arah lain.

"Maaf yaa, gue enggak peka sama yang lo rasain ke gue. Bahkan mungkin gue pernah punya insting tapi gue tampik. Maaf ya..." ucap gue menunduk.

"Bukan maaf Emr, apa bisa gue denger selain maaf?" ucap Yesa menatap gue. Mendengar itu gue mendongakkan kepala dan menatap Yesa.

"Apa yang harus gue ucapin Yes. Gue aja enggak tau apa yang harus gue pikirin..."

"Apa perasaan lo sekarang..."

"Bingung Yes. Karena ini terlalu bikin gue kaget, semua terlalu tiba-tiba disaat gue masih ngeliat lo sebagai sahabat gue..."

"Ya gue tau itu, dan itu enggak apa-apa Emr, tapi yang mau gue pastiin apakah perasaan lo sekarang jadi benci sama gue Emr?"

"Yes, ko lo bisa berpikir sejauh itu. Enggak ada alesan gue untuk benci sama lo. Gue ngejauh dari lo aja enggak bisa, tapi apa yang bisa gue lakuin untuk enggak nyakitin lo selain gue harus terima perasaan lo. Lo tau persis gue enggak akan bisa terima perasaan lo kan..."

"Ya gue tau, karena lo jatuh cinta sama...."

"Bukan karena itu, tapi emang gue enggak ngerasain yang sama kaya lo Yes, gue emang sayang sama lo, sayang banget malahan. Tapi hanya disitu, dan lo tau rasa sayang gue itu kaya apa..."

"Terus?"

"Kita harus gimana Yes? Gue harus gimana ke lo untuk enggak nyakitin lo?"

"Lo selama ini enggak pernah nyakitin gue Emr, sekalipun kemaren lo bilang lo suka sama Tami atau sampe lo bilang lo jatuh cinta sama Tamipun, lo enggak nyakitin gue..."

"Jadi gue enggak apa-apa kalau ternyata emang gue jatuh cinta..."

"Jadi lo emang jatuh cinta sama Tami?"

"Hffh...gue enggak tau. Gue cuma tau gue suka sama dia...."

"Trus?"

"Enggak terus...enough disitu...."

"Jadi lo belom bisa memutuskan apa yang sebenernya lo sama Tami jalanin? Tami sendiri?"

"Entahlah, Tami enggak pernah bilang apapun. Gue juga sih. Tapi...." Gue menggantungkan kalimat gue dan gue hanya menunduk atau melihat ke arah lain.

"Tapi apaan?"

"Gue udah ciuman sama dia Yes dua kali..." Tidak ada respon dari Yesa, dia hanya menatap gue tanpa mengalihkan tatapannya.

"Trus kenapa emangnya kalo lo udah ciuman sama dia? Itu tandanya lo punya perasaan lebih dari suka Emr..."

"Mungkin, tapi gue belom berani mengklaim gue jatuh cinta sama dia. Gue juga sebenernya enggak berani memutuskan kaya gimana sama Tami. Karena gue takut ditengah jalan gue malah enggak bertahan sama apa yang gue rasain dan gue jadi nyakitin dia atau gue tidak sesuai ekspetasi dia..."

"Jadi lo sendiri masih meragukan apa yang lo rasain ke dia? Lo juga meragukan apa yang lo rasain ini nyata atau hanya seaat?" tanya Yesa.

"Mmmm..." jawab gw mengangguk.

"Kalau waktu ke Shara gimana?"

"Kalau ke Shara ya gue cuma jalanin aja apa yang gue rasain dan lo tau itu masa-masa remaja gue. Sedangkan saat ini, gue lebih berpikir aja. Dan gue hati-hati dalam ambil keputusan, karena guepun ada ketidak relaan kalau seandainya nanti malah gue yang nyakitin Tami..."

"Lo jatuh cinta sama Tami Emr. Dan lo harus mau terima itu..." ucap Yesa menatap gue tanpa berpaling.

"Apa reaksi Tami ketika lo cium dia?"

"Dia bales ciuman gue..."

"Menurut lo apa dia punya perasaan yang sama kaya lo?" mendengar itu gue tanpa ragu menggeleng.

"Enggak atau enggak tau?"

"Enggak..."

"Kenapa lo bisa berpikir begitu?"

"Gue tau Tami enggak akan semudah itu jatuh cinta lagi sama seseorang..."

"Tapi kenapa dia malah terima ciuman lo? Lo itu orangnya perasa Emr, mungkin sebagian orang ciuman kaya gitu enggak akan terlalu jadi permasalahan. Tapi lo melakukan itu karena ada hasrat lo yang menggebu yang mendorong lo untuk melakukan hal itu dan lo melakukan ciuman itu hasratnya dari hati lo, bukan nafsu lo..." Gue yang mendengar pernyataan Yesa hanya diam.

"Terus dia?"

"Entahlah gue enggak kenal Tami, jadi gue enggak tau apa yang sebenarnya dia rasain ketika membalas ciuman lo..."

"Coba kita ciuman Yes..."

"Emr ko lo masih bisa sih nyandain gue begini? Disaat lo tau gue itu jatuh cinta sama lo..."

"Oke sorry....ya kali aja gue jadi tau apa yang dirasain Tami..."

"Emril !!! lama-lama muka lo gue siram pake es cokelat gue ya..."

"Sorrryyyyy Yes...mmmm btw soal kita gimana ya yes?"

"Kayanya gue lebih baik ilfeel deh sama lo Emr..."

"Oke...gue usahakan lo enggak jatuh cinta lagi sama gue, biar kita tetep bisa saling sayang kaya gini selamanya. Gimana?"

"Aargh tau ah...gue heran kenapa gue bisa jatuh cinta sama orang yang jengkelin banget kaya lo Emr..."

"Nah pertimbangkan lah perasaan lo itu. Karena gimanapun, lebih baik lo jatuh cinta sama orang yang tepat dan yang bisa memperlakukan lo dengan lebih baik dibanding gue..." ucap gue yang malah mendapat tatapan intens dari Yesa. Sesaat perasan gue gelisah tentang hubungan gue dan Yesa. Gue yakin gue enggak bisa leluasa menunjukkan segala nya lagi ke Yesa karena gue akan menjaga apa yang dia rasakan ke gue. Gue enggak mau Yesa tersakiti sama gue yang pura-pura mengacuhkan perasaannya.

1
Durahman Kedu
bagus ceritanya
TaurusWoman
alur cerit yang relate dengan berbagai pengalaman orang-orang. menyukai seseorang tapi terkadang menolak apa yang dirasakan karena ada hal yg harus dijaga.
Foquita Retrasada
Setiap membaca ceritanya, aku terbawa suasana, semoga thor bisa terus bikin cerita seru!
Decapitator
Endingnya nggak disangka-sangka
Muriel
Cerita yang bikin saya gak bisa lepas sampai selesai, sampai dapet ending yang bikin saya senyum-senyum sendiri. 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!